Kamis, 08 Maret 2018

“ Sekolah Bersih ,Sekolah Sekolah Sehat Dan Sekolah Prestasi”


“ Sekolah Bersih ,Sekolah Sekolah Sehat Dan Sekolah Prestasi”
Sekolah bersih adalah Sekolah yang warganya secara terus-menerus membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, dan memiliki lingkungan sekolah yang bersih, indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman. Sekolah Bersih dan sehat mengutamakan pentingnya pembangunan kesehatan melalui kegiatan yang bersifat promotif dan preventif, sehingga dapat mendorong kemandirian semua warga sekolah dan masyarakat di lingkungan sekolah untuk berperilaku hidup sehat, memelihara kesehatannya, dan meningkatkan kesehatan di lingkunganya. Warga sekolah meliputi setiap individu yang berperan di dalam proses belajar-mengajar di sekolah, antara lain, peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan yang melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pembelajar. Masyarakat lingkungan sekolah meliputi semua masyarakat yang berada di lingkungan sekolah selain warga sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat warga sekolah dilaksanakan atas dasar keinginan dan kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga warga sekolah mampu melakukan kegiatan sendiri di bidang kesehatan serta dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Sekolah merupakan institusi formal dan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang sehat secara fisik, mental, social, dan produktif. Salah satu yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah adalah status kesehatan dan kondisi lingkungan sekolah. Upaya mewujudkan Sekolah Bersih dan Sehat dapat dicapai melalui strategi penyediaan sarana dan prasarana, manajemen yang baik, penyebarluasan pengetahuan, penciptaan kondisi ideal dengan melibatkan partisipasi semua pihak seperti Warga Sekolah, Komite Sekolah, Puskesmas, dan Masyarakat. Strategi tersebut dilaksanakan dengan menyelenggarakan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010), diketahui bahwa masalah gizi usia sekolah 6-12 tahun masih besar, yaitu terdapat 35,6% anak pendek, 12,2% anak kurus, dan 9,2% anak gemuk. Masalah lain yang ditemukan adalah 44,6% anak usia sekolah mengonsumsi sarapan berkualitas rendah. Dilaporkan juga bahwa 1,7% anak mulai merokok pada anak usia 5-9  tahun dan 17,5% pada usia 10-14 tahun. Selain itu, persentase menyikat gigi setiap hari pada kelompok umur 10-14 tahun  adalah sebesar 95,7%, namun yang berperilaku benar menyikat gigi hanya 1,7% (Riskesdas, 2013). Guna mencegah dan mengurangi berbagai permasalahan di atas diperlukan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pengembangan pola hidup bersih dan sehat di Sekolah. Upaya tersebut tidak hanya mengandalkan proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, tetapi perlu didukung oleh kebijakan, sarana dan prasarana, serta program yang tepat sehingga perilaku hidup bersih dan sehat akan menjadi budaya di kalangan warga sekolah. Sebagai lingkungan terkecil yang mempunyai otoritas dalam mengelola dirinya sendiri, sekolah mempunyai peran yang penting dalam memberikan pembelajaran di segala bidang bagi warga sekolah dan lingkungan sekitar. Peserta didik, sebagai agen perubahan, diharapkan dapat membawa pengaruh positif kepada keluarga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang mereka dapatkan di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut setiap sekolah memiliki visi, misi, tujuan yang mendukung pelaksanaan Sekolah Bersih Sehat. Visi, misi, dan tujuan sekolah dituangkan dalam rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan rencana anggaran yang melibatkan peran serta aktif dari seluruh warga sekolah dan komite sekolah. Perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi atas rencana dan pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan dasar kegiatan. Dalam perencanaan program terkait Sekolah Bersih , sekolah memperhatikan aspek pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat serta mempertimbangkan dan memaksimalkan ketersediaan sumber daya. Kegiatan Sekola Bersih ini adalah memberikan informasi dan solusi untuk menjawab berbagai permasalahan dan hambatan yang muncul. Dengan begitu, sekolah dapat menumbuhkan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap warga sekolah. Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memung­kinkan sesuatu dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis.  Jika hal ini dikaitkan dengan lem­baga pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai seba­gai adalah lembaga pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani). Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejah­teraan lahir dan batin setiap warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memung­kinkan setiap warganya dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan lingkungan di luar sekolah.


















SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Yang Terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada hari Jum’at 9/3/2018 yang seperti biasa di gunakan oleh siswa / siswi Spegrinam Surabaya adalah Hari untuk “ Bersih Dan Sehat “ Dimana Pada Hari Itu baik seluruh guru maupun siswa SMP PGRI 6 Surabaya Melaksanakan Olah raga lari , Senam selesai Senam seluruh Bapak / Ibu Dewan Guru SMP PGRI 6 Surabaya serta Seluruh Siswa SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya melaksanakan Kegiatan bersih lingkungan ada Yang membersihkan Kamar mandi , dengan semangat untuk Ngosek – Ngosek Kamar mandi sambil Ngobrol Dan Bersenda Gurau , Ada Yang Menyapu Halaman , Ada yang Menata Gelas Aqua , Ada Yang Menyapu , Mengepel Ruang Kelas , Ruang Guru , Ruang LAB IPA.Ada yang membersihkan selokan . Menurut Banu Atmoko bahwa Kegiatan Ini di lakukan bertujuan Untuk Menuju Sekolah Bersih , Sekolah Sehat dan Sekolah Prestasi , Karena dengan Kebersihan sekolah seluruh siswa akan Menjadi nyaman dan aman Untuk menerima Materi pelajaran tersebut.

“ Kondisi Kesederhanaan Tak Mengurangi Niat Literasi “



“ Kondisi Kesederhanaan Tak Mengurangi Niat Literasi “

Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003). Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Kemampuankemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat. Sedangkan pengertian Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Yang terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir, Pada Hari Kamis 8/3/2018 Setelah Kegiatan Pembiasaan Pagi Kegiatan Pembinaan Mental Istighosah Seluruh Siswa Spegrinam Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya  Melaksanakan Kegiatan  Gerakan Literasi  Dimana Seperti biasa Spegrinam Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS “Surabaya melaksanakan Kegiatan Membaca. Di Ruang Perpustakaan Spegrinam Surabaya sekarang beda , Karena Di Ruangan Tersebut sekarang sudah ada Karpetnya , sehinga Siswa bisa nyaman pada saat Berkunjung Ke Perpustakaan Sekolah, Menurut Dina Ayu Septyarini Selaku Kordinator Perpustakaan Spegrinam Surabaya dengan adanya Karpet tersebut lebih menambah semangat seluruh siswa Untuk berkunjung Ke Perpustakaan Sekolah , Gerakan Literasi Ini adalah Gerakan Wajib Mengingat Spegrinam Surabaya adalah Sekolah yang Menerapkan Kurikulum 2013” Kata Banu Atmoko , S.Pd “Kepala Spegrinam Surabaya. Banu Atmoko , S.Pd menyampaikan Bahwa Kondisi Perpustakaan Yang di miliki Spegrinam Surabaya Sangat sederhana , Tapi beliau selalu mengajak seluruh siswa nya Untuk Gemar Menulis , karena Dengan Menulis dan membaca bisa menambah Pengetahuan , walaupun perpustakaan yang di miliki sangat sederhana , Tetapi tidak menjadi halangan Untuk Berprestasi dan Berkarya