Jumat, 02 Agustus 2019

“ Sekolah Sehat , Sekolah Nyaman Untuk Meraih Prestasi “











“ Sekolah Sehat , Sekolah Nyaman Untuk Meraih Prestasi “
Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memung­kinkan sesuatu dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis.  Jika hal ini dikaitkan dengan lem­baga pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai seba­gai adalah lembaga pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani). Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejah­teraan lahir dan batin setiap warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memung­kinkan setiap warganya dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan lingkungan di luar sekolah. Senang berarti perasaan puas, lega, tidak kecewa ataupun susah. Dengan demikian, sekolah menye­nang­kan dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu membuat semua warga sekolah senang, puas, lega akan situasi sekolah. Sekolah menyenangkan tidak hanya tertuju pada upaya bagaimana membuat peserta didik betah ke sekolah, namun juga menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan, bahkan orang tua peserta didik. Pada prinsipnya konsep sekolah menyenangkan merupakan perpaduan dari konsep sekolah sehat, amat, dan ramah anak. Mengapa demikian? Karena ketika prinsip-prinsip sekolah sehat, aman, dan ramah anak sudah terpenuhi, maka secara otomatis sekolah tersebut menjadi menyenangkan bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan warga sekitar sekolah. Dengan begitu, sekolah menyenangkan menjadi tempat terbaik bagi setiap warga sekolah untuk mengeks­presikan bakat, minat, dan prestasi yang dimilikinya, bukan menjadi tempat yang mengasingkan. Mereka pun menjadi bagian dari sekolah itu karena sekolah memberi ruang bagi perkembangan warga sekolah, terutama peserta didik.  sehingga mereka tidak terasing dari sekolah tersebut.
Dalam rangka menciptakan sekolah sehat dan sekolah menyenangkan SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Jum’at 2/8/2019 , seperti biasa Seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya jika hari Jum;at itu datang Pukul 05.00  untuk melaksanakan kegiatan olah raga pagi  yang di pimpin oleh Ibu NURHAYATI Untuk lari Pag, Setelah lari Pagi seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya melakukan kegiatan Jum’at bersih  yaitu ada yang menyapu dan mengepel kelas – kelas , Ada Yang Ngosek kamar mandi , Ada Yang Nyapu Halaman sekolah , Ada Yang Memilah sampah , Bahkan ada yang menguras Selokan ( GOT ) , Selurh kegiatan tersebut dilakukan oleh seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dengan gembira ria  dan mereka tidak  takut Kotor , Menurut  Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah Mengajak seluruh peserta didik untuk peduli berbudaya lingkungan , serta untuk menjadikan Sekolah sehat serta sekolah Nyaman bagi siswa dan bagi Guru , Selesai bersih semua , Seluruh bapak / ibu dewan Guru melakukan sarapan pagi bersama yang di bawakan Oleh Ibu LASMIATI , S.Pd Nasi Penyetan Tasyakuran Putranya Diterima Di SMP Negeri 54 Surabaya

Kamis, 01 Agustus 2019

“ Kepedulian Dharmawanita Persatuan Kota Surabaya Terhadap Perkembangan Religius Dan Spiritual Anak “













“ Kepedulian Dharmawanita Persatuan  Kota Surabaya Terhadap Perkembangan  Religius Dan Spiritual Anak “
Pemenuhan aspek spiritual pada anak tidak terlepas dari pandangan terhadap lima dimensi manusia yang harus dintegrasikan dalam kehidupan. Lima dimensi tersebut yaitu dimensi fisik, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual. Dimensi-dimensi tersebut berada dalam suatu sistem yang saling berinterksi, interrelasi, dan interdepensi, sehingga adanya gangguan pada suatu dimensi dapat mengganggu dimensi lainnya. Bahkan pada dasarnya perkembangan moral, religious atau agama, dan spiritual sudah terbekali sejak manusia masih berada di alam azali. Dan pada masa ini, titik keimanan terhadap Allah itu sudah ditanamkan, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Quran. Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme mengatakan bahwa pendidikan harus mempunyai landasan yang jelas dan terarah. Landasan tersebut sebagai acuan atau pedoman dalam proses penyelenggaraan pendidikan, baik dalam konteks institusi pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Landasan yang jelas dan terarah yang dimaksud adalah pendidikan harus berprinsip pada pengembangan nilai-nilai moral dan agama, di samping aspek-aspek lain yang berkaitan dengan bidang-bidang pengembangan. Hal ini sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengantarkan anak didik menuju kedewasaan berpikir, bersikap, dan berperilaku secara terpuji (akhlak al-karimah). Upaya tersebut bisa dilakukan oleh para pendidik (guru dan orang tua) sejak usia dini, yakni ketika masa kanak-kanak. Dan pada akhirnya, Nilai-nilai luhur ini pun dikehendaki menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila-sila lainnya dalam pancasila.  Bahkan, teori Jung menghubungkan antara religiusitas dengan perkembangan spiritual.
Menurut Jung setiap individual mampu mengatasi tekanan, pengabaian, dan penolakan dalam kehidupan personal. Itu mengapa individu berkembang secara keseluruhan, sehingga keluruhan bagian berintegrasi menjadi satu bagian diri. Proses ini yang menjadikan sebuah diri yang terintegrasi, kepercayaan berada pada peran yang sentral. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan kenyataan yang dinginkan dengan kebutuhan personal. Kepercayaan sebagai peran sentral akan membantu keseimbangan berada pada arah tepat ketika berelasi dengan archetypes. Karena kereligiusan merupakan proyeksi dari archetypes pesan dari jiwa dan pesan dari kepercayaan memiliki kesamaan bentuk dan bisa diterjemahkan oleh orang lain.
Secara bahasa, kata religiusitas adalah kata kerja yang berasal dari kata benda religion. Religi sendiri berasal dari kata re dan ligare yang artinya adalah menghubungkan kembali sesuatu yang telah putus, yaitu menghubungkan kembali antara Tuhan dan manusia yang telah terputus oleh dosa-dosanya. Sementara itu, menurut Gazalba, kata religi berasal dari bahasa latin religio yang berarti mengikat kembali. Kemudian, Sarwono mengatakan, bahwa religi adalah suatu kepercayaan terhadap kekuasaan suat zat yang mengatur alam semesta ini. Sementara itu, dimensi dari religiusitas adalah; keyakinan beragama (belief), praktek agama(practice), rasa/pengalaman keberagamaan (feelings), pengetahuan agama (knowledge), dan konsekuensi beragama (effect). Sementara itu, perkembangan agama pada anak sejatinay sudah dimulai sejak zaman kelahiran, yakni ketika manusia masih berada di alam azali dan sebelum dilahirkan. Dalam al-Quran secara jelas sidah disebutkan, dalam QS Al-A’raf 172 yang artinya;

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Ayat ini secara jelas mengindikasikan, bahwa manusia pada dasarnya sudah dibekali benih iman yang tertanam dalam dirinya, terlepas dari apakah orang tua dan lingkungan akan merubahnya atau justru akan mengembangkannya dengan lebih baik.
Perkembangan agama pada masa anak-anak akhir berkembang begitu pesat. Hal ini dikarenakan adanya interaksi yang mulai intens antara dirinya dengan lingkungan. Disamping itu, secara kognitif, anak pada masa akhir, juga berkembang sehingga akan lebih untuk memahami pesan-pesan agama yang dalam hal ini terangkum dalam syari’at. Perkembangan agama pada masa anak-anak akhir akan menemukan puncaknya ketika ia sudah bertanya untuk menemukan sesuatu yang selama ini mengganggunya, baik yang berkaitan dengan iman atau hukum. Dalam konsep islam, bahkan anak sudah diwajibkan untuk menjadi lebih patuh terhadap agama ketika ia sudah dinyatakan baligh (yang biasanya ditandai dengan mimpi basah). Masa baligh ini biasanya terjadi pada masa anak-anak akhir. Setelah itu, seorang anak sudah mempunyai tanggung jawab terhadap agama. Tentu saja, peran pendidikan orang tua dan lingkungan adalah factor yang sangat menentukan dalam membantu proses perkembangan religious atau agama pada anak masa akhir. Secara kasat mata, antara agama dan spiritual adalah sama, namun Donah Zohar dan Ian Marshall membantah atau kesamaan keduanya. Meski begitu, ia mengakui bahwa spiritual dapat ditingkatkan dan didukung oleh adanya agama. Untuk itulah pada masa anak-anak akhir ini pendidikan agama yang diberikan di sekolah-sekolah sangat membantu anak dalam meningkatkan spiritual yang sudah ada sebelumnya.

SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 -9  Kelurahan Wonokusumo , Kecamatan Semampir  Pada Hari Kamis 1/8/2019 , Seperti biasa setiap hari kamis sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan kegiatan perkembangan Religius yaitu Sholat Dhuha , Sholat Hajat , Pembacaan Istighosah , Pembacaaan Manaqib  yang di pimpin oleh Ustad Achmad SYAIFUDDIN , S,H.I, Sebelum melaksanakan Sholat Dhuha dan Sholat hajat tersebut 5 Siswa baik dari SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “ AL-IKHLAS Surabaya lupa membawa alat Solat ,Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd  langsung memberikan pinjaman alat sholat  berupa mukenah sumbangan dari Ketua Dharmawanita Persatuan Kota Surabaya  Ibu IIS Hendro Gunawan Yang di serahkan  pada waktu Bulan Suci Ramadhan kemarin , Bapak H. Banu Atmoko , .SPd dalam sambutannya mengajak seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “ AL-IKHLAS, Tetap ibadah Sholatnya di tingkatkan di Sekolah , walaupun tidak membawa Alat Sholat Insyah Allah Sudah Di bantu oleh Ibu Ketua Dharmawanita Persatuan Kota Surabaya , Sehingga amal dari Ibu Ketua Dharmawanita Persatuan Kota Surabaya tersebut terus mengalir  sumbangan alat sholatnya di manfaatkan untuk ibadah , Disamping itu menurut Banu Atmoko , .SPd bahwa  kegiatan Setiap hari Kamis Pagi ini adalah  Untuk Mengembangkan Religius Dan Spiritual dari anak – anak , sehingga memiliki nilai – nilai karakter yang baik .


Selasa, 30 Juli 2019

“ Ajak Siswa Kreatif Melalui Permainan Bangun Datar Dari Stik Es Krim”





















“ Ajak Siswa Kreatif Melalui Permainan  Bangun Datar Dari Stik Es Krim”
Kerajinan dari Stik Es Krim – Pada sekarang ini sudah banyak sekali masyarakat yang berlomba-lomba. untuk menuangkan kreatifitas meraka dalam berbagai bidang yang bisa digunakan sebagai bahan kerajinan. Salah satunya, yang bisa digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dari barang bekas yang bisa digunakan, seperti botol, kertas, kardus, sedotan, bambu dan lainya. Semua macam bahan seperti diatas bisa kita gunakan sebagai kerajinan tangan dari barang bekas. Selain itu, bahan baku membuat kerajinan tangan yang mudah di dapatkan, salah satunya yang tergolong cukup unik dan mudah didapatkan bahan pembuatan kerajinan dari stik es krim. Karena jajanan yang banyak digemari masyarakat mulai dari anak-anak atau orang dewasa, semua menyukai jajanan yang satu ini. Es krim yang menggunakan stik pada pegangan es krim, masih banyak diminati. kemudian bekas stik eskrim bisa kita gunakan sebagai kerjinan tangan unik. Bangun datar merupakan sebutan untuk bangun-bangun dua dimensi. Bangun datar merupakan sebuah bidang datar yang dibatasi oleh garis lurus ataupun garis lengkung.
SDS “ AL-IKHLAS Surabaya adalah Sekolah 1 Atap dengan SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo , Kecamatan Semampir , Pada Hari Selasa 30/7/2019 , Seperti biasa seluruh siswa / siswi SDS “ AL-IKHLAS Surabaya pada sore hari Pukul 15.00 Mengikuti kegiatan Extra Pengembangan Diri Pramuka , Sebelum memulai Kegiatan Pramuka , Pembina Pramuka Kak Lasmiati ,S.Pd  mengajak seluruh siswa / siswi SDS “ AL-IKHLAS Surabaya melakukan upacara bendera , dalam hal ini yang bertindak menjadi Pemimpin Upacara adalah Achmad Husnin Najjah, Selesai Upacara Kak Lasmiati , S.Pd mengajak seluruh siswa mulai kelas 2- Kelas 6 , membentuk 1 kelompok 10 siswa , setelah terbentuk 10 Kelompok Kak Lasmiati , S.Pd membagikan Stick Ice Cream kepada kelompok – kelompok tersebut , Setelah semua kelompok – kelompok menerima Stick Ice Cream , Kak Lasmiati meminta seluruh Kelompok membuat mainan dari Stick Ice Cream tersebut yaitu  Bangun Datar Dari Stick Ice Cream , Mulai dari Persegi Panjang , Jajar Genjang , Belah Ketupat, Trapesium , Semua siswa mulai dari kelas 2 – Kelas 6 Sangat antusias dalam permainan tersebut , Bahkan  Menurut Nur Hidayah yang satu kelompok dengan Zahratus Syita , sangat antusias dalam permainan tersebut , bahkan kelompok beliau selalu menjadi yang tercepat bahkan  selalu dengan model yang baru. Menurut Kak LASMIATI , S.Pd bahwa tujuan dari permainan ini adalah mengenalkan bangun datar kepada seluruh siswa / siswi SDS “ AL-IKHLAS Surabaya melalui permainan Stick Ice Cream , Serta melatih Konsentrasi dari siswa / siswi SDS “ AL-IKHLAS Surabaya , dengan permainan ini  diharapkan seluruh siswa / siswi SDS “ AL-IKHLAS lebih konsentrasi belajar dan lebih Cinta Kepada kegiatan Pramuka yang sangat Asyik dan menyenangkan.

Senin, 29 Juli 2019

“ Dari Hal Kecil Dapat Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”























“ Dari Hal Kecil Dapat Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”
Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik. Adiwiyata bermakna sebagai tempat yang baik dan ideal, di mana dapat diperoleh segala ilmu pe­nge­tahuan dan berbagai norma, serta etika yang dapat menjadi dasar manusia untuk menuju terciptanya ke­se­jahteraan hidup dalam menuju cita-cita pembangunan yang berkelanjutan. –
SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada hari Senin 29/7/2019 Seperti biasa melaksanakan kegiatan Upacara bendera , dalam kesempatan tersebut yang bertindak menjadi Petugas Upacara adalah Peserta Didik Kelas 9 SMP PGRI 6 Surabaya dan yang bertindak menjadi Pembina Upacara adalah Ibu Dra. TIWIK SUKIRAHAYU, Dalam amanatnya Ibu Dra. TIWIK SUKIRAHAYU Tersebut menyampaikan bahwa Kegiatan Upacara Rutin  ini adalah untuk menumbuhkan Penguatan Pendidikan Karakter , Disamping itu Pembina Upacara yang lahir bulan Februari tersebut mengajak seluruh siswa / siswi baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “ AL-IKHLAS Untuk Selalu Peduli dan Berbudaya Lingkungan di Sekolah maupun di Masyarakat, Selepas Jam Istirahat seluruh Tim Lingkungan Hidup SMP PGRI 6 Surabaya  hari ini mempunyai kegiatan yaitu menata dan mengumpulkan gelas – gelas Aqua , dimana gelas – Gelas Aqua yang sudah terkumpul oleh Saiful Akbar siswa kelas 8 di bawak ke Pengepul di timbang untuk mendapatkan uang , dimana uang tersebut di gunakan untuk kegiatan lingkungan baik di SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd bahwasannya Menumbuhkan karakter untuk peduli lingkungan tersebut diawali dari sekolah , sekecil apapun itu bisa menghasilkan uang