Jumat, 24 Januari 2020

“ SMP Swasta Surabaya Utara Siap Menyongsong Pendidikan Era 5,O “


“  SMP Swasta Surabaya Utara Siap Menyongsong Pendidikan Era 5,O “

                                        Tantangan Hari Ke- 10

“Bila melihat alumni dari suatu sekolah menjadi orang sukses dan hebat, hal tidak terlepas dari peran guru yang luar biasa. Itu sebabnya dibalik siswa yang hebat terdapat guru yang hebat juga”
Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Guru dianggap memiliki peran yang sangat penting dan mulia di tengah masyarakat. Ungkapan bahwa guru adalah “pahlawan tanpa tanda jasa” mengekspresikan pentingnya peran tersebut. Guru dianggap seperti pahlawan yang menyelamatkan kehidupan banyak orang. Peran guru yang dipandang mulia oleh masyarakat juga tercermin dari akronim kata “guru” dalam bahasa jawa sebagai digugu lan ditiru. Kata “digugu” bearti hal-hal yang dikatakanyalayak dipercayai oleh orang lain dan “ditiru” bearti hal-hal yang dilakukannya layak dijadikan teladan. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam melaksanakan pembelajaran bersama siswa. Keadaan tersebut kedudukan guru yang tidak dapat digantikan dengan media apapun, sehingga keberadaannya sebagai ujung tombak pembelajaran harus tetap ada. Beberapa fungsi guru sehubungan dengan tugasnya selaku pengajar adalah guru sebagai informator, organisator, motivator, pengarah, inisiator, transmiter, fasilitator dan mediator. Mutu pembelajaran merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan manfaat yang bernilai tinggi bagi pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Komponen-komponen peningkatan mutu yang ikut andil dalam pelaksanannya adalah penampilan guru, penguasaan materi/kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan, penyelengaraan pembelajaran dan evaluasi dan pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler. Permasalahan-permasalahan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran berhubungan dengan masih adanya guru yang memiliki kualifikasi pendidikan kurang, sikap profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas masih rendah, persiapan guru untuk melaksanakan pengajaran yang kurang mantap, masih sering terdapatnya rentang perolehan nilai siswa yang cukup jauh dalam setiap mata pelajaran, masih terdapatnya siswa yang memiliki nilai merah untuk mata pelajaran tertentu, kurangnya memanfaatkan media dan sumber belajar dan masih rendahnya sikap inovatif serta kreativitas mengajar guru. Untuk mencapai mutu pembelajaran terlebih dahulu guru harus membekali diri dengan sejumlah kompetensi dalam bidang pengajaran baik yang dilakukan oleh diri sendiri maupun bantuan kepala sekolah. Kegiatan pembekalan tersebut dilakukan secara kontinyu seiring dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan dunia pendidikan, sehingga pada akhirnya akan membentuk sikap lebih profesional dari guru itu sendiri. Agar kegiatan pembekalan lebih efektif langkah yang perlu dilakukan adalah dengan terlebih dahulu menganalisis permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru serta kebutuhannya sehubungan dengan pelaksanaan tugas mengajar di sekolah. Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam era pendidikan baru saat ini tetap relevan dengan mengedepankan guru sebagai aktor paling hebat dalam proses belajar. (1) Tut wuri handayani.  artinya dari belakang memberikan dorongan dan arahan. Guru berperan sebagai pendorong atau motivator, selain itu berperan sebagai pengarah, pembimbing yang tidak dapat membiarkan anak didik melakukan hal yang tidak sesuai dengan tujuan proses belajar. Sebenarnya, peran guru sebagai mitra juga tersirat dalam asas tut wuri handayani, karena ketika guru menjalankan fungsi sebagai pembimbing dan pendorong maka guru tidak menempatkan dirinya pada hirerarki  teratas dalam proses belajar, guru bukan satu-satunya sumber belajar. (2) Ing madya mangun karsa, artinya ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa. Asas ini semakin memperkuat peran dan fungsi guru sebagai mitra dan fasilitator guna menciptakan peluang bagi peserta didik untuk berkarya sebagai tujuan dari proses belajar, karena pada prinsipnya belajar itu produktif. (3) Ing ngarsa sung tulada, artinya di depan memberi teladan. Asas ini menekankan peran guru sebagai teladan “guru di gugu”, dimodeli anak didiknya.  Para guru memahami betul bahwa modelling atau keteladanan merupakan cara yang ampuh dalam mengubah perilaku, selain pembiasaan dan disiplin. Fakta ini menunjukkan bahwa diantara berbagai inputs yang menentukan mutu pendidikan (ini dini ditunjukkan dengan prestasi akademik anak didik) lebih dari sepertiganya ditentukan oleh peran guru. Betapa mulianya guru! Kita menyadari bahwa di tangan para guru, putra-putri terbaik bangsa ini dilahirkan untuk melakukan perubahan penting bagi kelangsungan hidup bangsa, saat ini maupun di masa akan datang. Namun, untuk memegang peran perubahan itu, guru haruslah melakukan perubahan terlebih dahulu dalam dirinya. Motivasi untuk berubah harus datang dari dalam diri guru itu sendiri. Dengan prinsip ”guru harus memberi (to share) terlebih dahulu agar ia dapat maju dan berkembang (to grow)”, maka guru tidak boleh menampilkan dirinya pada posisi pasif (penerima perubahan), akan tetapi harus pada posisi aktif (memberi dan berbagi untuk maju berkembang bersama). Jika menjadi guru merupakan pilihan pribadi, maka guru harus benar-benar hidup dengan pilihannya tersebut. Maka dia adalah guru hebat.
Dalam mewujudkan sekolah yang hebat MKKS SMP Swasta Surabaya  ( Musyawarah Kerja Kelompok Kepala SMP Swasta  Surabaya Utara Pada hari Jum’at 24/1/2020 , Pukul 12.30 Mengadakan Seminar Tentang Menjadikan Sekolah Hebat , Dalam kesempatan tersebut yang menjadi pemateri adalah Ibu TRI ENDANG KUSTIANINGSIH , S.Pd, M.Pd  , Bapak  Drs. H Massjaroch Kohar , M. M Serta Ibu  ISTUNINGSIH , S.Pd , M.Pd ,  Dalam kesempatan tersebut Drs. H Massjaroch Kohar , M. M menyampaikan materi tentang Persiapan Ujian Nasional Dan Ujian Sekolah 2019/2020 ,Dimana Drs. H Massjaroch Kohar , M. M Mengajak seluruh Kepala SMP Swasta Surabaya Utara untuk mempersiapkan anak didik kita dalam menghadapi Ujian , Dimana Pak qohar meminta agar kita selalu mendoakan anak didik kita dalam menghadapi UNBK Dan Ujian Sekolah tersebut, Materi selanjut nya di isi oleh Ibu  ISTUNINGSIH , S.Pd , M.Pd yaitu Kiat SUKSES Akreditasi  Serta Materi Terakhir di sampaikan oleh Ibu TRI ENDANG KUSTIANINGSIH , S.Pd, M.Pd yaitu RPP Merdeka  Belajar Yang di terapkan oleh Mas Menteri Pendidikan . Dalam kesempatan tersebut Ibu Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Utara Ibu HJ IDA AMBARINI ,S.Pd , M.M Menyampaikan Sambutannya bahwa beliau mengajak Sekolah – sekolah SMP Swasta di Wilayah Utara untuk bangkit dan membenahi , Serta mempersiapkan sedini mungkin Pelaksanaan UNBK 2020 Dan PPDB 2020/2021 Semoga Pelaksanaan PPDB 2020/2021 berjalan lancar SMP Swasta Surabaya Utara mendapatkan siswa / siswi banyak berkah barokah selamanya, Serta Semoga SMP Swasta Surabaya Utara Siap Menyongsong  Era 5,0
# Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat



































Kamis, 23 Januari 2020

“ Dibalik Doa Terdapat Kekuatan bagi Manusia “
















“ Dibalik Doa Terdapat Kekuatan bagi Manusia “
                                                                    Tantangan Ke - 9
Kita menyadari bahwa manusia memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan, disisi lain ada banyak sekali hal yang ingin kita dapatkan dalam hidup ini. Sering kali kita merasa bahwa kita telah memberikan usaha terbaik kita, namun belum membuahkan hasil yang kita inginkan. Disanalah kita membutuhkan pertolongan, membutuhkan tempat untuk mengadu, dan menenangkan diri. Saat kita dalam titik tersebut, kita tahu kemana kita harus mengadu — mengadu lewat do’a. Ketika berdoa kita menyadari terdapat kekuatan lain diluar kuasa kita yang mampu menolong dan membantu segala permasalahan kita. Do’a merupakan mekanisme pertahanan diri yang paling kuat dalam hidup manusia, karena di dalam doa yang kita panjatkan terselip adanya harapan yang dapat menjaga kita dari rasa putus asa. Mereka yang berdoa memiliki keyakinan bahwa terdapat kekuatan Maha Besar yang mampu menolongnya dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Ketika datang seorang pengamen dengan suara yang bagus, pasti akan kita dengarkan dulu hingga lagunya selesai. Berbeda dengan pengamen yang asal-asalan, belum sampai satu bait kita sudah akan memberikan uang, bukan karena kita suka dengan suaranya tapi agar si pengamen cepat pergi dan tidak mengganggu.Analogi sederhana yang mungkin dapat kita gunakan dalam konteks doa. Bisa jadi Tuhan menyukai doamu dan bagaimana tata cara kamu berdoa, sehingga doamu masih tertahan. Di sisi lain, bisa jadi Tuhan tidak menyukai doamu dan bagaimana cara kamu berdoa, sehingga dalam waktu singkat doamu langsung terkabul, dengan catatan rezeki yang instan kamu dapatkan bisa sekejap saja hilang . Sederhananya, doa yang tidak segera dikabulkan akan membuat kita lebih lama merendahkan diri penuh harap dan berlindung kepadaNya, membuat waktu kita berinteraksi denganNya menjadi lebih lama. Ketika selama ini kita jarang meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan Tuhan, maka saat doa kita belum terkabul. Mungkin itulah cara Tuhan supaya Ia bisa melepas rindu denganmu yang sudah lama tak berjumpa di dalam do’a.
SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari  Jum’at  24 /1/2020 melaksanakan kegiatan pembiasaan pengembangan pendidikan karakter yaitu Doa bersama , Sebelum doa bersama pembacaan Yasin , Istighosah , Manaqib , seluruh siswa / siswi SMP PGRI   6 Surabaya sebelum  doa bersama  melaksanakan  Sholat  Dhuha Dan Sholat Hajat. Dalam kesempatan ini yang memimpin rangkaian kegiatan Sholat Dhuha , Sholat Hajat  Pembacaan Manaqib adalah Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN , S.H.I , Beliau adalah Guru Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti , Sebelum Pelaksanaan doa bersama tersebut Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak BANU  ATMOKO , S.Pd menyampaikan Sambutannya    bahwa sebentar lagi kurang 2 bulan akan pelaksanaan USBN Dan UBNK , Maka Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya kelahiran APRIL 1984 Tersebut mengajak seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya untuk lebih di perbanyak doa nya , Karena menurut Kepala Sekolah ALUMNI S.1 PLS UNESA Tersebut bahwa di balik doa terdapat kekuatan bagi manusia , khusus nya kalian yang akan menghadapi UNBK 2020 Tersebut .                   
# Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat


Selasa, 21 Januari 2020














“ Ajarkan Skill Melalui Kompetensi Tali Temali “

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi melalui pengetahuan, keterampilan dan sikap kerjanya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai standar performa yang telah ditetapkan. Standar performa yang telah ditetapkan adalah “ukuran” yang disepakati oleh para pemangku kepentingan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang pekerjaan, sehingga sering disebut juga Standar Kompetensi. Dengan kata lain, Standar Kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Untuk memastikan atau sebagai pembuktian bahwa seseorang kompeten untuk suatu bidang pekerjaan perlu dilakukan asesmen atau uji kompetensi kepada yang bersangkutan. Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor berlisensi dan dilaksanakan sesuai pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Tempat Uji Kompetensi (TUK) terakreditasi. Kepada para peserta uji kompetensi yang dinyatakan lulus diberikan Sertifikat Kompetensi yang berlaku untuk jangka waktu tertentu. Dengan demikian, uji kompetensi merupakan bagian dari proses Sertifikasi Kompetensi Kerja yang harus dilakukan secara sistematis, obyektif dan mengacu kepada Standar Kompetensi. Pengrtian Tali temali adalah salah satu seni menyambung tali dengan menggunakan simpul-simpul sehingga membentuk suatu alat atau benda lain yang bermanfaat, misalnya adalah tandu, terdiri dari dua buah bambud dengan besar dan panjang yang sama, beberapa tali, kemudian diikat dengan mengguakan simpul jangkar dan simpul pangkal. Setelah penguraian tentang simpultali, ikatan dan tali temali kita akan membahas tentang macam – macam simpul dalam tali temali yang digunakan dalam panjat tebing, kenapa dipanjat tebing ? karena tidak semua simpul digunakan dalam kegiatan panjat tebing bahkan simpul yang dipakai cenderung khusus. Simpul dan Tali temali tebing sebagian besar sama dengan tali-temali dalam pramuka mungkin hanya bahasa dan benda yang diikat yang berbeda
Dalam kegiatan Pengembangan Diri  Pramuka juga ada Uji Kompetensi , Seperti yang di lakukan Oleh Seluruh Siswa / siswi Kelas 7 Dan Kelas 8 SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , dalam rangka menguji  kemampuan siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Pada hari Selasa 21/1/2020 , Kak SYAHRUL , S.Pd Pelatih Pramuka kelahiran November 1986 tersebut mengumpulkan Peserta didik baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “ AL-IKHLAS Surabaya berkumpul di lapangan dengan membawa tongkat dan Tali , Seluruh siswa / siswi di uji   di lapangan , Pelatih Pramuka Alumni UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA Tersebut memerintahkan  kepada seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya untuk praktek membuat simpul Pangkal , Jangkar , Ikatan Palang  dan ikatan silang, Dengan semangat yang tinggi mereka mengerjakan ujian praktek pramuka / kompetensi Tali menali tersebut. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Kelahiran APRIL 1984 , Banu ATMOKO , S.Pd mengatakan  Bahwasannya Pramuka tidak hanya siswa di ajarkan untuk Tepuk dan Nyanyi , tapi siswa di harapkan mempunyai skill kompetensi termasuk dalam hal tali temali , karena Tali temali itu adalah Roh Nya Pramuka