Jumat, 22 Maret 2019

“ Matematika Bukan Momok “





















Matematika Bukan Momok “
USBN adalah Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Sebenarnya, USBN adalah penjelmaan dari US. Bedanya kalau USBN itu berstandar nasional, sedangkan US berstandar satuan pendidikan (sekolah). Matematika (dari bahasa Yunani: μαθημα - mathēma, "pengetahuan, pemikiran, pembelajaran") adalah ilmu yang mempelajari hal-hal seperti besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan merangkai dan menggunakan berbagai pola, dan menggunakannya untuk merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.Terjadi perdebatan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik sudah ada di semesta, jadi ditemukan, atau ciptaan manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Namun, walau matematika pada kenyataannya sangat bermanfaat bagi kehidupan, perkembangan sains dan teknologi, sampai upaya melestarikan alam, matematika hidup di alam gagasan, bukan di realita atau kenyataan. Dengan tepat, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan." Makna dari "Matematika tak merujuk kepada kenyataan" menyampaikan pesan bahwa gagasan matematika itu ideal dan steril atau terhindar dari pengaruh manusia. Uniknya, kebebasannya dari kenyataan dan pengaruh manusia ini nantinya justru memungkinkan penyimpulan pernyataan bahwa semesta ini merupakan sebuah struktur matematika, menurut Max Tegmark. Jika kita percaya bahwa realita di luar semesta ini haruslah bebas dari pengaruh manusia, maka harus struktur matematika lah semesta itu. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis mewujud dalam kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi matematika yang ketat pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam karya Euklides, Elemen. Matematika selalu berkembang, misalnya di Tiongkok pada tahun 300 SM, di India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri. Mereka berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam pikirannya, walaupun belum diketahui penerapannya. Namun, kenyataannya banyak sekali gagasan matematika yang sangat abstrak dan tadinya tak diketahui relevansinya dengan kehidupan, mendadak ditemukan penerapannya. Pengembangan matematika (murni) dapat mendahului atau didahului kebutuhannya dalam kehidupan. Penerapan praktis gagasan matematika yang menjadi latar munculnya matematika murni seringkali ditemukan kemudian
Dalam Menyiapkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional  ( USBN )  SMP PGRI 6 Surabaya , Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan yang terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Jum’at 22/3/2019  Pukul 15.00 Sebanyak 24 Siswa Kelas 9 di damping Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd  Mengikuti kegiatan Rumah Matematika Yang diadakan Di Kantor Kecamatan Kenjeran JL. Kedung Cowek 350 Surabaya, Dalam Kesempatan tersebut sempat terjadi Miss Komunikasi , karena Tentor Di Rumah Matematika tersebut Tidak ada Di Tempat , Akhirnya Tepat Pukul 16.00 Tentor Rumah Matematika Hadir Bersama 24 Siswa SMP PGRI 6 Surabaya , Dalam Kesempatan tersebut yang memberikan Materi Pembelajaran adalah Bapak Drs Sudirman Guru Matematika SMP Negeri 15 Surabaya  Sebelum Mengajar Bapak Sudirman Memberikan Motivasi   kepada seluruh siswa Kelas 9 , Kalian sebagai siswa harus semangat , Jangan Minder Walaupun kalian siswa SMP Swasta , Tunjukan Prestasi Kalian . Kata Bapak Sudirman “ . Dalam Kesempatan tersebut Pak Dirman Memberikan Soal – Soal Matematika Sesuai Dengan Kisi – Kisi Baik Kisi – Kisi USBN- BK Maupun UNBK Tahun Pelajaran 2018-2019. Kepala SMP PGRI 6 Surabaya berharap Dengan Kegiatan Rumah Matematika Tersebut seluruh siswa / siswi Kelas 9 SMP PGRI 6 Surabaya mendapatkan Nilai UNBK Maupun USBN- Bk Untuk Mata Pelajaran Matematika Sangat Baik , Karena Dengan Banyak latihan di harapkan bisa mengerjakan soal – soal dengan cermat.  Sebelum Pulang Seluruh Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Foto  Bersama Dengan Pak Dirman sebagai Kenang – Kenangan.

Kamis, 21 Maret 2019

“ Peringatan Hari Air Sedunia 2019 Dengan Menghemat Air Kita Selamatkan Bumi Ini”
























“ Peringatan Hari Air Sedunia  2019 Dengan Menghemat Air Kita Selamatkan Bumi  Ini”
Dalam peradaban masyarakat kita saat ini, kita membutuhkan air setiap hari baik untuk keperluan memasak, mencuci maupun sanitasi, bahkan untuk aktivitas ekonomi (pertanian, industri, dan sebagainya). Di wilayah kita, air bahkan kita gunakan sebagai pembangkit listrik. Dan tentu yang teramat penting, air kita gunakan untuk minum. Bagi masyarakat, yang lebih penting adalah kemudahan dalam mengakses air bersih. Karena dengan kemudahan dalam mengakses air bersih, masyarakat bisa fokus untuk memikirkan dan melakukan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan mereka seperti bekerja, sekolah, dan berbagai kegiatan lain yang bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Bagaimana masyarakat bisa fokus bekerja atau belajar atau melakukan aktivitas penting lainnya jika air di rumah mereka tidak tersedia selama berhari-hari, sehingga mereka tidak mandi berhari-hari. Pakaian mereka tidak dicuci berhari-hari, mereka tidak beristinja menggunakan air bersih, dan tidak bisa mengkonsumsi air sehat? Jika wilayah kita mengalami krisis air bersih seperti itu, mungkin wilayah kita hanya bisa bertahan selama seminggu, setelah itu wilayah kita akan lumpuh. Mungkin sebagian dari kita menganggap krisis air bersih seperti itu tidak mungkin terjadi di wilayah kita. Apalagi jika terjadi pada tataran makro dengan skala yang masif. Namun pernahkah kita mengalami kelangkaan air bersih di rumah kita sendiri akibat misalnya aliran air yang macet dari perusahaan air (PDAM) yang kita langgan? tau mengalami kelangkaan air bersih akibat sumur rumah kita yang mengering? Atau mengalami kelangkaan air bersih akibat sungai yang biasa kita ambil airnya mengalami pencemaran? Atau mengalami kelangkaan air bersih akibat mengecilnya debit mata air pegunungan? Jika kita pernah mengalami kelangkaan air bersih pada skala mikro seperti itu, maka tidak tertutup kemungkinan krisis air bersih pada skala makro di wilayah kita juga bakalan terjadi. Karena sejatinya, krisis apapun selalu dimulai dari hal-hal kecil yang terakumulasi, yang tidak diantisipasi dengan baik. Mungkin juga sebagian dari kita tidak mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih. Tapi pernahkah terpikir oleh kita, bahwa masih banyak masyarakat di wilayah kita yang mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih? Bagaimana wilayah kita bisa maju jika masih banyak masyarakat yang sekadar air bersih saja masih sulit mengaksesnya? Kondisi seperti ini tentu menjadi beban wilayah. Karena penggerak kemajuan suatu wilayah adalah masyarakatnya.
Dalam Memperingati  Hari Air Se Dunia , SMP PGRI 6 Surabaya , Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo , Kecamatan Semampir , Pada Hari Jum’at 22/3/2019  Melaksanakan kegiatan Peringatan Hari AIR SEDUNIA Tahun 2019 , Dalam Kesempatan tersebut Hari JuM’AT ADALAH  Olah Raga Pagi , Selesai Olah Raga Pagi Lari Seluruh Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Kelas 7 – Kelas 9 Dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Kelas 1- Kelas 6 Melaksanakan kegiatan Kerja bakti  dalam hal ini ada Yang Membersihkan menyapu kelas – kelas serta mengepel , Ada Yang Ngosek Kamar Mandi  dan Di Pel , Ada Yang Ngepel Teras , Ada Yang Nyapu dan Ngepel Musholah , Ruang UKS Dan Ruang Komputer yang akan di pakai Hari Senin 25 Maret 2019 , Kegiatan USBN- BK , Serta Ada Yang Membersihkan Selokan Dan Airnya Di Siramkan Ke Tanaman , Kegiatan ini di damping Oleh Guru Pendidikan Jasmani Olah Raga & Kesehatan. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd bahwa Tujuan dari Kegiatan Hari ini adalah Peringatan Hari AIR SEDUNIA , Serta Beliau mengajak kepada seluruh siswa baik SMP PGRI 6 Surabaya SDS “ AL-IKHLAS Surabaya maupun Bapak / Ibu Dewan Untuk Selalu Menghemat Air , Mengingat Air adalah merupakan sumber Kehidupan , Manusia Tanpa Air Serasa Hampa , Serta Dalam Kesempatan tersebut Banu Atmoko , S.Pd mengajak untuk menjaga dan merawat lingkungan baik sekolah maupun di rumah.






Rabu, 20 Maret 2019

“ Kegiatan Jambore Sekolah Model dalam rangka Penguatan Pendidikan Karakter dan ekspresi kebudayaan “



















 “ Kegiatan Jambore Sekolah Model dalam rangka Penguatan Pendidikan Karakter dan ekspresi kebudayaan 
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini  ingin  ditanamkan  dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing. Jambore adalah Pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka dari tingkat yang paling ranting sampai tingkat nasional. Bahkan diduniapun diselenggarakan kegiatan serupa yang biasa disebut Jambore Dunia (World Scout Jamboree). Jambore di dunia berkembang ketika diselenggarakan pada tahun 1920 di Inggris. Mulai dari itu sampai sekarang telah terselenggara 23 kali Jambore Dunia. Sekolah model adalah sekolah yang ditetapkan dan dibina oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk mejadi sekolah acuan bagi sekolah lain disekitarnya dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model dipilih dari sekolah yang belum memenuhi SNP untuk dibina oleh LPMP agar dapat menerapkan penjaminan mutu pendidikan di sekolah sebagai upaya untuk memenuhi SNP. Pembinaan oleh LPMP dilakukan hingga sekolah mampu melaksanakan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model dijadikan sebagai sekolah percontohan bagi sekolah lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model memiliki tanggungjawab untuk mengimbaskan praktik baik penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada lima sekolah di sekitarnya, sekolah yang diimbaskan ini selanjutnya disebut dengan sekolah imbas. Pengusulan calon sekolah model dilakukan oleh pemerintah daerah melalui dinas pendidikan dan kebudayaan. Pemerintah kabupaten/kota dalam awal selaku pengelola pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama mengusulkan calon sekolah, dimana komposisi antara jumlah SD dan SMP diserahkan kepada pemerintah kabupaen/kota.
SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Yang Terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Sebanyak 7 Guru Dan 1 Kepala SMP PGRI 6 Surabaya , Pada Hari  Rabu 20/3/2019 Menghadiri Kegiatan JAMBORE SEKOLAH MODEL 2019 Di LPMP Jawa Timur , Dalam Kesempatan Tersebut SMP PGRI 6 Surabaya hadir di Acara LPMP, Mengingat SMP PGRI 6 Surabaya adalah IMBAS Dari Sekolah SMP Negeri 19 Surabaya. Dalam Kesempatan tersebut Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd sempat mengunjungi Stand dari Sekolah Model SMP Negeri , Setelah Itu  Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Yang Kelahiran Bulan April tersebut Juga menyempatkan  Foto bersama Bapak Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Acara Kegiatan  Jambore Sekolah Model Tersebut Di Buka Oleh Bapak Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Bapak Prof DR. Muhajir Efendi Serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Ibu PUAN MAHARANI , Di damping Ibu GUBERNUR Jawa Timur  Ibu  Dra. HJ Khofifah Indar Parawansa , M.Si Dalam Kesempatan tersebut Bapak Prof DR. Muhajir Efendi Serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Ibu PUAN MAHARANI , Di damping Ibu GUBERNUR Jawa Timur  Ibu  Dra. HJ Khofifah Indar Parawansa , M.Si dihibur TARI BANTENGAN. , Selesai Acara Tersebut Bapak Kepala Sekolah  SMP PGRI 6 Surabaya masuk ke ruangan Berbeda dengan Bapak / Ibu Dewan Guru SMP PGRI 6 Surabaya , Dimana Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya masih mengikuti Kegiatan Seminar Nasional , Selesai Seminar Nasional Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya menerima  Buku , Dalam Kesempatan tersebut Bapak ACHMAD SYAIFUDDIN , S.H.I Berkesempatan mimpin Doa . Selesai Acara Bapak / Ibu Dewan Guru SMP PGRI 6 Surabaya Bersandau Gurau Sambil Menikmati Makan BAKSO .