“ Pelaksanaan Master Learning Matematika Hari Kedua”
Belajar
tuntas (mastery
learning) adalah filosofi pembelajaran yang
berdasar pada anggapan bahwa semua siswa dapat belajar bila
diberi waktu yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai. Selain itu,
dipercayai bahwa siswa dapat mencapai penguasaan akan suatu materi bila
standar kurikulum dirumuskan
dan dinyatakan dengan jelas, penilaian mengukur dengan tepat kemajuan siswa
dalam suatu materi, dan pembelajaran berlangsung sesuai dengan kurikulum. Dalam
metode belajar tuntas, siswa tidak berpindah ke tujuan belajar selanjutnya bila
ia belum menunjukkan kecakapan dalam materi sebelumnya.
Belajar
tuntas berdasar pada beberapa premis, diantaranya:
·
Semua individu dapat belajar
·
Orang belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda
·
Dalam kondisi belajar yang memadai, dampak dari perbedaan
individu hampir tidak ada
·
Kesalahan belajar yang tidak dikoreksi menjadi sumber utama
kesulitan belajar.
Kurikulum
belajar tuntas biasanya terdiri dari beberapa topik berbeda yang mulai
dipelajari oleh para siswa secara bersamaan. Siswa yang tidak menyelesaikan
suatu topik dengan memuaskan diberi pembelajaran tambahan sampai mereka berhasil.
Siswa yang menguasai topik tersebut lebih cepat akan dilibatkan dalam kegiatan
pengayaan sampai semua siswa dalam kelas tersebut bisa melanjutkan ke topik
lainnya secara bersama-sama. Dalam lingkungan belajar tuntas, guru melakukan
berbagai teknik pembelajaran, dengan pemberian umpan balik yang banyak dan
spesifik menggunakan tes diagnostik, tes formatif, dan pengoreksian kesalahan
selama belajar. Tes yang digunakan di dalam metode ini adalah tes berdasarkan
acuan kriteria dan bukan atas acuan norma.
Belajar
tuntas tidak berhubungan dengan isi topik, melainkan hanya dengan proses
penguasaannya. Metode ini berdasar pada model yang dibuat oleh Benjamin S.
Bloom, dengan penyempurnaan oleh James H. Block. Belajar tuntas
dapat dilakukan melalui pembelajaran kelas oleh guru, tutorial satu per satu,
atau belajar mandiri dengan menggunakan materi terprogram. Dapat dilakukan
menggunakan pembelajaran guru secara langsung, kerjasama dengan teman sekelas,
atau belajar sendiri. Di dalamnya diperlukan tujuan pembelajaran yang
terumuskan dengan baik dan disusun menjadi unit-unit kecil secara berurutan.
Dua
permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan belajar tuntas:
·
Pertama, pengelompokan dan pengaturan jadwal bisa memunculkan
kesukaran. Guru sering merasa lebih mudah meminta siswa untuk belajar dalam
kecepatan tetap dan menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu dibandingkan bila
ada variasi yang besar dalam kegiatan di suatu kelas.
·
Kedua, karena siswa yang lambat memerlukan waktu yang lebih
banyak dalam standar minimum, siswa yang cepat akan terpaksa menunggu untuk
maju ke tingkat yang lebih tinggi.
Permasalahan-permasalahan tersebut bukannya tidak bisa diatasi
karena bisa diatur pemberian perhatian yang
bersifat perorangan, menetapkan standar yang tinggi tapi bisa dicapai, dan
menyediakan materi tambahan bagi siswa yang belajar dengan cepat. Matematika (dari bahasa Yunani: μαθημα - mathēma,
"pengetahuan, pemikiran, pembelajaran") adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal seperti besaran, struktur, ruang, dan perubahan.
Para matematikawan merangkai dan menggunakan berbagai pola, dan menggunakannya
untuk merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang ketatditurunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang
bersesuaian. Terjadi perdebatan tentang
apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik sudah
ada di semesta, jadi ditemukan, atau ciptaan manusia. Seorang
matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika
sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Namun,
walau matematika pada kenyataannya sangat bermanfaat bagi kehidupan,
perkembangan sains dan teknologi, sampai upaya melestarikan alam, matematika
hidup di alam gagasan, bukan di realita atau kenyataan. Dengan tepat, Albert Einstein menyatakan
bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka
tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada
kenyataan." Makna dari "Matematika tak merujuk kepada kenyataan"
menyampaikan pesan bahwa gagasan matematika itu ideal dan steril atau terhindar
dari pengaruh manusia. Uniknya, kebebasannya dari kenyataan dan pengaruh
manusia ini nantinya justru memungkinkan penyimpulan pernyataan bahwa semesta
ini merupakan sebuah struktur matematika, menurut Max Tegmark.
Jika kita percaya bahwa realita di luar semesta ini haruslah bebas dari
pengaruh manusia, maka harus struktur matematika lah semesta itu. Melalui
penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran,
dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda
fisika. Matematika praktis mewujud dalam kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi matematika
yang ketat pertama
muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam
karya Euklides, Elemen.
Matematika selalu berkembang, misalnya di Tiongkok pada
tahun 300 SM, di India pada tahun
100 M,
dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans,
ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru
yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika
yang berlanjut hingga kini. Kini,
matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang,
termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi,
dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang
melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami
dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang
mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru,
seperti statistika dan teori permainan.
Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni,
atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri. Mereka berupaya
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam pikirannya, walaupun belum
diketahui penerapannya. Namun, kenyataannya banyak sekali gagasan matematika
yang sangat abstrak dan tadinya tak diketahui relevansinya dengan kehidupan,
mendadak ditemukan penerapannya. Pengembangan matematika (murni) dapat
mendahului atau didahului kebutuhannya dalam kehidupan. Penerapan praktis
gagasan matematika yang menjadi latar munculnya matematika murni seringkali
ditemukan kemudian
Dalam menyiapkan UNBK dan USBN Yang tinggal 8 bulan lagi SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli
Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan
Semampir , Pada Hari Rabu 24/7/2019, Siswa Kelas 9 Sebanyak 16 Siswa dan Kelas
6 Sebanyak 28 Siswa mengikuti kegiatan Master Learning hari kedua yang diadakan
oleh Kualita Pendidikan Indonesia mata
Pelajaran MATEMATIKA , Dalam kesempatan tersebut yang menjadi Pengawas
Ruang di SMP PGRI 6 Surabaya adalah Ibu DINA AYU SEPTYARINI , S.Pd dan Di Ruang
SDS “ AL-IKHLAS Surabaya adalah Ibu MEI RATNA SUSANTI , S.Si , Dalam kesempatan
tersebut seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya sebanyak 16 Siswa dan SDS “
AL-IKHLAS Surabaya sebanyak 28 Siswa sangat antusias dalam menghitung , Menurut
Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak H. Banu Atmoko , .SPd bahwa kegiatan ini
adalah untuk mempersiapkan Peserta Didik Kelas 9 Dan Kelas 6 Dalam Pelaksanaan
UNBK Dan USBN , Disamping Itu hasil dari Master Learning tersenut sudah
disiapkan analisis hasil Pelaksanaan
Master Learning tersebut , dimana hasilnya nanti oleh Kepala SMP PGRI 6
Surabaya akan di Serahkan ke Guru Matematika Ibu MEI KURNIATUL ADAWIYAH , S.Pd
, sehingga di harapkan pada saat Pelaksanaan UNBK Dan USBN Seluruh siswa /
siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya dapat Nilai UNBK Dan
USBN Mulai dari Mata Pelajaran bahasa Indonesia sampai Ke IPA Mendapatkan Nilai
baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar