Selasa, 25 Oktober 2016

“ Sampah Pasar Diolah Tuk Jadi Komos “








“ Sampah Pasar Diolah Tuk Jadi Komos “
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola perkotaan adalah penanganan masalah persampahan. Berdasarkan data-data BPS tahun 2000, dari 384 kota yang menimbulkan sampah sebesar 80.235,87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut ke dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sebesar 4,2 %, yang dibakar sebesar 37,6 %, yang dibuang ke sungai 4,9 % dan tidak tertangani sebesar 53,3 %.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat telah menyebabkan timbulan sampah pada perkotaan semakin tinggi, kendaraan pengangkut yang jumlah maupun kondisinya kurang memadai, sistem pengelolaan TPA yang kurang tepat dan tidak ramah lingkungan, dan belum diterapkannya pendekatan reduce, reuse, recycle, dan replace (4 R).
Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai. Dampak Negatif Sampah

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negative bagi kesehatan, dimana sampah merupakan tempat perkembangbiakan vektor penyakit yaitu lalat dan tikus. Selain itu, insidensi penyakit demam berdarah dangue akan meningkat karena vektor penyakit akan hidup dan berkembang biak dalam sampah. Adapun gangguan yang diakibatkan karena sampah antara lain sesak nafas, insomnia dan stress. Selain dampaknya terhadap manusia, pengelolaan sampah yang tidak tepat juga akan menimbulkan efek terhadap lingkungan yaitu bau busuk yang diakibatkan proses pembusukan sampah dan menghasilkan gas-gas oleh mikroorganisme tertentu. Selain itu sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir saat musim hujan tiba sehingga air hujan yang membawa sampah akan pencemari air.
Masalah Sampah di Pasar Senggol

SMP PGRI 6 Surabaya adalah sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , dalam rangka memenuhi kompos yang ada di Komposter dan Takakura yang dimiliki oleh Spegrinam Surabaya , Pada hari Selasa 25/10/2016 Selesai pelaksanaan UTS Gasal , Seluruh kader Spegrinam Surabaya melakukan kegiatan Grebek pasar , dimana mereka mengumpulkan sampah sampah pasar di Bulak Banteng tersebut. , seluruh siswa / siswi Kader Spegrinam Surabaya sangat semangat dalam mengumpulkan sampah – sampah baik sisa – sisa sayur ataupun buah , Walaupun hanya 30 menit Tim Kader Spegrinam Surabaya alhamdulilah hari ini bisa mendapatkan sampah pasar yang akan di olah menjadi pupuk yaitu mendapatkan 2 karung. Menurut Banu Atmoko , S.Pd Kepala Spegrinam Surabaya mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini yaitu menambah sampah sampah yang bisa diolah menjadi Pupuk kompos , serta tujuan dari kegiatan ini  menurut Banu Atmoko , S.Pd yaitu mengajak warga pasar untuk melaksanakan sikap peduli dan berbudaya lingkungan dengan memanfaatkan sampah pasar sebaik – baiknya”.