“
Ajak Siswa Selalu Beryukur Dan Sabar dalam Menghadapi Ujian “
Hari
Ke - 47
Hidup ini ibarat sebuah pelayaran menuju
pulau kebahagiaan. Tidak mudah bagi seorang yang hendak sampai ke pulau
kebahagiaan itu. Dalam mengarungi bahtera hidup ini, manusia akan di hadapkan
dengan ombak dan badai kehidupan. Mereka harus menempuh pahit manis dan asam
garamnya kehidupan. Karena itu, hanya orang-orang yang benar-benar tarujilah
yang akan bisa sampai ke pulau kebahagiaan. Dalam menghadapi problematika hidup
manusia, ada dua hal yang harus dipegang teguh, yaitu sabar dan syukur. Dengan
dua hal itulah, kita bisa senantiasa bertahan agar tetap berada dalam koridor
yang di tentukan dan tidak salah arah dalam berlayar. Dengan kesabaran yang tinggi dan rasa syukur
yang mendalam, seseorang akan tetap kokoh berada dalam garis perjalanan yang
benar. Sabar dan syukur adalah dua pilihan yang di kemukakan oleh Nabi Daud
alaihih salam ketika beliau ditanya tentang keadaaan yang ia inginkan. “ Saya
lebih suka sehari lapar dan sehari berbuka”, Sabdanya. Kenapa? . “ karena
dengan lapar ia akan melatih kesabaran dan dengan berbuka ia akan merasakan
kenikmatan dan bersyukur”. Kesabaran akan membuat kita tahan dengan segala
cobaan yang di berikan Allah. Bukankah balasan bagi orang yang sabar itu adalah
syurga. Dan orang-orang yang sabar akan senantiasa bersama Allah karena
ketaatannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman minta pertolonganlah
kepada allah dengan sabar dan shalat, sesengguhnya Allah SWT senantiasa bersama
orang-orang yang sabar.” (Q.S.Al Baqarah:153) Ibnu Katsir menjelaskan, Sabar
memiliki tiga dimensi yang harus diperhatikan oleh orang-orang beriman; Dimensi
pertama adalah menghindari larangan. Sabar harus diikutkan ketika ternyata
hal-hal yang disukai ternyata dilarang dan ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya
untuk ditinggalkan. Dimensi kedua adalah ibadah dan ketaatan. Sabar harus
senantiasa digunakan ketika menjalankan ketaatan dalam bentuk ibadah kepada
Allah. Meskipun ia tidak menyukainya, meskipun ia memiliki keterbatasan. Dan
dimensi ketiga adalah dimensi tabah dalam menghadapi ujian. Artinya tetap taat
meski dalam ujian yang berat. Dan tetap menghindari larang meski banyak
kenikmatan yang diberikan Allah. Dari kesemua dimensi sabar itu semuanya
menunjukkan nilai konsistensi dan kontinuitas. Seseorang yang sabar itu ialah
mereka yang senantiasa berada dalam kebaikan, dan senantiasa berusaha untuk
terus berada didalamnya. Sabar merupakan sifat yang senantiasa di cerminkan
oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dalam menghadapi ujian
kehidupan. Kesabaran beliau dalam menghadapi orang-orang kafir adalah cerminan
bagi umatnya. Rasulullah dapat menang
dari peperangan dan ajaran beliau dipraktekkan oleh umat manusia di seluruh
penjuru dunia. Rasululah SAW bersabda
dalam sebuah hadits riwayat Imam Al – Bukhori:
مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ
“Barang siapa yang bersabar akan menang”
Sabda Rasul diatas mengilhami perjuangan para
sahabat-sahabatnya dan ulama sesudahnya sehingga mereka bisa menyebarkan
risalah Islam diatas persada muka bumi ini dalam jangka waktu yang cukup
singkat. Hanya dalam waktu kurang dari dua abad, Islam sudah tersebar hampir
dua per tiga wilayah bumi persada. Sabar akan membuat para pelakunya tenang dan
senantiasa waspada. Orang yang sabar tidak mudah marah, tidak mudah mengeluh
dan tutur katanya lembut menawan serta senantiasa memancarkan sinar keteduhan
dan kebaikan dalam dirinya kepada orang-orang
disekitarnya. Kata “Syukur” dan yang seakar dengannya disebutkan
sebanyak 75 kali dalam al-Quran. Menariknya, al-Quran juga menyebutkan sejumlah
yang sama untuk kata “Bala’” (Musibah). Sebagian mufassir mengatakan bahwa
sepertinya hal ini mengindikasikan bahwa Allah Subhanahu wa taala ingin
mengatakan bahwa adanya musibah itu karena kurangnya bersyukur. Bersyukur
adalah suatu perbuatan yang bertujuan untuk berterima kasih atas segala
limpahan nikmat yang telah Allah berikan. Syukur merupakan bentuk pengakuan
atas nikmat Allah dengan penuh sikap kerendahan serta menyandarkan nikmat
tersebut kepada-Nya, memuji Nya dan menyebut-nyebut nikmat itu, kemudian hati
senantiasa mencintai Nya, anggota badan taat kepada-Nya serta lisan tak
henti-henti menyebut nama-Nya. Setiap karunia atau anugerah yang kita dapatkan
sebenarnya merupakan ujian untuk menentukan apakah kita termasuk orang yang
bersyukur atau kufur. Sebagaimana pernyataan Nabi Sulaiman as yang diabadikan
dalam al-Quran sebagai berikut:
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ
أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚفَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا
عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ
ۖوَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖوَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ
كَرِيمٌ
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari
AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”.
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: “Ini termasuk karurnia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur
atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia” (QS. An-Naml:
40) Selanjutnya syukur akan menjadi mahkota dalam dirinya, mahkota yang akan
menghiasi akhlak dan membuat seseorang semakin indah bagaikan mutiara.
Bersyukur juga mengambarkan kerendahan hati bahwa semua yang ia nikmati adalah
pemberian Allah Subhanahu wa taala. Semua adalah titipan Allah dan akan
dimintai pertanggung jawaban pada hari kiamat nanti. Bersyukur adalah kewajiban
yang sering dilupakan banyak orang. Nikmat adalah sesuatu yang acap kali
melupakan bagi para pelakunya untuk bersyukur. Tertimpa musibah akan lebih
mudah mengingat Allah dibanding saat ia mendapatkan nikmat.
Dalam menghadapi UNBK dan Ujian Sekolah SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS
“ AL-IKHLAS Surabaya “ Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di
Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada
hari Minggu 1/3/2020 , Seluruh siswa / siswi kelas 9 dan kelas 6 melakukan Tawasul di Makam Mbah Soleh , Dalam
kegiatan tersebut di isi dengan Pembacaan Yasin , Istighosah dan Pembacaan
Sholawat Badar yang di pimpin oleh Bapak Ustad ABDUL AZIZ , S.Pd Guru SMP KHM Nur Surabaya , Dalam kegiatan
Tawasul di Makam Mbah Soleh tersebut seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya
dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya di damping oleh
Ibu Kepala SDS AL-IKHLAS Surabaya Ibu ANIS LAILY MUFIDAH , S.Pd Dan
Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak BANU ATMOKO , S.Pd , Dalam kesempatan
tersebut Tujuan dari kegiatan ini kata Kepala Sekolah Alumni Jurusan PLS UNESA
Kelahiran APRIL 1984 Bahwa ungkapan rasa
syukur kepada Allah S.W.T Atas Nikmat rezeki atas keberhasilan setiap lomba
yang di ikuti siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya ,
Yang kedua Rasa Syukur Semoga PPDB SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS
Surabaya mendapatkan Peserta Didik yang banyak berkah barokah selamanya.
Menurut BANU ATMOKO , S.Pd Ajarkan anak
didik kita selalu bersyukur dan bersyukur serta selalu sabar dalam menghadapi
musibah , insyah allah akan mendapatkan hasil yang sangat luar biasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar