“ Bersih Lingkungan Sekolah Di Hari Jadi Kota Surabaya Ke –
723 “
Surabaya
sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam prasasti
Trowulan I, berangka 1358 M. Dalam prasasti itu terungkap bahwa Surabaya
(Churabhaya) masih berupa desa di tepian sungai Brantas sebagai salah satu
tempat penyebrangan penting sepanjang sungai Brantas. Surabaya juga tercantum
dalam pujasasra Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tentang
perjalanan pesiar Baginda Hayam Wuruk pada tahun 1365 dalam pupuh XVII (bait
ke-5, baris terakhir).
Walaupun bukti tertulis tertua mencantumkan nama Surabaya berangka tahun 1358 M (Prasasti Trowulan) & 1365 (Negara Kertagama), para ahli menduga bahwa Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tersebut. Menurut hipotesis Von Faber, Surabaya didirikan tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M. Hipotesis yang lain mengatakan bahwa Surabaya dulu bernama Ujung GaluhlengVersi lain mengatakan bahwa Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon setelah mengalahkan tentara Tar Tar, Raden Wijaya mendirikan sebuah kraton di Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu buaya, Jayengrono makin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura.
Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai Kalimas dekat Peneleh. Perkelahian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal kehabisan tenaga. Kata "Surabaya" juga sering diartikan secara filosofis sebagai lambang perjuangan antara darat dan air, antara tanah dan air. Selain itu, dari kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa nama Surabaya
Walaupun bukti tertulis tertua mencantumkan nama Surabaya berangka tahun 1358 M (Prasasti Trowulan) & 1365 (Negara Kertagama), para ahli menduga bahwa Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tersebut. Menurut hipotesis Von Faber, Surabaya didirikan tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M. Hipotesis yang lain mengatakan bahwa Surabaya dulu bernama Ujung GaluhlengVersi lain mengatakan bahwa Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon setelah mengalahkan tentara Tar Tar, Raden Wijaya mendirikan sebuah kraton di Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu buaya, Jayengrono makin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura.
Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai Kalimas dekat Peneleh. Perkelahian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal kehabisan tenaga. Kata "Surabaya" juga sering diartikan secara filosofis sebagai lambang perjuangan antara darat dan air, antara tanah dan air. Selain itu, dari kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa nama Surabaya
Surabaya
adalah Kota yang di Juluki sebagai Kota BERSERI ( Bersih , Sehat , Rapi Dan
Indah ) Itulah nama Kota Surabaya , dimana pada Bulan Mei 2016 ini Kota
Surabaya melaksanakan Hari Jadi Kota Surabaya yang ke-723 , salah satu kegiatan
dalam rangka Hari Jadi Kota Surabaya yang Ke – 723 Adalah Ramah Lingkungan
,dimana SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang
terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo , Kecamatan
Semampir pada hari Sabtu 28/5/2016
melakukan kegiatan peduli dan berbudaya lingkungan yaitu dengan bersih – bersih
halaman sekolah , dan halaman sekitar sekolah , adapun bersih bersih dalam
rangka Hari Jadi Kota Surabaya yang ke 723 tersebut di ikuti oleh siswa kelas 7
– Kelas 9 serta Siswa Kelas 1- Kelas 6 SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya yang
merupakan sekolah satu atap dengan SMP PGRI 6 Surabaya . Dimana Lutfia Turfa
Selaku Ketua membagi kelompok untuk melakukan kegiatan bersih bersih lingkungan
tersebut, selesai kegiatan pembiasaan pagi pembacaan Juz Amma dan Asmaul Husnah
Seluruh Siswa SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya langsung
membersihkan halaman dalam sekolah dan halaman luar sekolah dengan membawah
alat yang sudah dipersiapkan dari rumah ada yang membawa sapu , ada yang
membawa karung , ada yang membawa sulak . Hayang Sekar Nilandari siswa kelas 8
SMP PGRI 6 Surabaya membersihkan kamar mandi , mulai membersihkan bak kamar
mandi , wc bahkan sampai mengepel kamar mandi , menurut Hayang Sekar Nilandari
“ Bahwa Kamar mandi menjadi letak utama suatu sekolah itu baik atau tidak ,
disamping itu letak timbulnya nyamuk dari kamar mandi , makanya kamar mandi
harus betul betul di bersihkan sebersih mungkin , dimana seminggu sekali setiap
kamar mandi selalu di bersihkan . Kata “ Hayang Sekar Nilandari” , disamping
itu Zilfa Nurqomariyah siswa kelas 7
beserta dengan teman – teman – teman kelompoknya Afdatul Alafia , Afifah
Azzahrah , Yuniar Siswa kelas 7 menyapu halaman sekolah serta menata pot – pot
yang ada di taman sekolah , serta membuang pot – pot yang sudah rusak dan
memasang tanaman di pot – pot yang kosong serta dimana pot – pot yang kosong di
tanami tanaman serta di beri pupuk hasil panen sekolah spegrinam Surabaya.
Menurut Zilfa Nur Qomariyah “ bahwa dengan menata pot tanaman tersebut membuat
sekolah menjadi hijau , asri sehinga enak di pandang oleh mata. Disamping itu
masik ada lagi kegiatan peduli dan berbudaya lingkungan yang lain di Spegrinam
yaitu melakukan kegiatan Panen Kompos di Tong Komposter yang ada di dekat Taman
Sekolah Spegrinam Surabaya , dimana Fatmawati Fadilah , Rifdah amalia Arsyandi siswa kelas 8 dan Fitrotun
Nazilah siswa kelas 7 Spegrinam Surabaya
melakukan kegiatan Panen kompos yang ada di komposter , adapun hasil panen
kompos di komposter sebanyak 25 Kg , dimana kompos tersebut digunakan untuk
tanaman – tanaman yang ada di pot sekolahan yang kosong – kosong , Menurut “
Fitrotun Nazilah “, sedangkan Damar Cahyono , Rafli dan Yuda Agustiyan Prasetyo
siswa kelas 8 Melakukan kegiatan bersih – bersih selokan ( got ) yang ada di
sekitar sekolah. Menurut Yudha Agustiyan Prsetyo bahwa membersihkan selokan
untuk mencegah terjadinya banjir pada saat musim penghujan , setelah selokan
bersih Rinayatul Hasanah siswa kelas 8 membersihkan halaman luar setelah sisa
sisa membersihkan selokan . Menurut Banu Atmoko , S.Pd Kepala Spegrinam
kegiatan bersih – bersih lingkungan ini dilakukan setiap hari oleh seluruh
siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya , tidak hanya pada waktu acara Peringatan Hari
Jadi Kota Surabaya, Hal tersebut dikarenakan SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah
Peduli dan Berbudaya Lingkungan ( ADIWIYATA ).