“ Ajak Guru Dan Siswa Mempersiapkan AKM Untuk Merdeka
Belajar “
Hari
Ke - 50
Mulai
tahun 2021 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim
akan mengganti Ujian Nasional (UN) dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan
Survei Karakter (SK). AKM itu terdiri dari ujian kemampuan bernalar menggunakan
bahasa (literasi) dan kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi) yang
digelar pada jenjang tengah yakni kelas 4,8, dan 11. “Jadi kita kembalikan ke
asalnya adalah untuk penilaian sekolah penilaian sistem pendidikan. Itu makanya
dilakukan di tengah jenjang dan alasan keduanya adalah agar itu memberikan
waktu utk sekolah itu dan guru-gurunya itu melakukan perbaikan,” Sedangkan
survei karakter, imbuhnya, ditujukan untuk mengukur dan mengetahui karakter
pribadi dan wawasan kebangsaan dari siswa. Ada dua hal yang diuji dalam AKM.
Pertama, tentang kemampuan berliterasi. Bukan literasi seperti selama ini yang
dipahami sebagai membaca tok. Kemampuan berliterasi dalam AKM adalah kemampuan
dalam memahami bacaan. Pelajaran apa
pun, mengharuskan siswa mampu berliterasi. Jadi, kemampuan berliterasi adalah
kemampuan lintas mata pelajaran. Sekarang beban itu masih diletakkan di pundak
guru guru bahasa Indonesia. Sebuah kesalahan yang harus cepat diperbaiki.
Kemampuan berliterasi juga merupakan kemampuan
yang dibutuhkan setiap orang dalam sepanjang hayatnya. Dalam kehidupan seseorang, bahkan ke depan,
mengharuskan kepemilikan kemampuan berliterasi model ini. Sekolah merupakan lembaga yang pas untuk
menyemaikan kemampuan dasar ini. Tanpa
kemampuan dasar ini, seseorang akan gagap menghadapi informasi yang membanjiri
detik-detik nya. Kedua, kemampuan
numerasi. Tak kalah dengan kemampuan berliterasi, kemampuan dalam menghadapi
angka angka atau data data ini sangat dibutuhkan di masa depan. Bahkan kehidupan masa depan akan bergantung
kepada kemampuan mengolah data atau angka angka ini. Hasil tes PISA yang
dilaksanakan oleh OECD telah diumumkan. Hasilnya sudah dapat ditebak. Indonesia
menempati posisi keenam. Sayang nya, hitungan nya dari bawah. Kenapa hal itu
sudah tak bisa ditebak? Tes PISA dan
pembelajaran di kelas memang berbeda. Kemampuan berliterasi dan numerasi sangat
diutamakan dalam tes PISA, sedangkan pembelajaran di kelas masih menghapal
untuk mengejar nilai tinggi di UN. Itulah
Asesmen Kompetensi Minimum. Bukan pengganti UN. Ini sudah diamanatkan dalam uu
sisdiknas
SMP
PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di
Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , dalam rangka mempersiapkan UNBK Tahun
2020 Pada hari Senin 2/3/2020 Sampai Hari Rabu 4/3/2020 melaksanakan Gladi bersih UNBK Tersebut dilaksanakan hari Senin Gladi bersih
dan Hari Selasa Dilaksanakan AKM Bagi Peserta didik kelas 9 , Sedangkan hari
Rabu 4/3/2020 , SMP PGRI 6 Surabaya mengirimkan 9 Orang guru untuk mengikuti
AKM Di LAB Komputer, walaupun tidak ada
jam ngajar hari ini tetapi guru guru SMP
PGRI 6 Surabaya tetap semangat mengikuti AKM
dan survey karakter. ,Menurut Mei Ratna Susanti , S.Si selaku Guru IPA
Yang juga Proktor beliau pingin tahu sejauh mana soal – soal AKM Tersebut ,
sehingga dapat di ajarkan kepada anak didik nya dalam rangka mempersiapkan AKM tersebut ,
Sedangkan menurut Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya kelahiran APRIL 1984 Alumni
Jurusan PLS UNESA Bapak BANU ATMOKO , S.Pd bahwa Tujuan dari Kegiatan Pagi hari ini adalah mempersiapkan semua Guru Guru
baik Mapel Agama Sampai Prakarya untuk mempersiapkan soal AKM , Sehingga dapat
melatih kepada anak didiknya untuk selalu berlatih soal – soal AKM , Sehingga
anak didik SMP PGRI 6 Surabaya Siap mensukseskan Program Menteri Pendidikan
NADIEM MAKARIEM Untuk Merdeka Belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar