Sabtu, 30 Mei 2020

“ Kotaku Tercinta SALAM SATOE NYALI WANI Lawan COVID-19 “










“ Kotaku  Tercinta SALAM SATOE NYALI WANI Lawan  COVID-19 “
Hari Ke - 137
                           
Kata Surabaya (bahasa Jawa KunoŚūrabhaya) sering diartikan secara filosofis sebagai lambang perjuangan antara darat dan air. Selain itu, dari kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan sura / suro (ikan hiu) dan baya / boyo (buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa terbentuknya nama "Surabaya" muncul setelah terjadinya pertempuran tersebut. Bukti sejarah menunjukkan bahwa Surabaya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan I, berangka 1358 M. Dalam prasasti tersebut terungkap bahwa Surabaya (Churabhaya) masih berupa desa di tepi sungai Brantas dan juga sebagai salah satu tempat penyeberangan penting sepanjang daerah aliran sungai Brantas. Surabaya juga tercantum dalam pujasastra Kakawin Nagarakretagama yang ditulis oleh Empu Prapañca yang bercerita tentang perjalanan pesiar Raja Hayam Wuruk pada tahun 1365 M dalam pupuh XVII (bait ke-5, baris terakhir). Walaupun bukti tertulis tertua mencantumkan nama Surabaya berangka tahun 1358 M (Prasasti Trowulan) dan 1365 M (Nagarakretagama), para ahli menduga bahwa wilayah Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tersebut. Menurut pendapat budayawan Surabaya berkebangsaan Jerman Von Faber, wilayah Surabaya didirikan tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat permukiman baru bagi para prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan pada tahun 1270 M. Pendapat yang lainnya mengatakan bahwa Surabaya dahulu merupakan sebuah daerah yang bernama Ujung Galuh. Versi lain menyebutkan, Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup-mati antara Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon, setelah mengalahkan pasukan Kekaisaran Mongol utusan Kubilai Khan atau yang dikenal dengan pasukan Tartar, Raden Wijaya mendirikan sebuah keraton di daerah Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu buaya, Jayengrono semakin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Kerajaan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono, maka diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu sura. Adu kesaktian dilakukan di pinggir Kali Mas, di wilayah Peneleh. Perkelahian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal setelah kehilangan tenaga.Nama Śūrabhaya sendiri dikukuhkan sebagai nama resmi pada abad ke-14 oleh penguasa Ujung Galuh, Arya Lêmbu SoraWilayah Surabaya dahulu merupakan gerbang utama untuk memasuki ibu kota Kerajaan Majapahit dari arah lautan, yakni di muara Kali Mas. Bahkan hari jadi kota Surabaya ditetapkan yaitu pada tanggal 31 Mei 1293. Hari itu sebenarnya merupakan hari kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap serangan pasukan Mongol. Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai SURA (ikan hiu / berani) dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat digambarkan sebagai BAYA (buaya / bahaya), jadi secara harfiah diartikan berani menghadapi bahaya yang datang mengancam. Maka hari kemenangan itu diperingati sebagai hari jadi Surabaya.Pada abad ke-15, Islam mulai menyebar dengan pesat di daerah Surabaya. Salah satu anggota Walisongo, Sunan Ampel, mendirikan masjid dan pesantren di wilayah Ampel. Tahun 1530, Surabaya menjadi bagian dari Kerajaan Demak. Menyusul runtuhnya Demak, Surabaya menjadi sasaran penaklukan Kesultanan Mataram, diserbu Panembahan Senopati tahun 1598, diserang besar-besaran oleh Panembahan Seda ing Krapyak tahun 1610, dan diserang Sultan Agung tahun 1614. Pemblokan aliran Sungai Brantas oleh Sultan Agung akhirnya memaksa Surabaya menyerah. Suatu tulisan VOC tahun 1620 menggambarkan, Surabaya sebagai wilayah yang kaya dan berkuasa. Panjang lingkarannya sekitar 5 mijlen Belanda (sekitar 37 km), dikelilingi kanal dan diperkuat meriam. Tahun tersebut, untuk melawan Mataram, tentaranya sebesar 30.000 prajuri Tahun 1675, Trunojoyo dari Madura merebut Surabaya, namun akhirnya didepak VOC pada tahun 1677.Dalam perjanjian antara Pakubuwono II dan VOC pada tanggal 11 November 1743, Surabaya diserahkan penguasaannya kepada VOC. Gedung pusat pemerintahan Karesidenan Surabaya berada di mulut sebelah barat Jembatan Merah. Jembatan inilah yang membatasi permukiman orang Eropa (Europeesche Wijk) waktu itu, yang ada di sebelah barat jembatan dengan tempat permukiman orang Tionghoa; Melayu; Arab; dan sebagainya (Vremde Oosterlingen), yang ada di sebelah timur jembatan tersebut. Hingga tahun 1900-an, pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitar Jembatan Merah saja. Agar tidak ada kesimpang-siuran dalam masyarakat maka Walikotamadya atau Kepala Daerah Tingkat II Surabaya, yang dijabat oleh Bapak Soeparno, mengeluarkan Surat Keputusan No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Keputusan tersebut berisi bahwa pada tanggal 31 Mei 1293 diperingati sebagai hari jadi kota Surabaya. Bahkan orang Jawa pun percaya bahwa nama Surabaya berasal dari kata “sura ing bhaya” yang memiliki arti “keberanian menghadapi bahaya” hingga sekarang simbol patung itu masih ada di depan Kebun Binatang Surabaya sebagai tempat wisata. Nama Kota Surabaya sudah ada sejak awal masa kerajaan Majapahit. Nama Surabaya tercipta dari gabungan kata Sura dan Baya, nama dua binatang yang bertempur. Kedua ikon tersebut digunakan menggambarkan peristiwa yang terjadi di Ujung Galuh (nama daerah Surabaya pada zaman dulu), yakni pertempuran antara tentara yang dipimpin Raden Wijaya dengan pasukan tentara Tar Tar pada tanggal 31 Mei 1293. Tanggal tersebut kemudian dikenal sebagai hari lahirnya Kota Surabaya.
Hari Minggu 31/5/2020  Adalah Hari  Jadi Kota Surabaya Yang Ke – 727 , Dimana Pada Tahun Ini Hari Jadi Kota Surabaya Bersamaan Dengan PANDEMI COVID – 19 , Jadi tidak ada perayaan kegiatan tersebut , di Usia Yang Ke – 727 Kota Surabaya Adalah Kota Yang Hijau , Kota Yang Bersih dengan Segudang Prestasi yang dimiliki , Dimana  Tata Kota Dan Tata Ruang sangat Bagus dan sangat Rapi , Pelayanan umum juga sangat bagus serasa kita di Luar Negeri, Tapi saat Ini Penulis merasa sangat sedih dan Iba Kota Surabaya Kota Yang sangat Indah , Kota Yang Hebat  Kini mengalami PIL Pahit Yaitu  data Dari https://lawancovid-19.surabaya.go.id/  Sampai  Hari  SABTU  30 MEI 2020 Surabaya Utara  Yang Meninggal Sebanyak  62 Orang Yang Meninggal  , Surabaya Timur  Sebanyak   56 Orang Yang Meninggal  , Surabaya Pusat  Sebanyak 51 Orang yang meninggal , Surabaya Selatan yang Meninggal sebanyak 48  Orang Sedangkan Surabaya Barat Yang Meninggal sebanyak 18  Orang , Dalam kesempatan Yang Baik Ini Penulis mengajak Kepada Masyarakat  SALAM SATOE Nyali WANI Lawan CORONA   Penulis meminta Kepada Masyarakat untuk mematuhi Aturan Protokoler  Tentang Pandemi COVID – 19 Tersebut , Insyah Allah Jika Masyarakat Surabaya dapat  Taat Aturan Dengan Menjaga Pola Hidup Bersih Dan Sehat , Memakai Masker , Selalu cuci Tangan . Arek Soeroboyo Iku  bondo Nekat , Makanya Di HARI Jadi Kota Surabaya Penulis Meminta Kepada Masyarakat Kota Surabaya Agar Sama sama Memerangi COVID – 19 Tersebut, Insyah Allah Jika Masyarakat  Taat VIRUS CORONA Akan Hilang Dari Bumi Ini Khusunya Dari Kota Surabaya , Maka Itu adalah Kado Terindah Di Hari Jadi Kota Surabaya Yang Ke – 727 , Sehingga Perekonomian , Pendidikan  bisa kembali normal  lagi Arek SOEROBOYO Bersatu Padu Melawan Dan Memerangi PANDEMI COVID – 19 Ini
#Tantangan Guru Siana    
# dispendik Surabaya
#Guruhebat



Jumat, 29 Mei 2020

Penguatan Aspek Ped Penguatan Aspek Pedagogi dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19
































Penguatan Aspek Ped Penguatan Aspek Pedagogi dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19
                                                                                                                Hari Ke - 136
Corona virus atau lebih dikenal dengan sebutan covid-19 petama kali muncul pada bulan desember 2019 di Wuhan, China. Setelah sebelumnya Indonesia menjadi salah satu negara yang belum terinfeksi, namun kemudian virus tersebut masuk ke Indonesia pada awal maret 2020. Awal mula virus tersebut tersebar melalui dua orang warga Depok yang sebelumnya melakukan kontak fisik dengan warga asing yang di duga terjangkit covid-19. Hingga saat ini, Kamis  29 Mei  2020 dari keseluruhan total kasus terkonfirmasi positif sejumlah 5.900.267  Meninggal Dunia Sebanyak  361.763 Dan  2.577.176 orang sembuh. Dari total kasus covid-19 tersebut telah membuktikan bahwa penyebaran virus ini berlangsung sagat cepat Bahkan Indonesia Masuk Ke Peringkat Ke – 33 Dunia Kasus virus covid-19 ini memberikan dampak bagi pendidikan hal ini telah diakui oleh UNESCO, penutupan sekolah di 166 negara yang berdampak bagi anak dan remaja sejumlah 1,52 miliar orang dan guru 60,2 juta di seluruh dunia. Hal ini akan mengganggu kegiatan sekolah dan mengancam akan hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Dalam penanganan virus ini pemerintah memberlakukan beberapa upaya untuk memutus rantai penularan covid-19 yaitu social distancing dengan cara belajar dan kerja di rumah atau work from home (WFH). Selain itu pemerintah juga meberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga larangan untuk mudik. Dengan adanya kebijakan ini maka mempengaruhi sistem dalam pendidikan di Indonesia. Pembelajaran di lakukan dengan jarak jauh atau pembelajaran daring, yang akan berdampak bagi unsur -- unsur dalam pendidikan. Seperti kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud, menteri Nadiem Anwar Makarim dalam Surat Edaran Nomer 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona Virus Disease (Covid-19) bahwa pembelajaran jarak jauh ini agar bisa lebih  memaknai proses pendidikan dan ikut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan. Saat ini tercatat ada 28,6 juta siswa dan 2,6 juta guru yang terdampak menghadapi virus corona di Indonesia. Dengan jumlah siswa dan pengajar yang banyak oleh karena itu seluruh siswa dari tingkat Paud/TK, SD, SMP, SMA/SMK, hingga mahasiswa Perguruan Tinggi melakukan pembelajaran daring atau dengan metode e-learning. Hal ini terpaksa dilakukan agar dapat mencegah penyebaran virus lebih luas lagi. Tentu saja baik guru, siswa, dan orang tua murid tidak ada yang siap dengan keterpaksaan PJJ hal ini memberikan banyak dampak di berbagai aspek. Sangat di maklumi bahwa proses pembelajaran ini butuh waktu untuk penyesuainnya dengan metode daring, yang dimana interaksi antara guru dengan murid tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu pendidikan harus tetap dilakukan dengan berbagai macam upaya. Sistem pembelajaran jarak jauh di berbagai tingkat pendidikan menggunakan aplikasi berbasis internet, metode ini menggunakan beberapa platform belajar online seperti yang dianjurkan pemerintah yaitu Zenius, Quipper, Google Classroom, bahkan menggunakan Whatssap Group. Selain itu Kemendikbud sendiri mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis portal dan android Rumah Belajar yang dapat diakses di belajar.kemendikbud.go.id.  Rumah belajar ini dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun guru di tingkat TK/Paud, SD, SMP, SMA/SMK. Berbagai macam upaya juga dilakukan agar pendidikan ini tMelalui  pembelajaran daring ini tentu dapat membawa manfaat, sekiranya siswa dan guru di sekolah diajarkan untuk berpikir kreative dan kritis dalam menghadapi pandemi ini.  Yaitu dengan memanfaatkan platform media sosial yang ada, dapat memberikan pelajaran inovative. Tetapi pembelajaran daring ini juga tidak seluruhnya dapat dilaksanakan dengan efektif, beberapa kekurangan terjadi di dalmnya. Dalam menyikapi hal ini dari berbagai perspektif guru, siswa, maupun orang tua juga memiliki keluhan. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya
Pembelajaran daring seolah mendorong tagihan belajar berupa materi pembelajaran yang dijejalkan pada murid, sehingga melupakan aspek pedagogi yang justru diperlukan murid ketika tidak bertemu sua dengan guru. Oleh karena itu aspek pedagogi perlu dikuatkan dalam pembelajaran daring sehingga aspek humanistik mendasari pembelajaran dan bukan sekedar materialisti , Dari itulah Penulis Yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan Yang Terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Jum’at 29/5/2020 Mengikuti Webinar yang di adakan Oleh LP3M UNESA Pukul 13.00 – 15.00  Melalui Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/7570432284?pwd=MXhTRTJ0QnNTR3gvajJsVlZsalBjUT09 , Sedangkan  bagi yang tidak bisa bergabung Di Zoom Tersebut dapat Menyimak melalui https://www.youtube.com/watch?v=YHf0c8uQqwY  Dalam  Kesempatan tersebut yang menjadi Pemateri Adalah Prof Dr. MV. Roesminingsih , M.Pd , Prof Dr. Siti Masitoh , M.Pd  , Prof Dr. Mustaji M.Pd  . Dalam Kesempatan  tersebut Prof. Dr. MV Roesminingsih , M.Pd menjelaskan materi tentang PENDIDIKAN KELUARGA SEBAGAI PENDIDIKAN PERTAMA DAN UTAMA , Sedangkan Prof Dr. Siti Masitoh , M.Pd   Menjelaskan materi MENELUSUR KONSEP PENDIDIKAN AJARAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM PROSES PEMBELAJARAN , Sedangkan Prof. Dr. Mustaji , M.Pd menjelaskan Materi tentang DISTANCE LEARNING  ‘the new normal’ Pendidikan  , Penulis sangat bangga dengan Materi yang di berikan oleh ketiga Nara Sumber Tersebut ,Apalagi Ketiga Pemateri Tersebut Adalah dosen Penulis . Prof Roesminingsih Adalah Dosen Pembimbing Akademik Dan Dosen Pembimbing Skripsi Penulis yang dengan Sabar dan Telaten membimbing Penulis , Prof Dr Mustaji Juga Dosen  Penulis , Apalagi  Materi tersebut Mengenang Masa Lalu , Di Akhir Acara LP3M UNESA Memberikan Instrumen Untuk Di isi Oleh Peserta Termasuk Oleh Penulis Melalui https://bit.ly/2ZO8ReU , Penulis Berharap setelah New Normal Nanti seluruh Proses Pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan lancar sehingga siswa tidak bosa dalam menerima materi dan mereka nyaman dalam menerima materi tersebut
#Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat



Kamis, 28 Mei 2020

“ Permohonan Blangko Ijazah Untuk Kelulusan “











“ Permohonan Blangko Ijazah Untuk Kelulusan “
                                                        Hari Ke - 135
Pepatah bijak mengatakan ‘gantungkan cita-cita-mu setinggi langit.’ Artinya, tiap orang berhak atau boleh bermimpi menjadi apa saja yang dia mau. Selama ini, profesi dokter, polisi, dan insinyur lebih sering terdengar sebagai cita-cita yang terlontar dari bibir anak-anak. Tantangan inilah yang coba dijawab oleh Kelas Inspirasi di Indonesia.  Persoalannya, bagaimana menumbuhkan mimpi atau cita-cita pada anak-anak? Bagaimana caranya mengenalkan berbagai macam profesi kepada mereka?
Dalam rangka Mempersiapkan  Pengumuman Kelulusan Peserta Didik , SMP PGRI 6 Surabaya , Pada Hari Kamis 28/5/2020 Melakukan Permohonan Blangko Ijazah , dimana Peserta Didik Kelas 9 Yang mengikuti Ujian Pada Tahun Pelajaran 2019/2020 Adalah Sebanyak 16 Siswa , Dimana Berkas Yang Di buat sebanyak 5 buah berwarna Merah Hijau , Biru , Kuning Dan Coklat , Selesai di Jilid  berkas Tersebut akan di kirim untuk mendapatkan Pengesahan dari Pengawas , Dimana Berkas tersebut sudah di Upload dan di periksa melalui DARING  Secara silang  antar Sub Rayon yang ada Di Surabaya . Penulis  yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya berharap agar Setelah Nominasi  mendapatkan Pengesahan Dari Pengawas tanpa ada Masalah , Sehingga Pada Tanggal 5 JUNI 2020  Pada Saat Pengumuman Kelulusan Lancar  serta Surat Keterangan Lulus Dapat di serahkan Ke Siswa untuk mendaftarkan PPDB SMA /SMK
#Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat