Sabtu, 12 September 2020

“ Sekolah Dengan Siswa Minim Bukan Karena Kualitas Jelek “

 

“ Sekolah Dengan Siswa Minim Bukan Karena Kualitas Jelek “

Hari Ke - 242

Kualitas pendidikan sangatlah penting bagi anak-anak negeri ini, yaitu Indonesia. Namun sayangnya menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mencatat tidak kurang dari 4,1 juta anak usia 6-21 tahun tidak bersekolah. Pendidikan yang berkualitas tentu perlu menciptakan masyarakat Indonesia yang kompetitif dan produktif, dan juga dapat bersaing di panggung dunia. Di Indonesia sendiri kualitas pendidikan masih harus di tingkatkan dengan adanya kurikulum yang baru, hal tersebut di harapakn bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mutu adalah baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya. Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Dalam pelaksanaan pendidikan di suatu lembaga pendidikan tidak terlepas dari lima faktor pendidikan agar kegiatan pendidikan terlakana dengan baik. Apabila salah satu faktor tidak ada maka mutu pendidikan tidak dapat tercapai dengan baik karena faktor yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi dan saling berhubungan. Adapun kelima faktor tersebut adalah Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka faktor tujuan perlu diperhatikan.  Sebab mutu suatu lembaga pendidikan yang berjalan tanpa berpegang pada tujuan akan sulit mencapai apa yang diharapkan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah senantiasa harus berpegang pada tujuan sehingga mampu menghasilkan output yang berkualitas. Dengan adanya perencanaan seperti itu dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang harus dijadikan pedoman dalam melaksanakan pendidikan nasional, intruksional maupun tujuan yang lain yang sebih sempit. Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu: 1.Efektifitas Pendidikan Di Indonesia Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkanHal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu "goal" apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita. Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat.  Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain. Dalam pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan dibidang sosial dan dipaksa mengikuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal-hal sepeti itulah yang banyak terjadi di Indonesia.  Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia. 2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih 'murah'. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia.  Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati. Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik. Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relatif lebih randah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sistem free cost education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup mahal? Hal itu tidak kami kemukakan di sini jika penghasilan rakyat Indonesia cukup tinggi dan sepadan untuk biaya pendidikan 3. Standardisasi Pendidikan Di Indonesia Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil. Dunia pendidikan terus berudah. Kompetensi yang dibutuhka oleh masyarakat terus-menertus berunah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam ere globalisasi. Kompetendi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam system pendidikan haruslah memenuhi standar. Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh standar kompetensi saja sehngga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut. Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru.

PPDB Tahun Pelajaran 2020-2021 Alhamdulilah Sudah 3 Bulan berjalan , Tetapi banyak sekali permasalahan – permasalahan yang terjadi khususnya  di sekolah Swasta  Dimana Sekolah Swasta  Selalu di anggap Sebelah mata  oleh Pemerintah dimana Selalu dianggap siswa sedikit , karena kualitas jelek , Padahal ada sekolah yang siswa nya sedikit Tapi Prestasinya Sangat Luar biasa seperti Juara Pramuka Nasional , Apakah Seperti Ini Di anggap Kualitas Jelek ???? Bagaimana Kualitas  Sekolah SMP Swasta bisa baik Bila SARANA Prasarana saja tidak pernah di pantau oleh Pemerintah , Bahkan Pelatihan baik untuk Guru dan Siswa saja Sekoah swasta jarang di ajak. Jangan Selalu menyalahkan swasta menjadi sesuatu yang terpuruk karena swasta yang menjadi Kota ini bisa menjadi Aman , Nyaman dan makmur. Dalam kesempatan ini Penulis berharap agar Antara Sekolah Swasta dan Pemerintah  saling bahu membahu membangun kota tercinta ini

 #Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

 

Jumat, 11 September 2020

“ WEBINAR Pergulatan Para Pendidik Di Tengah Tantangan Krisis Kemanusiaan “























“ WEBINAR Pergulatan Para Pendidik Di Tengah Tantangan Krisis Kemanusiaan “

                                                                                                Hari Ke - 241

Sebuah sekolah, tidak akan lengkap bila tidak ada kehadiran guru dan murid seperti halnya guru-guru di seluruh Indonesia, harus beradaptasi dengan kehadiran pandemi virus corona yang mengakibatkan sekolah-sekolah ditutup dan pembelajaran dialihkan menjadi jarak jauh (PJJ). Ia kini harus belajar hal-hal baru, seperti cara menggunakan aplikasi Zoom, Google Meet, dan Google Classroom. Pengalaman menarik di masa pandemi ini ia dapatkan, salah satunya ketika Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di tiga hari awal tahun ajaran baru 2020/2021. Pengalaman menemui siswa secara langsung di rumah mereka, rupanya membawa dampak luar biasa bagi Ifan. Setelah melihat langsung kondisi anak didiknya, ia yang awalnya idealis dan menuntut siswa-siswanya untuk bisa mengikuti pembelajaran daring, kini mulai bisa memahami keadaan mereka. Hatinya tersentuh melihat keadaan siswanya, yang sebagian besar berasal dari keluarga tidak mampu, namun dipaksa harus bisa mengikuti sistem yang sulit dijangkau oleh mereka. Ada sesuatu yang hilang, ketika sistem pembelajaran dilakukan secara daring, saat guru dan muridnya tidak bisa lagi bertatap muka dan berinteraksi di satu ruang yang sama. "Indonesia itu tidak hanya Jakarta, ini pulau Jawa tapi kondisinya seperti ini. Apalagi di Papua, Nusa Tenggara? Teman-teman saya di Kupang, Maluku, bagaimana itu? Apakah bisa pembelajaran seperti ini, lewat Microsoft 365, atau Zoom?,"

Pada Hari Rabu 9/9/2020  Sekolah Kebijakan Publik mengadakan WEBINAR Tentang PERGULATAN Para PENDIDIK DI TENGA TANTANGAN KRISIS KEMANUSIAAN Yang Diadakan Pukul  19.00 Melalui  LINK  https://bit.ly/ZoomSKP137  Adapun Dalam kesempatan tersebut yang menjadi Pemateri dalam Webinar tersebut adalah  Ibu Dr. ITJE Chodidjah ,M.A  Beliau adalah Pengamat Pendidikan , Narasumber Yang Kedua yaitu Bapak Kemis , S.Pd Beliau adalah Penggerak TUBABA CERDAS Dan Pengawas SD Kabupaten Tulang Bawang Barat Narasumber Yang Ketiga Adalah Riski , S.Pd , M.Pd Beliau adalah Guru SD Negeri SIDOTOPO I / 48 Surabaya Beliau adalah Alumni Asia Pacific Teacher  EXChange2018, Dalam Kesempatan tersebut yang bertindak menjadi Moderator adalah  Bapak Sudirman Said Ketua Institut Harkat Negeri Dosen PKN STAN, Dalam Kegiatan tersebut Para Narasumber menceritakan pengalaman masing – masing ketika melakukan pembelajaran  di Tempat Mereka masing - masing

 


Kamis, 10 September 2020

Beban Orang Tua Terkurangi Dengan Pemberian BANTUAN KARTU PERDANA TELKOMSEL Untuk MBJJ”

 

:”



































Beban Orang Tua Terkurangi  Dengan Pemberian BANTUAN KARTU PERDANA TELKOMSEL Untuk MBJJ”

Hari Ke - 240

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik." (QS al-Isra` [17]: 23) Begitu santunnya Islam mengajarkan penghormatan kepada orang tua. Bukan saja dari raut muka, bahkan perkataan "ah! " saja sudah terlarang. Apalagi menghardik dan bersikap keras atau kasar. Bahkan kita dilarang untuk memaki ibu bapak orang lain, sebab setiap kali kita memaki-maki orang tua orang lain, maka bisa jadi akan mengundang orang itu untuk memaki orang tua kita. Dan itu adalah kezaliman bagi orang tua. Harusnya kata-kata yang mulia saja yang keluar dari lisan kita. Kalau saja kita mau secara jujur merenungi jasa dan pengorbanan orang tua, terlebih ibu kita, niscaya akan kita temui betapa tidak ternilainya kasih sayang mereka. Bayangkan! Sewaktu di perut ibu, sembilan bulan kita menghisap darahnya. Saat itu, ibu sulit berdiri dan berjalan pun berat, bahkan berbaringpun sakit. Tiga bulan pertama mual dan muntah karena ada kita di perutnya. Ketika kita akan terlahir ke dunia, ibu meregang nyawa antara hidup dan mati. Meskipun bersimbah darah dan sakit tiada terperi, tapi ibu tetap rela dengan kehadiran kita. Setelah lahir, satu persatu jari kita dihitungnya dan dibelainya. Di tengah rasa sakit, beliau tiba-tiba tersenyum dengan lelehan air mata bahagia melihat kita terlahir. Dan saat itu pula ibu menyangka akan lahir anak yang saleh yang memuliakannya. Coba kita renungkan kembali! Pada waktu kita masih bayi, tidak kenal siang dan malam kita berbaring dan bangun sesuka hati. Padahal ibu kita hampir tidak tidur semalam suntuk. Rasanya, beliau tidak rela bila ada satu ekor nyamuk pun yang mengigit tubuh kita. Ketika kita mulai kecil mulai nakal, ibu bahagia memamerkan diri kita kepada tetangga-tetangganya. Walaupun untuk itu beliau begitu direpotkan, berutang sana sini agar kita punya sepatu dan berpakaian layak. Ketika menjelang sekolah, ibu dan ayah sungguh-sungguh membanting tulang mencari nafkah, agar kita bisa sekolah seperti anak-anak yang lain. Walaupun mereka harus menahan lapar, namun puas asal anak-anaknya bisa kenyang. Dalam kenyataannya, seiring pertumbuhan kita, tidak sebaik itu bakti kita kepada mereka. Semakin lama kita semakin besar, mata jadi sering sinis kepada orang tua. Jangankan mencium tangan ibunda, untuk sebuah senyum pun kita terkadang berat untuk melakukannya. Bahkan ucapan dan tindakan kita seakan seperti pisau yang sering mengiris hatinya. Lebih dari itu, sering seorang anak begitu mudah menyuruh-nyuruh orang tuanya.Tak ubahnya seperti pesuruh yang dihormati sekadarnya. Padahal tenaga, keringat, dan darah mereka habis untuk membela kita. Lebih parah lagi, ada sebagian anak yang tidak mau memuliakan orang tuanya. Manakala orang tua semakin jompo dan si anak tidak mau mengurusnya, maka dititipkan orang tuanya di panti jompo, astagfirullah. Ini adalah perbuatan yang sangat tercela. Padahal dulu kita sangat menyusahkannya. Harusnya semua itu diingat-ingat. Maka tak heran jika ada anak yang durhaka, anak yang tidak tahu balas budi, hidupnya di dunia ini akan diliputi penderitaan. Kita sering mendengar, betapa hukuman-hukuman Allah langsung diberikan pada anak-anak yang sering menzalimi orang tuanya.Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk selalu mengenang kembali semua untaian pengorbanan orang tua. Beruntunglah bagi siapapun yang orang tuanya masih ada, karena jika orang tua sudah terbungkus kain kafan, kita tidak bisa lagi mencium tangannya atau menatap wajahnya. Karena itu kita harus memiliki tekad yang sangat kuat untuk berbakti pada orang tua. Minimal kita berhenti menyakiti hati orang tua hingga tidak ada luka yang ditoreh di hatinya. Syukur kalau kita sudah bisa menyenangkannya dan diberkahi manfaat besar bagi dunia dan juga akhiratnya. Dalam hal ini, yang paling penting dalam menghormati mereka bukan hanya dengan memberi harta. Namun yang paling dibutuhkan adalah akhlak dari anaknya. Apalah artinya anak kaya, anak bergelar, anak berpangkat, tetapi tidak berakhlak kepada ibu bapaknya? Dan akhlak inilah sebenarnya kekayaan termahal yang bisa membuat sang anak doanya diijabah oleh Allah Azza wa Jalla, sehingga bisa menyelamatkan serta memuliakan ibu bapaknya. Betapa yang dirindukan orang tua itu senyum manis yang tulus dari anaknya serta ketawadhuan.

Pada masa pandemic covid ini , Pengeluaran Orang tua terbebani karena ada nya biaya untuk Paketan Perdana  Bagi Putra / Putrinya  untuk kegiatan Belajar Daring ( ON LINE ) , Dimana Dalam Mengatasi itu SMP Pada Hari Kamis 10/9/2020 Wali Murid SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS AL-IKHLAS Surabaya Sekolah peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir  Wali Murid SMP PGRI 6 Surabaya Tampak Wajah Sumringah Ceriah  Wajah Wali Murid SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Karena Putra / Putri beliau menerima Kartu PERDANA Dari TELKOMSEL Untuk Menunjang Merdeka Belajar Jarak Jauh, Sebelum Kartu Perdana di bagikan Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Alumni Jurusan PLS UNESA Kelahiran APRIL 1984 Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd bahwasannya KARTU PERDANA Ini adalah Usaha Dari MKKS SMP Swasta Surabaya Utara dalam membantu meringankan Beban Orang Tua dalam  Pembelajaran Jarak Jauh , Jadi Bapak H. BANU ATMOKO , S .Pd meminta agar Orang Tua betul betul Menagawasi Cara Belajar Putra / Putrinya di Rumah Selama Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh , Jangan Sampai KARTU PERDANA Dari TELKOMSEL Ini di pakai Untuk Mainan Atau Yang Lainnya, Dalam Hal Ini BANU ATMOKO , S.Pd ikut membantu meringankan beban orang tua , sehingga orang tua tidak terbebani biaya untuk beli paketan. Disamping Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd juga meminta agar Wali Murid Melihat HP Putra / Putrinya Sudah mengerjakan Tugas atau belum jangan sampai  Orang Tua Gak Tahu , Disamping Itu BANU ATMOKO , S.Pd meminta Wali Murid Khususnya Kelas 9 SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS AL-IKHLAS Surabaya Kelas 6  Untuk Lebih Mengawasi Polah Belajar nya Apalagi MARET 2021 Akan ada Ujian Nasional Berbasis Daring ( Asesment ) Terakhir Dalam Kesempatan Ini Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekaligus Sekretaris YAYASAN PENDIDIKAN AL-IKHLAS Semampir Dalam Masa Pandemi Ini Mohon Orang Tua /Wali Murid Mengawasi Bermain Putra / Putrinya dengan siapa beliau bermain jangan sampai Putra / Putrinya Gak Pulang dan Orang tua gak tahu , Serta Ajak Anak Anak Kita Untuk Selalu Memakai MASKER Dimanapun dan Kapanpun Karena CORONA Semakin Ganas , BANU ATMOKO , S.Pd berharap dengan KARTU PERDANA Ini Orang Tua dapat tersenyum karena tidak terbebani Paketan.

#Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat