“ Indahnya Tradisi Sebelum Ramadhan Ke Makam Leluhur “
Tradisi
seperti unggah-unggahan bukanlah tradisi yang baru di masyarakat. Tradisi ini
sudah berkembang sangat lama, terutama pada masa Hindu Jawa. Dan karena masih
ada masyarakat pendukungnya, tradisi itu tetap bertahan hingga saat ini. Unggah-unggahan
yang termasuk salah satu jenis tradisi nyadran atau sadranan sendiri diyakini
merupakan metamorfosis dari ritual sraddha yang sudah digelar berabad yang lalu
di zaman Majapahit. Konon kabarnya saat itu, untuk mengenang mendiang Ratu
Tribuana Tunggadewi, kerajaan membuat sebuah rangkaian bunga berbentuk perahu.
Yang diyakini bisa menjadi pengantar arwah dari mendiang sang ratu, menuju ke
alam keabadian.Dari situlah tradisi ini terus berkembang. Masyarakat mulai
banyak yang mengikutinya hingga kemudian tetap terjaga. Bahkan saat agama Islam
mulai masuk dan berkembang di tanah Jawa, tradisi ini juga tetap dilakukan.
Semua tak lepas dari upaya para wali untuk menarik hati umat, yang salah satu
caranya dengan mengakulturasi beberapa tradisi yang telah berkembang lebih dulu.
Salah satunya adalah nyadran.“Nyadran sendiri sebenarnya hanyalah peralihan
bahasa dari kata sraddha.Sraddha diambil dari bahasa Kawi yang berarti leluhur,
sehingga nyadranbisa diartikan sebagai upaya penghormatan pada leluhur,” bagi
masyarakat Jawa, leluhur itu dipandang sebagai sosok yang menjadi perantara
kita dengan Sang Pencipta. Karena itulah leluhur yang dalam hal ini adalah para
orang tua kita harus senantiasa dihormati. Salah satu bentuknya adalah dengan
berkirim doa ataupun mendatangi makamnya untuk berziarah. Terkait dengan
pelaksanaanya di bulan Ruwah (bulan sebelum Ramadan), bahwa Ruwah diyakini
sebagai bulan yang terkait dengan roh dan arwah. Karena itulah, bulan ini
menjadi bulan yang sangat baik untuk menjalankan serangkaian ritual yang
terkait dengan roh dan arwah leluhur yang telah meninggal.“Biasanya selain
berziarah, masyarakat juga akan bersih-bersih makam. Hal ini juga tak lepas
dari upaya menyambut bulan puasa. Yang mana bersih-bersih itu juga merupakan
simbol dari upaya pembersihan jiwa dan raga sebelum memasuki bulan puasa,”
terangnya. Bulan Ruwah juga diyakini sebagai pintu masuk menuju bulan Ramadan
yang oleh masyarakat Islam dipandang sebagai bulan di mana mereka bisa
membersihkan segala bentuk dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan semasa
hidupnya. Karena itulah serangkaian persiapan akan dilakukan di bulan ini termasuk
nyadran untuk mengenang para leluhur dan melakukan ritual padusan.Dalam ritual
nyadran, seseorang akan dituntun untuk selalu ingat terhadap kematian. Sehingga
hal tersebut bisa mendorongnya untuk selalu melakukan introspeksi diri agar
tidak menambah dosa dan kesalahan dalam hidupnya. Sehingga akan banyak bekal
hidup yang diperoleh guna menyambut datangnya kematian suatu saat nanti.“Tak
bisa dipungkiri bahwa dengan menziarahi leluhur, akan ada harapan agar para
leluhur bisa memberikan berkah tersendiri pada si peziarah. Sebab para leluhur
diyakini menjadi kepanjangan dari tangan Tuhan, sehingga dipandang bisa
mewujudkan segala apa yang diharapkan,” Di masyarakat Jawa sendiri ada banyak
tradisi lain sebagai bagian dari penyambutan datangnya bulan Ramadan. Ada yang
bersifat spiritual yang mengedepankan ritus tertentu sebagai upaya pembersihan
hati dan jiwa, ada pula yang mengedepankan seremoni dengan perayaan
besar-besaran penuh kegembiraan.
Dalam
Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan 1440 H/ 2019 M , Pada Hari Minggu
5/5/2019 Digunakan oleh Penulis Dan
Keluarga Untuk Menyambangi Makam Leluhur Di Daerah Rangkah Surabaya , Dimana
Penulis Bersama Dengan Ayah , Ibu Dan Kakak Mendatangi Makam Rangkah Surabaya ,
Kami Pun Berdoa Dimakam Mbah Kakung , Mbah Putri , Budhe , Pakdhe Dan Seluruh
Kerabat . Dimana Keluarga Penulis Dimakamkan Di Makam Rangkah Surabaya dan Jadi
Satu Area Komplek , Sehingga Lebih Muda Jika Mengunjungi Untuk Doa. Penulis
Berharap bahwa Kegiatan tersebut menyadarkan kita akan Kematian Dan Kita Selalu Ingat Tentang Leluhur Yang
Sudah Meningga , Serta Mendoakan Mereka agar Tenang Di Alam , Serta Semoga
Keluarga Penulis Sehat Selama Pelaksanaan Ibadah Puasa Dan Semoga PPDB
2019/2020 Dapat Siswa Banyak Berkah Dan Barokah Selamanya.