“ Kematian Seseorang Tidak Ada Yang Tahu Kapan Akan Terjadi”
Hari
Ke - 251
Manusia
akan menempuh dua bentuk kehidupan, yakni kehidupan di dunia dan di akhirat.
Kehidupan dunia adalah kehidupan yang sangat singkat atau pendek karena memang
arti dunia adalah singkat dan pendek. Ketika kita mendengar ada seorang tua
yang berkata bahwa rasanya baru kemarin saja dia hidup, ternyata sekarang
umurnya sudah memasuki 60 tahun. Jika kita lihat hal seperti itu, tampaknya
dunia bukan saja singkat dan pendek, tetapi rasanya juga sangat singkat dan
pendek dan itulah yang kita sebut dengan dunia. Kehidupan kedua yang akan
dimasuki oleh manusia adalah kehidupan akhirat. Arti akhirat ialah panjang dan
memang kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang sangat panjang. Dalam
menjelaskan hal ini, kita menemukan adanya perbedaan dalam Alquran, yakni ada
yang menyebut bahwa satu hari hidup di dunia sama dengan 10.000 tahun hidup di
akhirat. Ada juga mengatakan bahwa satu hari hidup di dunia sama dengan 50.000
tahun hidup di akhirat. Apakah berarti Alquran tidak konsisten mengenai hal
ini?Jawabannya adalah bukan Alquran tidak konsisten mengenai hal itu, tetapi
perbedaan tersebut menegaskan bahwa kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang
masanya sangat panjang, tetapi tidak bermakna abadi dan tanpa
kesudahan.Berkaitan dengan dua bentuk kehidupan di atas, pertanyaan yang muncul
adalah kenapa Allah menghidupkan manusia di dunia terlebih dahulu? Tampaknya
Allah memberikan kepada manusia sebuah pilihan untuk menentukan posisinya di
akhirat kelak. Manusia yang menginginkan surga, maka ia harus memilih jalan
surga, sedangkan manusia yang memilih neraka maka dipersilakan untuk mengambil
jalan neraka. Posisi manusia di akhirat kelak adalah pilihan manusia itu
sendiri ketika hidup di dunia.Lalu, apa sebenarnya kematian? Mati adalah
kesempurnaan. Jika manusia ingin sempurna, maka harus melewati pintu gerbang
yang bernama kematian dan setiap manusia yang hidup pasti akan mati. Jadi mati
ataupun wafat adalah jalan menuju kepada kesempurnaan. Entah bagaimana caranya
atau seperti apa matinya. Setiap orang pasti akan merasakan kematian, walaupun
arti “merasakan” itu tidak sama dengan yang dipersepsi oleh orang yang hidup.
Kematian adalah salah satu bagian dari kehidupan yang pasti dijalani, sama
seperti kelahiran. Bedanya adalah yang pertama menandai akhir dari suatu
kehidupan, sedangkan yang terakhir menandai awal dari suatu kehidupan.
Kelahiran dan kematian bisa diandaikan seperti ujung dari seutas tali yang
bernama kehidupan, berbeda titik tetapi terentang sepanjang usia. Di tengahnya
itulah kehidupan yang ada dan berada. Manusia tidak akan pernah mengerti
hakikat kehidupan jika ia tidak mau mengingat arti dan hakikat kematian. Allah
berfirman,“Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati” (QS Ali-Imran
185). Berdasarkan firman Allah ini telah jelas bahwa manusia pasti akan
menghadapi kematian kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Orang
yang pintar adalah orang yang bisa mengingat mati dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengingat kematian manusia akan lebih bijak dan berhati-hati dalam
meningkatkan keimanan dan ketawaan pada Allah SWT. Rasululah SAW
bersabda,"Banyak-banyaklah mengingat mati sebab mengingat mati itu
menhapuskan dosa dan mengkikis ambisi seseorang terhadap dunia serta cukuplah
mati sebagai pemberi peringatan.” (HR Bukhori Muslim) Di antara faedah yang
akan didapatkan oleh orang-orang yang senantiasa mengingat mati adalah
melembutkan hatinya untuk bersegera memohon ampun atas dosa-dosanya dan
bertobat kepada Allah. Dengan mengingat kematian dengan sendirinya akan
menimbulkan ketidaksenangan terhadap dunia dan akan mendorong manusia untuk
melakukan persiapan di kehidupan akhirat, sedangkan kelalaian terhadap maut
akan mendorong manusia untuk tenggelam dalam kehidupan di dunia. Rasulullah SAW
bersabda,"Kematian adalah hadiah yang sangat berharga bagi orang yang
beriman.” (HR Muslim) Oleh karena itu, sambutlah kematian dengan sukacita
karena ia mengakhiri penderitaan. Namun, jangan senang dahulu, karena ia hanya
mengakhiri penderitaan yang ada di dunia, tetapi apa yang telah Anda perbuat di
dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Dunia ini ibarat sebuah
penjara bagi orang yang beriman, dan surga bagi orang yang mendambakan dunia.
Fenomena maut adalah salah satu fenomena yang paling jelas dan pasti bagi
makhluk hidup. Semuanya ingin mempertahankan hidupnya. Semut kecil yang
diremehkan manusia pun melawan jika hidupnya terancam. Ada dua tipe manusia
dalam menyambut kematian. Ada yang pesimistis dan ada yang optimistis. Manusia
yang pesimistis menganggap kematian itu adalah suatu yang berat dan
menyeramkan, sehingga orang tersebut lebih memilih tidak memikirkannya dan
berusaha menghindarinya agar bisa merasakan kebahagian setiap saat yang
dilaluinnya. Ketakutan akan kematian adalah sebuah persepsi yang salah.
Sebagaimana persepsi sewaktu kita lahir dan keluar dari rahim ibu, kita juga
menangis sedih. Ternyata setelah kita melalui kehidupan di dunia ini, kita juga
enggan dan takut berpisah. Memang begitulah janji Tuhan, karena setelah
kematian itu ada kehidupan yang jauh lebih indah dan mengasyikkan. Bagi manusia
yang optimistis, ia menganggap kematian itu bukan akhir dari segalanya. Mereka
menganggap meninggalkan dunia hanya berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain.Bagi orang-orang tertentu, kematian haruslah dihadapi dengan suatu
persiapan agar bisa memasuki suatu dunia lain dengan damai. Kematian, bagi
mereka, adalah suatu istirahat terakhir dalam damai. Itulah mungkin di batu
nisan orang yang telah mati ditulis rest in peace(RIP). Kematian adalah suatu
peristirahatan menuju kedamaian. Damai adalah kelanjutan dan padanan dari mati,
karena kematian akan menuju kedamaian. Dan kedamaian adalah dambaan setiap
orang, yang jika tidak ditemukan di dunia orang hidup, mungkin bisa ditemukan
di “dunia” orang mati.
Kematian
seseorang itu tidak mengenal usia , tidak peduli tua ataupun muda, Dimana Pada Hari Jum’at 18/9/2020 Tetangga Penulis yang
Juga Alumni Sekolah di tempat Penulis , Dimana Usia beliau masih sangat mudah,
Beliau meninggalkan 1 Orang Istri Dan 2 Orang Anak , Dalam kesempatan tersebut
Penulis yang Juga Tetangga membantu untuk mencarikan Mobil AMBULANCE ,
Alhamdulilah Penulis Di bantu Ambulance Dari YAYASAN NURUL HAYAT Surabaya
Dengan DRIVER USTAD Teguh Untuk Diantar Ke TPU Wonokusumo , Dimana Kapan Hari Ustad Teguh Juga Pernah di
pakai Penulis mengantarkan jenazah tetangga juga yang meningga , Ustad
Teguh Orang Nya Sangat Baik , Ramah. Setelah Membantu Pengurus Pemakaman
Penulis duduk di Kursi dan Termenung Usia Muda Saja Cepat Di Ambil Tuhan ,
Setelah Ini Apakah Penulis Akan Menyusul , Karena Kematian Tidak ada yang tahu
kapan akan datang , Cuma penulis mencoba melakukan kebaikan untuk orang lain
bila ada yang membutuhkan bantuan , Agar sewaktu waktu jika penulis di panggil
Tuhan Insyah Allah Sudah siap dengan bekal kebaikan.
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar