Jumat, 16 November 2018

“ Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pelatihan Baris Berbaris “



















“ Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pelatihan Baris Berbaris “
Orientasi pendidikan yang ada dalam kurun waktu satu daswarsa ini melenceng jauh dari tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang dasar. Tujuan pendidikan yang selama ini ada hanya sekedar mengejar nilai kognitif tanpa begitu memperhatikan perkembangan sikap dan perilaku peserta didik. Hal tersebut tercemin dalam muatan materi yang ada di Ujian Nasional (UN) dari tahun ke tahun. Esensi dari pendidikan tidak pernah tersentuh untuk dikembangkan. Pendidikan yang diberikan di sekolah hanya sebatas pengajaran, bukan mendidik. Fenomena yang terjadi di proses pendidikan kita adalah siswa hanya dituntut sekedar tahu (knowing objective), bukan mencetak siswa sebagai pelaku (being objective). Padahal menurut Undang - Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 3 setelah diamandemen menyebutkan “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Pada pasal yang sama, yakni pasal 31 ayat 5 disebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Ki Hadjar Dewantara pernah menyampaikan bahwa “pendidikan merupakan sesuatu yang lebih luas dan esensial daripada pengajaran. Pendidikan bermaksud menuntun segala kekuatan kodrat yang ada ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses belajar menjadi manusia seutuhnya dengan mempelajari, menghayati dan mengembangkan kehidupan sepanjang hidup, yang diperatarai sekaligus membentuk kebudayaan dan peradaban. Pendidikan juga harus mampu untuk membentuk kepribadian (karakter), penguasaan terhadap tsaqâfah (kebudayaan) dan penguasaan ilmu kehidupan (IPTEK, keahlian, dan ketrampilan).Bangsa kita sangat menaruh harapan terhadap dunia pendidikan. Dari pendidikan inilah diharapkan masa depan dibangun dalam landasan kuat. Landasan yang berpijak pada norma-norma moral agama dan budaya ketimuran. Namun, ada sebuah keresahan yang cukup beralasan bagi setiap orang tua, guru dan masyarakat manakala melihat perkembangan saat ini. Dominasi hiburan dan perkembangan teknologi kerap menyeret anak-anak dalam keterlenaan. Sementara agama dan norma-norma yang berlaku di kultur masyarakat masih jarang digunkan sebagai filter budaya yang sering menyesatkan. Lalu, kepada siapa lagi kita menaruh harapan?. Begitu besar harapan masyarakat terhadap dunia pendidikan. Untuk itulah muncul sebuah pertanyaan, “Apa relevansi pendidikan untuk masyarakat?” . Pendidikan menempati tempat yang sangat strategis dalam membentuk karakter anak bangsa. Baik buruknya suatu bangsa ditentukan oleh pola pendidikan yang ada. Terjadinya perubahan pola pendidikan bertujuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat, baik yang menyangkut sistem, model, dan strategi. Semakin dipenuhi tuntutan tersebut, seringkali muncul masalah-masalah yang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan kemandirian dalam mengemas pendididkan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama anak didik yang akan terjun ke masyarakat. Mendidik anak perlu pemahaman agar potensi yang dimiliki bisa berkembang sesuai harapan. Untuk mencapai tujuan pendidikan pemerintah mengadakan berbagai perbaikan dan peningkatan mutu dibidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat kebijakan terkait Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) yang tertuang pada Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari hari pertama sekolah, masa orientasi peserta didik baru untuk jenjang sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan, sampai dengan kelulusan sekolah. Sedangkan pembiasaan menurut permen tersebut adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, guru, dan tenaga kependidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membentuk generasi berkarakter positif. Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. 
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri. 
Dalam Melatih Menumbuhkembangkan Penguatan Karakter Pelajar di Kota Surabaya , Pada Hari Sabtu- Minggu 17-18 November 2018 , Pelajar Kota Surabaya Wilayah Utara Mengikuti kegiatan Pelatihan Baris  Berbaris Yang diadakan Di SMP Negeri 11 Surabaya JL. Sawah Pulo No. 1 Surabaya Yang di adakan Oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan GARNISUN. Sebelum memulai kegiatan tersebut , Kegiatan ini di buka oleh Bapak Kepala SMP Negeri 11 Surabaya Bapak Drs. Muhamad Sufyan , M.Si Dalam sambutannya Bapak Drs. Muhamad Sufyan , M.Si Menyampaikan bahwa dengan kegiatan ini diharapkan Siswa / siswi Kota Surabaya Khususnya Pelajar Surabaya Utara dapat Menumbuhkan Karakter yang Hebat serta di harapkan selesai dari acara Pelatihan Baris Berbaris dapat menularkan ilmu yang di dapat ke Sekolah masing – masing, karena yang hadir di kegiatan Pelatihan Baris Berbaris ini adalah Anak – Anak Pilihan yang Tangguh yang Aktif Untuk di Cetak menjadi Generasi Yang Hebat dan Berprestasi . Selesai Upacara Pembukaan tersebut Seluruh Peserta Diajak Ke lapangan untuk berlatih baris –berbaris  dan Besok akan di ajak Praktek Baris Berbaris  tersebut.

Kamis, 15 November 2018

“Program Pemkot Surabaya Jadikan Generasi Emas Terbebas Defteri “


































“Program Pemkot Surabaya Jadikan Generasi Emas Terbebas Defteri “
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap penyakit tersebut. Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Beberapa pasien juga mengalami infeksi kulit. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain. Difteri banyak ditemui di negara-negara berkembang seperti Indonesia, di mana angka vaksinasi masih rendah. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Difteri dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut. Difteri disebabkan oleh Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi. Jika Anda menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, Anda dapat terkena difteri. Cara ini sangat efektif untuk menyebarkan penyakit, terutama pada tempat yang ramai. Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anda dapat terkena difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Pada kasus yang langka, difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau mainan. Menyentuh luka yang terinfeksi juga dapat membuat Anda terekspos bakteri yang menyebabkan difteri.
Dalam mencegah dan Memerangi penyakit Difteri yang melanda pelajar – pelajar di Kota Surabaya , Pemerintah Kota Surabaya melalui UPTD Puskesmas Wonokusumo Kecamatan Semampirt , Pada hari Jum’at 16/11/2018 Melakukan kegiatan Imunisasi Defteri di SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir, Seperti biasa setiap hari Jum’at tersebut dilakukan Olah Raga pagi mulai lari , senam , Jum’at bersih ( nyapu , nguras Selokan dan Ngosek kamar mandi ) selesai Siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya melakukan kegiatan pembiasaan tersebut , seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS bergantian masuk ke ruang UKS Untuk menerima Imunisasi Difteri dari UPTD Puskesmas Wonokusumo Kecamatan Semampir Kota Surabaya, Dalam Kesempatan tersebut yang hadirt dari Pihak UPTD Puskesmas Wonokusumo yaitu      , Sedangkan Pada Kesempatan pagi hari ini seluruh Siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya di temani Ibu SUGIARTI , S.Pd Selaku Koordinator UKS Di SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya