Sabtu, 17 Desember 2022

“ KEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA DAN AJAK UNTUK MENCINTAI TARI REMO DI BUMI SMP PGRI 6 SURABAYA“

 






























“ KEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA

DAN AJAK UNTUK MENCINTAI TARI REMO

DI BUMI SMP PGRI 6 SURABAYA“

HARI KE – 343

 

Kreativitas siswa dapat diperoleh dalam proses pembelajaran melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar serta beralas dari potensi bawaan individu dan pengaruh lingkungan kepadanya.Rahayu (2013: 30) mengatakan bahwa kreativitas siswa merupakan potensi yang mutlak dimiliki oleh setiap peserta didik untuk mencapai prestasi yang optimal dalam menempuh studi. Kreativitas belajar siswa adalah kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Selanjutnya Tirtiana (2013: 16) mengatakan “kreativitas adalah kemampuan mengimajinasikan, menafsirkan dan mengemukakan gagasan serta usaha yang memiliki daya cipta untuk kombinasi baru dari unsur sebelumnya yang sudah ada sehingga diperoleh peningkatan kualitas siswa dalam pengembangan dirinya”. Hal ini sesuai dengan pendapat Munandar (Tirtiana, 2013: 16), siswa yang kreatif adalah siswa yang mempunyai rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko dan tidak mudah putus asa.Selanjutnya Rahayu (2013: 30) mengatakan bahwa kreativitas siswa diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.Secara umum, pandangan mengenai kreativitas mengandung berbagai makna. Semiawan (Hartanto, 2011: 12) mengemukakan “kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru (produk) atau membuat kombinasi baru berdasarkan fakta, data, informasi atau unsur-unsur yang ada”. Selanjutnya Cambell dan Glover (Setyabudi, 2011: 2) mengemukakan kreativitas merupakan kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya: baru (novelty), yang berarti invasi, belum pernah ada sebelumnya dan aneh; berguna (useful), yang berarti lebih praktis, mempermudah, mengatasi kesulitan dan menghasilkan yang lebih baik; dimengerti (under-standable), yang berarti hasil yang sama dapat dimengerti atau dipahami dan dapat dibuat pada waktu yang berbeda. Secara lebih rinci dengan mengutip konsep tentang kreativitas siswa oleh Raudsepp dalam Engineering Education Development Project (Teaching Improvement Workshop) yang dimodifikasi Binadja (Rahayu, 2013: 30) indikator kreativitas siswa meliputi: (1) Mempunyai inisiatif, (2) Mempunyai minat luas, (3) Mandiri dalam berpikir, (4) Berani tampil beda, (5) Penuh energi dan percaya diri, (6) Bersedia mengambil risiko, (7) Berani dalam pendirian dan keyakinan dan (8) Selalu ingin tahu. Peneliti psikologis melihat kreativitas dari tiga dimensi atau dikenal dengan istilah “tiga P” yaitu Person, Process dan Product. Namun Rhodes (Mayasari, Kadarohman dan Dadi, 2013: 222) menambahkan “P” yang keempat yaitu Press (Pressure yang diberikan oleh lingkungan), sehingga kreativitas dapat dipandang melalui empat dimensi atau dikenal dengan istilah “empat P”.(Mayasari, Kadarohman dan Dadi, 2013: 222) mengemukakan kreativitas dimensi Person fokus pada karakteristik individu sebagai creator yang melibatkan kepribadian, motivasi, gaya berpikir, kecerdasan emosi atau pengetahuan. Selanjutnya Amabile (Mayasari, Kadarohman dan Dadi, 2013: 222) memberikan teori lain tentang Creative Person menyebutkan bahwa dibutuhkan tiga variabel agar kreativitas dapat terbentuk: domain-relevant skills, creativity-relevant skills and task motivation. Domain-relevant skills meliputi pengetahuan, keterampilan teknis dan bakat khusus. Creativity-relevant skills merupakan faktor personal yang berhubungan dengan dengan kreativitas secara umum, seperti toleransi terhadap ambiguitas, disiplin diri dan keberanian untuk mengambil resiko. Sedangkan komponen ketiga yaitu task motivation meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Dalam rangka mengembangkan Bakat dan Kreativitas Siswa / Siswi di SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak Di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada Hari Sabtu 17/12/2022 Mengapresiasi Kreativitas  Yang dimiliki oleh Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya  tersebut  yaitu LATIHAN TARI REMO , Dimana TARI REMO Adalah Tarian Dari  Surabaya Tersebut

Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Tidak Hanya berlatih pagi Tapi juga Sore hari Untuk mengembangkan Bakat dan Kreativitas Mereka Di bidang Seni TARI REMO Tersebut. Menurut  Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Tujuan dari kegiatan ini adalah Mengenalkan Budaya Surabaya yaitu TARI REMO Di samping Itu Menurut Penulis beliau mengajak siswa / Siswi untuk mengembangkan Bakat Minat Dan Kreativitas nya Di Bidang SENI TARI Khususnya SENI TARI REMO

Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

 

 

 

Jumat, 16 Desember 2022

Ajak Siswa / Siswi SMP PGRI 6 TIDAK TINGGALKAN SHALAT Shalat itu Tiang Agama Kelak Menjadi Generasi Emas UNGGUL Berkarakter

                                         


















 Ajak Siswa / Siswi SMP PGRI 6

TIDAK TINGGALKAN SHALAT  Shalat itu Tiang Agama

Kelak Menjadi Generasi Emas UNGGUL  Berkarakter

HARI KE – 342

 

Tiang Agama – Salah satu ajaran yang sangat penting dalam Islam adalah shalat. Karena pentingnya itu, Rasulullah Saw bersabda: اَلصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنُ وَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ اَقَامَ الدِّيْنَ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ تَرَكَ الدِّيْنَ “Shalat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkan shalat, maka berarti telah menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia telah merobohkan agamanya”. Shalat diibaratkan tiang dalam sebuah bangunan yang besar. Tidak akan terbentuk sebuah bangunan yang kokoh kalau tiang-tiangnya keropos, apalagi sama sekali tidak ada tiangnya. Apa artinya mengaku sebagai umat beragama Islam kalau tidak mau menegakkan agamanya sendiri dengan bershalat? Perlu dipahami, bila shalat dibicarakan, yang dimaksud adakah shalat fardlu lima waktu dan dilaksanakan dengan berjamaah di masjid. Al Hadist: عن اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمْ يَقُولُ مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ  فِيْ قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيْهِمُ الصَّلَاةُ اِلَّا قَدِا سْتَحْوَ عَلَيْهِمُ  الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَاءِنَّمَا يَاأْكُلُ الذِّءْبُ الْقَاصِيَةَ “Dari Abidzar Ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap ada tiga orang di suatu kampung yang tidak mau adzan dan tidak mau mengadakan shalat (jamaah), tentulah ketiganya dikuasai oleh syetan. Oleh karenanya hendaklah kamu berjamaah sebab serigala hanya memakan kambing yang terpencil (sendirian)”. (Hadis ini Riwayat Ahmad ibn Hanbal, Nasa’iy dan Abu Dawud dari Abu Darda). Selain Tiang Agama, Shalat juga Merupakan Tolak Ukur Semua Amal عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” Baca Juga  Shalat Khusyuk Menurut Ali bin Abi Thalib “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu”. (HR. Abu Daud no. 864, Ahmad 2: 425, Hakim 1: 262, Baihaqi, 2: 386. Al-Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, penilaian sahih ini disepakati oleh Adz Dzahabi)

SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Dalam Menumbuhkan Karakter Siswa Banyak Sekali kegiatan yang dilakukan termasuk Pada Hari Jum’at 16/12/2022 Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar Di Mulai Seluruh Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Selesai Olah Raga Mereka Langsung Menuju Ke LAPANGAN  Dengan membawa Alat SHOLAT Yang Sudah Mereka bawak dari Rumah Untuk Melaksanakan SHALAT DHUHA Dan SHOLAT HAJAT  Terus Di sambung dengan Pembacaan Istighosah Dan Yasin  Serta SHOLAWAT Yang dipimpin Oleh Bapak ACHMAD SYAIFUDDIN ,S.H.I Selaku Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti Tersebut

Selepas Pembacaan Yasin Istighosah Dan Sholawat Tersebut Bapak ACHMAD SYAIFUDDIN ,S.H.I Memberikan TAUSIYAH Kepada Siswa / Siswi baik SMP PGRI 6 Surabaya Maupun SDS AL-IKHLAS Surabaya  untuk Tidak Meninggalkan SHALAT , Karena Shalat itu Tiang Agama, Hukuman Berat Bagi yang Meninggalkannya , Se Sibuk Apapun JANGAN TINGGALKAN SHOLAT Baik SHALAT Wajib Maupun SUNNAH , Agar Kelak Kalian  Menjadi Generasi Emas UNGGUL DAN BERKARAKTER.

 

Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

 

 






Kamis, 15 Desember 2022

NDERES Itu NIKMAT Di SMP PGRI 6 Surabaya Mencetak GENERASI EMAS UNGGUL BERKARAKTER Dan Generasi Qur’ani

 






















































NDERES Itu NIKMAT  Di SMP PGRI 6 Surabaya

Mencetak GENERASI EMAS UNGGUL

BERKARAKTER Dan Generasi Qur’ani

HARI KE – 341

Kalau ada satu kata yang paling sakral di keluarga kami, mungkin “nderes” adalah jawabannya. Tidak pernah ada yang menghitung berapa frekuensi kata tersebut muncul dalam satu hari. tapi, saya jamin nasehat itu yang paling sering diucapkan oleh ibuku baik kepadaku, maupun kakak-kakakku. Nderes disini mempunyai arti mengaji Al-Qur’an, yang mana kata nderes lebih familiar di keluargaku yang memang tinggal di sekitar pesantren. Generasi yang lahir tahun 1970, akan mempunyai pengalaman belajar al-Qur’an berbeda dengan generasi zaman sekarang. Hampir seluruh santri yang mengaji waktu itu dengan system sorogan (Methode Turutan), Belajar mengaji al-Qur’an dengan methode atau memakai kitab Turutan yang dikenal dengan methode al-Baghdadi. Metode ini merupakan metode yang paling tua dan berasal di ibukota Iraq, Baghdad. Metode ini dicetuskan oleh Abu Mansur Abdul Qafir Baghdadi.Barangkali metode ini adalah yang pertama dikenal oleh masyarakat muslim Indonesia. Metode ini sejak dulu diterapkan oleh para guru atau guru mengaji secara tradisional di Musholla, Masjid, dan rumah-rumah mereka dan hingga sekarang ini masih ada beberapa Guru Ngaji yang memakai metode ini. Methode pembelajaran al-Qur’an dibuat seperti system antri, dalam rangka menguji kesabaran santri. Setiap santri harus membawa kitab turutan, dan harus mendapatkan pelajaran dari seorang guru, mereka duduk rapai dengan system antrian ke kanan dan kiri seorang guru mengaji, dan dalam rangka memudahkan belajar membaca al-Qur’an mereka memakai alas “Dampar” (meja panjang yang khusus terbuat dari kayu untuk memudahkan talaqqi ( mendengar, melihat dan mengucapkan apa yang ditujukkan oleh sang Guru Ngaji dengan media “duding” (sejenis ijuk/irisan bambu kecil untuk memudahkan pengenalan huruf hija’iyyah dan harakat ( fathah, dhammah,kasrah,sukun dan tasydid) yang ada pada kitab turutan. Nderes al-Qur’an adalah satu kebiasaan seorang santri ngaji al-Qur’an dengan mengulang-ngulang bacaan yang sudah ditashih oleh seorang Guru Ngaji sebelum mendapatkan tambahan materi dan atau sesudah mendapatkan materi. Istilah nderes lebih banyak disambung dengan kata al-Qur’an, nderes al-Qur’an, dan jarang sekali dipakai untuk kata yang lain, umpamanya nderes kitab fiqh atau tasawuf.Begitu juga dengan istilah Darus atau Tadarus al-Qur’an, juga berasal dari bahasa arab darasa-yadrusu dengan ditambah huruf ta’ yang berarti saling (lil musyarakah) tadaarosa-yatadaarosu-tadarusan, bermakna saling belajar atau mempelajari (Al-Qur’an) secara lebih mendalam.Oleh sebab itu, kegiatan tadarus al-Qur’an selalu dilakukan oleh beberapa orang dalam satu tempat. Mereka membaca al-Qur’an secara bergantian, saling menyima’ dan mengingatkan jika ada bacaan al-Qur’an yang dianggap salah dari sisi bacaan Tajwidnya.

Dalam menyiapkan Generasi Emas Unggul Berkarakter dan Generasi Qur’ani di SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 -9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir  berbagai macam cara yang dilakukan di SMP PGRI 6  Surabaya termasuk Pada Hari Rabu 15/12/2022 Sebelum Kegiatan Pembelajaran  Diadakan Kegiatan NGAJI  NDERES Dimana Seluruh Siswa / Siswi Dari Rumah  Membawa AL QUR’AN

Dimana Seluruh Siswa / Siswi  NGAJI Serta Membawa AL QUR’AN Di LAPANGAN Selama Hampir 30 Menit Tidak Hanya NGAJI Saya Mereka Juga Membaca ASMAUL HUSNAH Serta SHOLAWAT. Menurut Penulis Yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya menyampaikan Bahwa NDERES Itu NIKMAT  Serta Semoga dengan NDERES Mereka Menjadi  Generasi Emas Unggul Berkarakter dan Generasi Qur’ani di SMP PGRI 6 Surabaya

Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat