“ Nikmatnya Minum Segelas KOPI Sambil Di Hibur Musik Jalanan
Di WARUNG ANGGON KOPI “
Hari Ke - 385
Di dalam kehidupan sosial masyarakat, musik dan pemusik
jalanan adalah dua hal yang sangat menarik. Musik dapat membuat orang untuk
merasa senang dan bahagia, tetapi orang juga bisa menjadi pemusik atau penyayi.
Realitasnya di lapangan ternyata ada interaksi antara pemusik dan lagu-lagu
yang dinyanyikan. Pada pengamen jalanan, musik dinyanyikan sekaligus mempunyai
dua fungsi, yang pertama sebagai media hiburan untuk menghibur para pendengar
dan yang kedua adalah sebagai sarana untuk melakukan seruan moral dan kritik
sosial. Hal lainnya dalam konteks ekonomi para pemusik jalanan itu juga
memperoleh uang sebagai penopang ekonominya. Jadi sekaligus sebagai strategi
ekonomi untuk memperoleh pendapatan. PENGAMEN (bahasa Inggris: street singers
atau buskers), adalah sekelompok orang maupun individu yang melakukan
pertunjukan di tempat umum (baik bernyanyi, menari, maupun bermain alat musik)
untuk mendapatkan uang. Umumnya, pengamen dilakoni oleh remaja yang putus
sekolah. Tapi kini ada banyak orang tua maupun anak-anak yang menjadi pengamen
karena faktor ekonomi.Pengamen jalanan sering beroperasi di setiap lampu merah,
terminal, di dalam bus, di depan pertokoan, pasar, tempat wisata, dan
lain-lain. Penampilan mereka pun bermacam-macam. Mulai dari tampilan biasa,
badut, anak punk, hingga memakai pakaian seksi. Kehadiran mereka sering
dikonotasikan negatif karena mengganggu ketertiban. Selain itu, stigma ini juga
muncul karena sering ditemui pengamen jalanan yang tidak tahu sopan santun dan
brutal (beberapa di antara mereka memaksa para pendengar untuk memberikan
sejumlah uang).Dalam sejarahnya, pengamen telah ada sejak abad pertengahan,
terutama di Eropa. Bahkan di kota lama London, terdapat jalan bersejarah bagi
pengamen yang berada di Islington. Pada saat itu, musik di Eropa berkembang
sejalan dengan penyebaran musik keagamaan, yang kemudian dalam perkembangannya
pengamen menjadi salah-satu landasan kebudayaan yang berpengaruh dalam
kehidupan umat manusia.
Menikmati Sore hari yang di sambut dengan hujan , Penulis
yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang
terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir
, Pada hari Selasa 2/2/2021 Sore hari
Pukul 16.00 Mengatasi kejenuhan karena sehari kerja Penulis yang juga Kepala
SMP PGRI 6 Surabaya Alumni Jurusan PLS UNESA Kelahiran APRIL 1984 Duduk santai
sambil menikmati KOPI Kesukaan Penulis yaitu WHITE COFFE Di WARUNG ANGGON Kopi
, sambil menikmati Kopi Penulis di hibur oleh Musik Jalanan , Sambil menikmati Kopi
Mendengarkan alunan music yang sangat indah , Bagi Penulis music jalanan itu
adalah sangat kreatif karena mereka mencari uang untuk biaya hidup mereka
apalagi di masa pandemic seperti saat ini.
Dalam
Kesempatan ini Penulis berharap semoga Musik Jalanan Lebih di perhatikan oleh
Pemerintah Sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman dengan adanya Musik
Jalanan , Di samping itu music Jalanan dalam kesempatan tersebut Bapak Kepala
SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd semoga Bapak Ibu Guru dan
Keluarga Serta Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya dapat menjaga Kesehatan dan Bisa Menjalankan 5M Tersebut Agar Kita
Keluarga Kita Di Berikan Kesehatan Serta Di jauhkan Dari COVID – 19 yang
melanda negeri ini. Fokuslah pada Akhiratmu Insyah Allah Urusan dunia akan
mengikutimu, Kata BANU ATMOKO ,S.Pd
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar