“ Ajak Siswa Peduli Lingkungan Di Hari Libur Sambil
Mengajak Gemar Makan Ikan “
Indonesia
merupakan negara maritim yang terbagi atas pulau-pulau dan sebagian wilayahnya
merupakan perairan yang cukup luas. Potensi yang cukup luas terdapat di laut
Indonesia berupa sumber daya alam yang melimpah, termasuk didalamnya terdapat
banyak spesies ikan khususnya ikan yang dapat dikonsumsi. Oleh sebab itu,
seharusnya sektor perikanan memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat
berkembang. Negara ini seharusnya
dapat memanfaatkan kekayaan alamnya secara maksimal, kita tentu sudah mengetahui
bahwasannya indonesia sebagai negara dengan cakupan perairan yang cukup luas,
dimana di dalamnya terdapat banyak jenis ikan yang baik untuk dikonsumsi penduduk indonesia dan
tentunya dapat memenuhi kebutuhan protein penduduk indonesia. Namun , kita
mengetahui bahwasannya penduduk indonesia memiliki tingkat konsumsi ikan yang
masih dikategorikan rendah bahkan di kawasan Asia Tenggara Indonesia masih
kalah dari Singapura dan Malaysia apalagi jika dibandingkan dengan Jepang dan
Korea. Rendahnya konsumsi ikan perkapita penduduk di indonesia berbanding
terbalik dengan wilayahnya yang kaya akan sumber protein nabati ini. Pulau Jawa
merupakan daerah dengan konsumsi ikan perkapita terendah dibandingkan wilayah
lainnya di indonesia, dan di wilayah Indonesia bagian timur memiliki tingkat
konsumsi ikan yang cukup tinggi bahkan di atas rata-rata konsumsi ikan perkapita
nasional. Hal ini mungkin disebabkan oleh budaya atau kebiasaan pola konsumsi
yang berbeda dimasing-masing wilayah di Indonesia. Gambaran tersebut mengundang
keprihatinan mengingat kekayaan sumberdaya ikan yang dimiliki Indonesia. Sebagai sumber pangan, ikan memiliki
kandungan gizi yang sangat baik seperti protein sebagai sumber pertumbuhan,
asam lemak omega 3 dan 6 yang bermanfaat bagi kesehatan ibu dan pembentukan
otak janin, vitamin, serta berbagai mineral yang sangat bermanfaat bagi ibu dan
janin. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung
asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai
biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga lebih mudah
dicerna. Hal yang paling penting adalah harganya yang jauh lebih murah
dibandingkan dengan sumber protein lainnya. Meskipun tingkat konsumsi ikan
penduduk Indonesia masih sangat rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan China, namun kontribusi
protein ikan terhadap total protein hewani lebih baik yaitu mencapai lebih dari
50%. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang memiliki tingkat
konsumsi ikan lebih tinggi dari Indonesia, kontribusi pasokan protein ikan
masyarakat Indonesia terhadap total protein hewani ini masih lebih tinggi
dibanding Malaysia, Philipina, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Bahkan untuk
tahun 2008 dan 2009, kontribusinya mencapai 2/3 dari total konsumsi protein
hewani. Namun, ketika pasokan protein dari ikan tersebut dibandingkan dengan
total protein (termasuk protein nabati), komposisi pasokan protein dari ikan
masih di bawah 15%. Berdasarkan
kelompoknya, pasokan konsumsi protein ikan sebagian besar berasal dari konsumsi
protein ikan dan udang segar yaitu lebih dari 43% sedangkan kontribusi dari
konsumsi protein ikan dan udang diawetkan sekitar 22%. Sementara itu,
kontribusi dari protein hewani selain ikan yang dominan adalah telur ayam
ras/kampung dan daging ayam ras/kampung. Kadar protein ikan segar atau olahan cukup
tinggi, seperti cakalang 24,2 %, tuna 23,7 %, bandeng 21,7 %, lemuru 20,2 %,
ikan mas 16 %, pindang 27 %, ikan asap 30 %, ikan asin 42-50 %, udang segar 21
% dan udang kering 62,4 %. Kandungan lemak ikan rendah, umumnya di bawah 5
persen. Bandingkan dengan kandungan lemak ayam yang mencapai 25 %. Ikan juga
kaya akan kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan B1. Tingkat kecerdasan orang Jepang ternyata
berada di atas rata-rata tingkat kecerdasan orang Asia lainnya. Hal itu
dibuktikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) Jepang yang
mendapat pengakuan internasional dan sejajar dengan negara-negara industri
maju. Selain itu orang Jepang juga dikenal tetap sehat dan memiliki gairah
hidup tinggi sampai usia tua, bahkan sampai usia 80 tahun. Kecerdasaran terbentuk dari perpaduan
faktor genetis, kultur dan lingkungan. Bibit pintar akan tumbuh jika di antara
ketiga faktor tersebut tumbuh sinergi yang saling melengkapi. Secara genetis
orang tua yang cerdas akan menurunkan anak-anak yang cerdas, tetapi kecerdasan
akan tampak jika kebiasaan sehari-hari (kultur) termasuk pola konsumsi turut
mendukung, serta ditunjang oleh lingkungan yang kondusif . Kegiatan bersekolah,
aktif belajar, gemar berpikir dan mengemukakan pendapat akan merangsang
peningkatan kecerdasan, sejalan dengan bertambahnya umur. Proses intelek terus
berlangsung melampaui masa bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan grafik
fungsi intelektual mulai menurun ketika usia 50 tahun mulai terlampaui. Fungsi intelek akan mengalami gangguan jika
terjadi kasus kekurangan vitamin B1, B6, B12, mineral zinc dan iodium. Menurut
ahli gizi otak, jenis makanan tertentu mempengaruhi produksi beberapa jenis
neurotransmitter (zat penghantar listrik otak) seperti choline dan lecithin
yang banyak terdapat dalam kuning telur, hati, otak, sumsum, kedelai dan
biji-bijian lainnya. Neurotransmitter sangat vital untuk menghapal, oleh karena
itu menu choline tinggi dapat memperbaiki daya ingat jangka pendek. Untuk meningkatkan kecerdasan otak,
selain tergantung pada faktor genetis dan lingkungan, juga dipengaruhi oleh
kultur pra dan pasca kelahiran, terutama menyangkut “makanan otak”. Selain ikan
jenis “makanan otak” lainnya ialah kuning telur, hati, otak, sum-sum, kedelai
dan biji-bijian lainnya. Tahu dan tempe terbuat dari kedelai, maka bahan pangan
inipun kaya akan lecithin dan cholin. Ada baiknya dibuat resep masakan khusus
yang menggabungkan jenis-jenis makanan tersebut, bisa dalam bentuk “bubur
cerdas”, “sup cerdas”, dan sebagainya Untuk menjadi bangsa yang cerdas makan
ikan perlu lebih digalakkan. Kalaupun ikan yang kaya DHA seperti tuna atau
salmon sulit terjangkau, ikan lokal seperti lele, mas, mujair, bandeng, teri,
kakap atau jenis lainnya tidak jadi masalah, karena ikan tersebut juga kaya
protein, bahkan ikan asin memiliki kandungan protein tertinggi. Sebenarnya DHA
dapat dibentuk dalam tubuh manusia, namun kemampuan fisiologis setiap orang
untuk mengubah dari bahan baku (asam lemak tak jenuh ganda) menjadi DHA
berbeda-beda, tergantung pada tingkat kesehatan, penyerapan dan kondisi
lemaknya di dalam tubuh. Dengan demikian mengkonsumsi ikan sangat dianjurkan,
selain mengandung DHA ikan juga mengandung EPA (C20H3O20. DHA dan EPA secara
bersama dikenal sebagai Omega 3, yang sudah dikenal dapat mencegah serangan
jantung, stroke dan impotensi. Ikan
yang dikonsumsi perlu memenuhi persyaratan tertentu, seperti habitatnya tidak
tercemar logam berat (Hg, Pb, dan Cu) . Selain itu, ikan harus dalam kondisi
yang segar. Ciri-ciri ikan yang masih segar: tidak berbau amis, dagingnya masih
kenyal, ekornya tidak kering dan menghitam serta matanya tidak berwarna merah,
Hindari ikan yang penempatannya ditumpukan bersama hewan laut lainnya seperti
kepiting, kerang dan udang, sebab hal itu akan menyebabkan terjadinya
kontaminasi silang. Indonesia memiliki
perairan yang sangat luas, baik lautan atau daratan, dengan demikian potensi
sumberdaya perikanan yang dimiliki sangat besar. Upaya peningkatan konsumsi
ikan akan memberikan manfaat ganda, selain meningkatkan kecerdasan, juga makin
menggairahkan sektor perikanan.
Dalam
menumbuhkan Penguatan Pendidikan Karakter , Pada Hari libur yang harusnya di
gunakan istirahat , tetapi tidak demikian SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli
Berbudaya Lingkungan yang beralamat Di JL. Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan
Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Minggu 28/7/2019 Sebanyak 6 orang
meluangkan waktunya ke sekolah untuk Uras kolam
yaitu membersihkan kolam – kolam serta me manen ikan Lele yang ada di kolam
tersebut , setelah di panen ikan Lele tersebut langsung dimasak oleh Mak Mis ,
Selesai Lele tersebut matang , seluruh 6 siswa yang terdiri dari Achmad Husnin
Najah , Birju,Muhammad Asyarful Malik , Zahratus Syita, Alfiana makan – makan ikan
Lele di GAZEBO yang ada di Sekolahan kami , serasa di pedesaan , Masakan Lele
tersebut lengkap dengan sayur slada air , Terong , Tomat ini semua di kasih
Oleh Kepala SMP 17 Agustus 1945 dan hari ini langsung di buat makan – makan ,
Menurut Banu Atmoko , S.Pd bahwa tujuan dari kegiatan hari ini adalah mengajak
seluruh siswa / siswi untuk tetap peduli Berbudaya Lingkungan dengan merawat
kolam ikan yang dimiliki , serta beliau mengajak agar seluruh siswa untuk Gemar
Makan ikan agar Sehat , Kuat dan Cerdas .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar