Sabtu, 04 Mei 2019

“ Indahnya Tradisi Sebelum Ramadhan Ke Makam Leluhur “



“ Indahnya Tradisi Sebelum Ramadhan Ke Makam Leluhur “
Tradisi seperti unggah-unggahan bukanlah tradisi yang baru di masyarakat. Tradisi ini sudah berkembang sangat lama, terutama pada masa Hindu Jawa. Dan karena masih ada masyarakat pendukungnya, tradisi itu tetap bertahan hingga saat ini. Unggah-unggahan yang termasuk salah satu jenis tradisi nyadran atau sadranan sendiri diyakini merupakan metamorfosis dari ritual sraddha yang sudah digelar berabad yang lalu di zaman Majapahit. Konon kabarnya saat itu, untuk mengenang mendiang Ratu Tribuana Tunggadewi, kerajaan membuat sebuah rangkaian bunga berbentuk perahu. Yang diyakini bisa menjadi pengantar arwah dari mendiang sang ratu, menuju ke alam keabadian.Dari situlah tradisi ini terus berkembang. Masyarakat mulai banyak yang mengikutinya hingga kemudian tetap terjaga. Bahkan saat agama Islam mulai masuk dan berkembang di tanah Jawa, tradisi ini juga tetap dilakukan. Semua tak lepas dari upaya para wali untuk menarik hati umat, yang salah satu caranya dengan mengakulturasi beberapa tradisi yang telah berkembang lebih dulu. Salah satunya adalah nyadran.“Nyadran sendiri sebenarnya hanyalah peralihan bahasa dari kata sraddha.Sraddha diambil dari bahasa Kawi yang berarti leluhur, sehingga nyadranbisa diartikan sebagai upaya penghormatan pada leluhur,” bagi masyarakat Jawa, leluhur itu dipandang sebagai sosok yang menjadi perantara kita dengan Sang Pencipta. Karena itulah leluhur yang dalam hal ini adalah para orang tua kita harus senantiasa dihormati. Salah satu bentuknya adalah dengan berkirim doa ataupun mendatangi makamnya untuk berziarah. Terkait dengan pelaksanaanya di bulan Ruwah (bulan sebelum Ramadan), bahwa Ruwah diyakini sebagai bulan yang terkait dengan roh dan arwah. Karena itulah, bulan ini menjadi bulan yang sangat baik untuk menjalankan serangkaian ritual yang terkait dengan roh dan arwah leluhur yang telah meninggal.“Biasanya selain berziarah, masyarakat juga akan bersih-bersih makam. Hal ini juga tak lepas dari upaya menyambut bulan puasa. Yang mana bersih-bersih itu juga merupakan simbol dari upaya pembersihan jiwa dan raga sebelum memasuki bulan puasa,” terangnya. Bulan Ruwah juga diyakini sebagai pintu masuk menuju bulan Ramadan yang oleh masyarakat Islam dipandang sebagai bulan di mana mereka bisa membersihkan segala bentuk dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan semasa hidupnya. Karena itulah serangkaian persiapan akan dilakukan di bulan ini termasuk nyadran untuk mengenang para leluhur dan melakukan ritual padusan.Dalam ritual nyadran, seseorang akan dituntun untuk selalu ingat terhadap kematian. Sehingga hal tersebut bisa mendorongnya untuk selalu melakukan introspeksi diri agar tidak menambah dosa dan kesalahan dalam hidupnya. Sehingga akan banyak bekal hidup yang diperoleh guna menyambut datangnya kematian suatu saat nanti.“Tak bisa dipungkiri bahwa dengan menziarahi leluhur, akan ada harapan agar para leluhur bisa memberikan berkah tersendiri pada si peziarah. Sebab para leluhur diyakini menjadi kepanjangan dari tangan Tuhan, sehingga dipandang bisa mewujudkan segala apa yang diharapkan,” Di masyarakat Jawa sendiri ada banyak tradisi lain sebagai bagian dari penyambutan datangnya bulan Ramadan. Ada yang bersifat spiritual yang mengedepankan ritus tertentu sebagai upaya pembersihan hati dan jiwa, ada pula yang mengedepankan seremoni dengan perayaan besar-besaran penuh kegembiraan.
Dalam Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan 1440 H/ 2019 M , Pada Hari Minggu 5/5/2019  Digunakan oleh Penulis Dan Keluarga Untuk Menyambangi Makam Leluhur Di Daerah Rangkah Surabaya , Dimana Penulis Bersama Dengan Ayah , Ibu Dan Kakak Mendatangi Makam Rangkah Surabaya , Kami Pun Berdoa Dimakam Mbah Kakung , Mbah Putri , Budhe , Pakdhe Dan Seluruh Kerabat . Dimana Keluarga Penulis Dimakamkan Di Makam Rangkah Surabaya dan Jadi Satu Area Komplek , Sehingga Lebih Muda Jika Mengunjungi Untuk Doa. Penulis Berharap bahwa Kegiatan tersebut menyadarkan kita akan Kematian  Dan Kita Selalu Ingat Tentang Leluhur Yang Sudah Meningga , Serta Mendoakan Mereka agar Tenang Di Alam , Serta Semoga Keluarga Penulis Sehat Selama Pelaksanaan Ibadah Puasa Dan Semoga PPDB 2019/2020 Dapat Siswa Banyak Berkah Dan Barokah Selamanya.

“ Indahnya Kebersamaan Di Ramadhan CERIA MARHABAN YA RAMADHAN “




















“ Indahnya Kebersamaan Di Ramadhan CERIA  MARHABAN YA RAMADHAN “
Marhaban Ya Ramadhan. Begitu bunyi sekian banyak spanduk di jalan raya menyambut bulan Ramadan. Ia dipahami oleh banyak orang kebanyakan dalam arti “Selamat datang”. Itu tidak salah, tetapi amat sederhana. Kata marhaban terambil dari kata raheb yang berarti luas/lebar. Ia diucapkan kepada tamu untuk menggambarkan bahwa ia disambut dengan hati lapang penuh kegembiraan. Dari akar kata raheb lahir juga kata yang berarti tempat perhentian musafir untuk memperbaiki kendaraan dan mengambil bekal perjalanan. Pada hakikatnya, kedua makna di atas inilah yang dimaksud oleh ungkapan di atas. Yakni pengucapnya menilai bahwa bulan Ramadhan adalah tamu agung yang disambut dengan kegembiraan dan lapang dada didasarkan oleh kesadaran bahwa melalui bulan ini kita dapat memperbaiki apa yang salah dari sikap dan kelakuan kita serta mengambil bekal perjalanan menuju ke akhirat. Memang betapa ia tidak disambut gembira oleh mereka yang sadar bahwa dosanya banyak, sedang bulan ini adalah bulan pengampunan, umurnya hari ke hari berlalu tanpa diisi dengan baik, sedang di bulan ini ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, harapannya pun banyak yang belum terpenuhi, sedang di bulan ini Allah menjanjikan pengabulan bagi yang tulus berdoa. Rasul berpesan agar melakukan empat hal pokok dalam bulan ini. Dua di antaranya menjadikan Allah rida, yaitu mengakui keesaan-Nya dan memohon ampunan-Nya, sedang dua lainnya—menurut Rasul—jangan tidak diusahakan meraihnya, yaitu memohon surga dan berlindung dari neraka. Mengesakan Allah bukan sekadar mengakui wujud-Nya yang tidak berbilang, tidak berunsur, tidak beranak dan diperanakkan, tetapi juga tidak mempersekutukan-Nya dalam beribadah, yakni tidak pamrih. Bahkan tidak berkelompok-kelompok yang saling berseberangan sehingga berakibat terpecahnya kesatuan masyarakat (baca QS. ar-Rûm[30]: 32). Memohon ampunan-Nya menuntut pengakuan dosa disertai dengan penyesalan yang mendalam yang mengantar kepada permohonan maaf dan ampun, baik terhadap Allah maupun sesama manusia. Memohon surga dan menghindar dari neraka adalah dengan beramal saleh, yakni mengerjakan yang wajib lalu memilih prioritas sunah yang paling sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi. Shalat sunah di waktu malam baik, tapi jangan itu menjadi penyebab terabaikannya kewajiban di kantor. Mengkhatam al-Qur’an baik, tetapi lebih daripada itu adalah mempelajarinya dan memahami maknanya lalu mengamalkannya walau hanya sekian ayat.Dalam konteks meraih surga dan menghindari neraka, Nabi saw. berpesan, “Hindarilah neraka walau dengan separuh kurma.” Maksud beliau, jangan segan melalukan kebaikan walau terasa kecil atau sedikit karena yang kecil lebih baik daripada tiada dan yang sedikit bila berulang menjadi banyak. Beliau juga menyampaikan bahwa, “Seorang yang bergelimang dosa diampuni Allah karena memberi minum seekor anjing.” Di kali lain beliau bersabda, “Seorang wanita dimasukkan ke neraka karena mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan atau melepaskannya mencari sendiri makanannya.” Kedua contoh di atas adalah amal-amal sederhana, tapi Allah menilainya besar karena keikhlasan dan kasih sayang sosok yang memberi minum anjing dan karena keangkuhan dan ketidakpedulian yang mengurung kucing itu.
Bulan Suci Ramadhan 1440 H Insyah Allah Akan Dilaksanakan Kurang 2 Hari Lagi , Tepatnya Hari Senin Seluruh Umat Muslim Di Seluruh Dunia Melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan , SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Yang Terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Dalam Menutup Kegiatan Libur Permulaan Puasa Pada Hari Sabtu 4/5/2019 Seluruh Peserta Didik baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya Melaksanakan Kegiatan Ritual Peningkatan Keimanan Dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa , Dimana Kegiatan Yang Dilakukan Adalah Sholat Dhuha , Sholat Hajat , Pembacaan Istighosah , Pembacaan Yasin , Pembacaan Manaqib dan Ditutup Dengan Pembacaan Sholawat Nabi. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd bahwa Tujuan dari Kegiatan ini adalah Berdoa Kepada Allah S.W.T Agar  Diberikan Kesehatan selama Pelaksanaan Ibadah Puasa Yang Dimulai Hari Senin 6 Mei 2019 Serta , Semoga Pada Tahun Pelajaran 2019/2020 SMP PGRI 6 Surabaya Mendapatkan Peserta Didik Yang Banyak Berkah Dan Barokah Selamanya , Di samping Itu Menurut  Kepala Sekolah Kelahiran April Tersebut Bahwasannya Tujuan dari kegiatan Ini adalah Ucapan Rasa Syukur Kepada Allah S.W.T Bahwasannya Pelaksanaan USBN-BK , UNBK Berjalan Lancar , Sukses Tanpa adanya Siswa Yang Susulan , Serta Ucapan Rasa Syukur Alhamdulilah  Tahun Lalu Lomba Perpustakaan Sekolah Juara Harapan 1 Sedangkan Tahun Ini , Alhamdulilah Berkat Kerja Keras Dukungan Bapak / Ibu Dewan Guru Serta Wali Murid berhasil Menjadi Juara 3 Lomba Perpustakaan Sekolah , Banu Atmoko , S.Pd berharap agar Seluruh siswa / Siswi Dan Bapak / Ibu Dewan Guru tetap terus bermimpi meraih Prestasi, Selesai Sambutan Bapak Kepala Sekolah , Bapak Achmad Syaifudin , S.H.I Selaku Guru Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Mengajak Seluruh Siswa / Siswi  SMP PGRI 6 Surabaya Untuk Sholat Dhuha Dan Sholat Hajat Dimana Hajatnya Semoga Di Berikan Kesehatan Untuk Dapat Menjalankan Ibadah Puasa , Semoga Nilai UNBK Nya Baik , Serta Semoga PPDB 2019/2020 Dapat Siswa / Siswi Banyak Berkah Dan Barokah Selamanya, Selesai Sholat Guru Kelahiran 02 Juni 1985 Tersebut Memimpin Pembacaan Istighosah , Yasin , Manaqib Dan Sholawat Nabi . Kegiatan Tersebut di ikuti oleh Seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya Mulai Kelas 7 – Kelas 9 Dan Bapak / Ibu Dewan Guru . Selesai Kegiatan Sholat Dan Istighosah , Sebagai Penutup Kegiatan Libur Permulaan Puasa Moch. Rizal Peserta Didik Kelas 9 Mengajak Teman – Temannya  Kelas 9 , Kenangan Terakhir Di SMP PGRI 6 Surabaya Yaitu Bakar – Bakar Telo Di Lapangan , Dimana Seluruh Siswa Putra Kelas 9 Mencari kayu kayu dan di Tata Di Lapangan. Menurut CITRA AYU Kirana Bahwasannya Kegiatan tersebut sangat berkesan , semoga Kebersamaan Tersebut bisa Di Kenang Selamanya Sampai Kelak Lulus Dari SMP PGRI  6 Surabaya.

Rabu, 01 Mei 2019

“ Peringatan Hari Pendidikan Nasional Dan Kita Sambut Indahnya Ramadhan 1440 H / 2019 M “



















































“ Peringatan Hari Pendidikan Nasional  Dan Kita Sambut Indahnya Ramadhan 1440 H / 2019 M “
Pendidikan dan kebudayaan sangat erat kaitannya, dua hal ini seakan tidak bisa dipisahkan, karena  yang satu menyangkut prosesnya yang satunya lagi menyangkut produknya.  Pendidikan merupakan sesuatu yang dipelajari dalam waktu tertentu dengan metode tertentu sehinggi menjadi produk dari buah pendidikan yang dipelajari. Bila seseorang mengenyam pendidikan dengan bagus, maka akan membuat produk tindakan yang bagus pula. Tindakan ini yang bisa mengartikan perilaku kebudayaan, maka arti kebudayaan bisa berkembang  dan membuat budaya itu lentur dan dinamis. Model adalah contoh dari seseorang yang dibuat panutan untuk menentukan ukuran tertentu, maka model pendidikan adalah seseorang yang dianggap panutan sebagai ukuran  dari keberhasilan pendidikan. Dengan sebuah model maka arti pendidikan menjadi lebih jelas dan dapat dilihat dengan suatu kefahaman yang gamblang, hal inilah yang akan  bisa diterapkan dalam kehidupan seseorang secara individual dan bersama-sama. Secara individual, karena dari individu itu dapat dilihat keberhasilan pendidikan yang didapat itu secara sendiri tidak bersama-sama. Manfaat dan hasil dari pendidikan itupun dapat dinikmati oleh dirinya sendiri. Namun penerapan ini juga bisa dikembangkan secara bersama-sama, untuk mendapatkan manfaat dalam masyarakat, maka individu ini membagi pendidikannya dan mencetak para ahli pendidikannya ini di masyarakat. Menjadikan pembangunan sumber daya dalam masyarakat. Hal ini sangatlah penting. Melalui model, dapat dengan mudah diberikan atau dibagikan panutan pembangunan yang berguna bagi orang lain dalam masyarakat.  Bila mempelajari seorang model, maka seorang pembelajar akan mudah meniru secara nyata. Misalnya model yang diambil dari  sejarah Panglima Besar Jendral Soedirman yang  sangat  mengharukan dan  mempunyai sifat yang sangat hero itu maka tujuan dari pembelajaran ini untuk membuat banyak orang mempunyai sumber daya yang hebat. Sejarah pemikiran Jendral Soedirman ini ini dipetik dari kronologi sejarah Ketika Agresi Militer II, yaitu sesudah pengumuman kemerdekaan negara Republik Indonesia, rupanya Belanda ingin menjajah kembali Indonesia yang kaya ini. Pertempuran terjadi dimana-mana. Ketika itu, ibukota dipindahkan ke Yogjakarta. Pemerintah sudah menyerah. Soekarno dan Hatta dibuang ke Brastagi. Logikanya, sudah tidak dapat diperbaiki lagi keadaannya. Karena pemimpin negara sudah tidak berada ditempat dan sudah menyerah. Namun Panglima Besar Jendral Soedirman melihat kejadian ini tidak lantas menjadi  putus asa dan beliaupun  tidak  menyerah begitu saja, meskipun pemimpin bangsa sudah dibuang dan diasingkan di pulau lain. Namun Jendral Soedirman mempunyai pemikiran lain, bahwa sejarah panjang yang dipunyai bangsa Indonesia yang sudah begitu lama, tidak seharusnya tidak berdaya seperti ini.  Bangsa Indonesia tidak bisa dipermainkan kembali oleh Pemerintah Belanda yang telah begitu panjangnya membuat sejarah kelam, dan Indonesia  tidak bolehlagi terjadi menderita dengan dengan kekelaman yang beberapa kali, berganti-ganti penjajahan.Bagi Jendral Soedirman, apa yang bisa dilakukan untuk merubah keadaan, maka dilakukanlah oleh Jendral Soedirman ini. Dengan semboyan merdeka atau mati, beliau bersama para pemuda bergerilya.  Dari perlawanan gerilya inilah, dunia -- melalui PBB -- mengerti dan memfasilitasi pertemuan Indonesia dan Belanda dalam konferensi Meja Bundar, sehingga Indonesia diakui kemerdekaannya. Soekarta dan Hatta dijemput kembali dengan tanpa syarat dan dalam keadaan sehat wal afiat Betapa kecerdasan dan kepandaian Jenderal Soedirman ini menunjukkan pendidikannya yang telah mendarah mendaging (meng-internalyzed) sehingga, ketika menerapkan ilmunya, beliau bisa mengubah dunia.  Dunia memfasilitasi maksud jendral besar dan mewujudkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Dunia mencatat pemuda Soedirman adalah pemuda yang hebat dan bermartabat, bisa mengangkat Bangsa dan Negaranya. Pendidikan yang  menjadikan pribadi mempunyai produk kepribadian seperti inilah yang harus digali terus menerus sehingga anak bangsa menjadi bermental baja dan berbudaya yang tinggi. Dari pribadi-pribadi yang seperti,  terus dikumpulkan dan berkumpul, dikembangkan sehingga beranak-pinak yang sangat banyak menjadi kesatuan yang tidak bisa dicerai-beraikan.
Dalam Rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional SMP PGRI 6 Surabaya , Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Yang Terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Kamis 2/5/2019  Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Mulai Dari Kelas 7 – Kelas 9 Dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Mulai Kelas 1- Kelas 6 Mengikuti Rangkaian Upacara  Hari Pendidikan Nasional 2019 , Dalam Kesempatan Tersebut Yang Menjadi Pembina Upacara Pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2019  Adalah Bapak ACHMAD SYAIFUDIN , S.H.I Selaku Guru Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti , Sedangkan Petugas Upacara Adalah Peserta Didik Kelas 9 SMP PGRI 6 Surabaya, Dalam Kesempatan tersebut Bapak ACHMAD SYAIFUDIN , S.H.I Menyampaikan Amanat  Sambutan Dari Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan R.I , Di Akhir Penutup   Pria Kelahiran  02 Juni 1985 Tersebut , Mengajak Kepada Seluruh Siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Untuk Rajin Dan Giat Belajar Serta Perbanyak Doa , Khususnya Kelas 9 Dan Kelas 6 Agar Dapat Di Terima Di SMA / SMK Negeri Favorit , Serta Beliau Mengajak Kepada Seluruh siswa Dan Bapak / Ibu Guru Untuk Menjaga Kesehatan , Mengingat Setelah Ini Bulan Ramadhan 1440 H/2019 M , Selesai Upacara Seluruh Petugas Upacara , Besera Bapak / Ibu Dewan Guru Dan Bapak / Ibu Kepala Sekolah Foto Bersama Dengan Membawa  Tropi Kebanggan Lomba PERPUSTAKAAN Sekolah Tahun 2019 , Selesai Foto Bersama , Seluruh Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Langsung Berbaris Ke Jalan Raya Untuk Melakukan KIRAB Menyambut RAMADHAN 1440H / 2019 M , Dalam Kesempatan Tersebut Siswa Kelas 9 Dan Kelas 6 Yang Bermain DRUMBAND , Sedangkan Peserta Didik Mulai Kelas 1 SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Sampai Kelas 5  Dan Kelas 7 – Kelas 8 Membawa Poster Tentang INDAHNYA RAMADHAN , Di saat Kita Kirab Seluruh Masyarakat sangat antusias Melihat Penampilan kami , Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Banu Atmoko , S.Pd bahwa Tujuan dari Kegiatan Tersebut adalah Untuk Memperingati Hari Pendidikan Nasional Yang Jatuh 2 Mei 2019 , Serta Mengajak seluruh Warga Untuk Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan 1440 H / 2019 M , Dimana Seluruh siswa / siswi Mengajak Untuk Melakukan Puasa Ramadhan , agar Menjadi Manusia Bertaqwa.