“ Dibalik Siswa Hebat Terdapat Guru Hebat “
“Bila
melihat alumni dari suatu sekolah menjadi orang sukses dan hebat, hal tidak
terlepas dari peran guru yang luar biasa. Itu sebabnya dibalik siswa yang hebat
terdapat guru yang hebat juga”. Tugas
guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu
profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru
sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam
kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian
atau sering disebut dengan kompetinsi profesional. Kompetensi profesional yang
dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang
sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga
kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik
dan pengajar. Guru dianggap memiliki peran yang sangat penting dan mulia di
tengah masyarakat. Ungkapan bahwa guru adalah “pahlawan tanpa tanda jasa”
mengekspresikan pentingnya peran tersebut. Guru dianggap seperti pahlawan yang
menyelamatkan kehidupan banyak orang. Peran guru yang dipandang mulia oleh
masyarakat juga tercermin dari akronim kata “guru” dalam bahasa jawa sebagai
digugu lan ditiru. Kata “digugu” bearti hal-hal yang dikatakanyalayak
dipercayai oleh orang lain dan “ditiru” bearti hal-hal yang dilakukannya layak
dijadikan teladan. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam melaksanakan
pembelajaran bersama siswa. Keadaan tersebut kedudukan guru yang tidak dapat
digantikan dengan media apapun, sehingga keberadaannya sebagai ujung tombak
pembelajaran harus tetap ada. Beberapa fungsi guru sehubungan dengan tugasnya
selaku pengajar adalah guru sebagai informator, organisator, motivator,
pengarah, inisiator, transmiter, fasilitator dan mediator. Mutu pembelajaran
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dalam penyelenggaraan
pembelajaran secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan manfaat yang bernilai
tinggi bagi pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Komponen-komponen
peningkatan mutu yang ikut andil dalam pelaksanannya adalah penampilan guru,
penguasaan materi/kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan
alat/fasilitas pendidikan, penyelengaraan pembelajaran dan evaluasi dan
pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler. Permasalahan-permasalahan
guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran berhubungan dengan masih adanya guru
yang memiliki kualifikasi pendidikan kurang, sikap profesionalisme guru dalam
melaksanakan tugas masih rendah, persiapan guru untuk melaksanakan pengajaran
yang kurang mantap, masih sering terdapatnya rentang perolehan nilai siswa yang
cukup jauh dalam setiap mata pelajaran, masih terdapatnya siswa yang memiliki
nilai merah untuk mata pelajaran tertentu, kurangnya memanfaatkan media dan
sumber belajar dan masih rendahnya sikap inovatif serta kreativitas mengajar
guru. Untuk mencapai mutu pembelajaran terlebih dahulu guru harus membekali
diri dengan sejumlah kompetensi dalam bidang pengajaran baik yang dilakukan
oleh diri sendiri maupun bantuan kepala sekolah. Kegiatan pembekalan tersebut
dilakukan secara kontinyu seiring dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan
dunia pendidikan, sehingga pada akhirnya akan membentuk sikap lebih profesional
dari guru itu sendiri. Agar kegiatan pembekalan lebih efektif langkah yang
perlu dilakukan adalah dengan terlebih dahulu menganalisis
permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru serta kebutuhannya sehubungan
dengan pelaksanaan tugas mengajar di sekolah. Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam
era pendidikan baru saat ini tetap relevan dengan mengedepankan guru sebagai
aktor paling hebat dalam proses belajar. (1) Tut wuri handayani. artinya dari belakang memberikan dorongan dan
arahan. Guru berperan sebagai pendorong atau motivator, selain itu berperan
sebagai pengarah, pembimbing yang tidak dapat membiarkan anak didik melakukan
hal yang tidak sesuai dengan tujuan proses belajar. Sebenarnya, peran guru
sebagai mitra juga tersirat dalam asas tut wuri handayani, karena ketika guru
menjalankan fungsi sebagai pembimbing dan pendorong maka guru tidak menempatkan
dirinya pada hirerarki teratas dalam
proses belajar, guru bukan satu-satunya sumber belajar. (2) Ing madya mangun
karsa, artinya ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa. Asas ini semakin
memperkuat peran dan fungsi guru sebagai mitra dan fasilitator guna menciptakan
peluang bagi peserta didik untuk berkarya sebagai tujuan dari proses belajar,
karena pada prinsipnya belajar itu produktif. (3) Ing ngarsa sung tulada,
artinya di depan memberi teladan. Asas ini menekankan peran guru sebagai
teladan “guru di gugu”, dimodeli anak didiknya.
Para guru memahami betul bahwa modelling atau keteladanan merupakan cara
yang ampuh dalam mengubah perilaku, selain pembiasaan dan disiplin. Fakta ini
menunjukkan bahwa diantara berbagai inputs yang menentukan mutu pendidikan (ini
ditunjukkan dengan prestasi akademik anak didik) lebih dari sepertiganya
ditentukan oleh peran guru. Betapa mulianya guru! Kita menyadari bahwa di
tangan para guru, putra-putri terbaik bangsa ini dilahirkan untuk melakukan
perubahan penting bagi kelangsungan hidup bangsa, saat ini maupun di masa akan
datang. Namun, untuk memegang peran perubahan itu, guru haruslah melakukan
perubahan terlebih dahulu dalam dirinya. Motivasi untuk berubah harus datang
dari dalam diri guru itu sendiri. Dengan prinsip ”guru harus memberi (to share)
terlebih dahulu agar ia dapat maju dan berkembang (to grow)”, maka guru tidak
boleh menampilkan dirinya pada posisi pasif (penerima perubahan), akan tetapi
harus pada posisi aktif (memberi dan berbagi untuk maju berkembang bersama).
Jika menjadi guru merupakan pilihan pribadi, maka guru harus benar-benar hidup
dengan pilihannya tersebut. Maka dia adalah guru hebat.
Dalam
Rangka Peringatan Hari guru Nasional
2019 Serta Hari PGRI Yang jatuh
pada Tanggal 25 NOVEMBER 2019 , Seluruh Kabupaten / Kota memperingati Hari Guru
serta Hari PGRI Tersebut Seperti di Kabupaten Sidoarjo Pada hari Sabtu 23/11/2019 Ada pameran pendidikan mulai
jenjang TK , SD ,SMP Di GOR Sidoarjo .
Hasta karya yang di pamerkan sangat indah dan bagus untuk di pandang , bahkan
ada yang unik membuat Jembatan dari Stick Es, hasta karya tersebut tidak hanya
Buatan dari siswa itu sendiri , tetapi juga buatan dari bapak / Ibu Guru .
Menurut Dyah APRINISKA LUPITA Rini , S.Pd, Guru TK Hangtuah Sidoarjo sangat
kagum dengan hasil guru guru tersebut Baik
hasta karya maupun APE ( Alat Pembelajaran Edukatif / APE ) Menurut
Ibu Rani bahwa Kegiatan tersebut dalam rangka menyambut
Hari Guru nasional dan HUT PGRI Di Kabupaten Sidoarjo tersebut