“
Berikan Tugas Siswa Untuk Pengembangan Karakter”
Hari
Ke - 102
Pengembangan
atau pembentukan karakter diyakini perlu dan penting untuk dilakukan oleh
sekolah dan stakeholders-nya untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan
pendidikan karakter di sekolah. Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah
mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan kamil). Tumbuh dan berkembangnya
karakter yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan
komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya
dengan benar dan memiliki tujuan hidup. Karakter dikembangkan melalui tahap
pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter
tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan
kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak
terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga
menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.Dengan demikian diperlukan tiga
komponen karakter yang baik (components of good character) yaitu moral knowing
(pengetahuan tentang moral), moral feeling (penguatan emosi) tentang moral, dan
moral action atau perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik dan
atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan tersebut
sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai
kebajikan (moral).Dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral knowing yang akan
mengisi ranah kognitif adalah kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan
tentang nilai-nilai moral (knowing moral values), penentuan sudut pandang
(perspective taking), logika moral (moral reasoning), keberanian mengambil
sikap (decision making), dan pengenalan diri (self knowledge). Moral feeling
merupakan penguatan aspek emosi peserta didik untuk menjadi manusia
berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus
dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran akan jati diri (conscience),
percaya diri (self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty),
cinta kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self control), kerendahan
hati (humility). Moral action merupakan perbuatan atau tindakan moral yang
merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami
apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus
dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu kompetensi (competence), keinginan
(will), dan kebiasaan (habit). Pengembangan karakter dalam suatu sistem
pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung
nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan
saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau
emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya,
sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional Kebiasaan
berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut
secara sadar menghargai pentingnya nilai karakter (valuing). Karena mungkin
saja perbuatannya tersebut dilandasi oleh rasa takut untuk berbuat salah, bukan
karena tingginya penghargaan akan nilai itu. Misalnya ketika seseorang berbuat
jujur hal itu dilakukan karena dinilai oleh orang lain, bukan karena
keinginannya yang tulus untuk mengharagi nilai kejujuran itu sendiri. Oleh
karena itu dalam pendidikan karakter diperlukan juga aspek perasaan (domain
affection atau emosi). Komponen ini dalam pendidikan karakter disebut dengan
“desiring the good” atau keinginan untuk berbuat kebaikan. Pendidikan karakter
yang baik dengan demikian harus melibatkan bukan saja aspek “knowing the good”
(moral knowing), tetapi juga “desiring the good” atau “loving the good” (moral
feeling), dan “acting the good” (moral action). Tanpa itu semua manusia akan
sama seperti robot yang terindoktrinasi oleh sesuatu paham.Dengan demikian
jelas bahwa karakter dikembangkan melalui tiga langkah, yakni mengembangkan
moral knowing, kemudian moral feeling, dan moral action. Dengan kata lain,
makin lengkap komponen moral dimiliki manusia, maka akan makin membentuk
karakter yang baik atau unggul/tangguh.
Dalam
menumbuhkan Pengembangan pendidikan karakter bagi siswa / siswi SMP PGRI 6
Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak
di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir ,
Pada Hari Sabtu 25/4/2020 seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya mulai kelas
7 – 9 Dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya mulai kelas 1- 6 Mengerjakan Tugas NGAJI JUZ
Ke – 29 , Menurut BANU ATMOKO , S.Pd bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah
untuk SFH , Di samping itu tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk
Pengembangan Pendidikan Karakter yang
dimiliki oleh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya
Dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya
yaitu Religius, Apalagi ini Di Bulan Suci Ramadhan , Seluruh siswa /
siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya di ajak untuk membaca
AL- Qur’an untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
BANU ATMOKO , S.Pd
berharap agar COVID – 19 Segera hilang dari muka bumi ini dan BANU ATMOKO ,
S.Pd mengimbau kepada seluruh Guru SMP PGRI 6 Surabaya dan siswa / siswi SMP
PGRI 6 Surabaya selalu memakai masker dimanapun berada termasuk jika ada di
sekolah untuk melaksan piket untuk selalu cuci tangan , agar tubuh kita terbebas dari
COVID – 19 tersebut , sehingga harapannya agar COVID – 19 Segera hilang dari
kota Surabaya , apalagi setelah ini akan memasuki bulan Suci Ramadhan ,
Sehingga bisa puasa dengan aman dan nyaman untuk menjalankan ibadah puasa .
#Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat