“ SEKOLAH PINGGIRAN SIAP MENGANTARKAN
SISWANYA
Seleksi SISWA Bakat CERDAS ISTIMEWA
YANG DIADAKAN DINAS PENDIDIKAN KOTA
SURABAYA”
HARI KE 637
Menurut data Asosiasi CI+BI
Nasional, terdapat 2% dari populasi anak usia sekolah, adalah anak yang
memiliki potensi cerdas/berbakat istimewa. Jika mengacu pada data BPS 2005,
terdapat 65.291.624 anak usia sekolah (usia 4-19 thn). Artinya terdapat 1.305.832
anak Indonesia memiliki potensi cerdas/berbakat istimewa (CI+BI). Berdasarkan
kenyataan yang universal dan alamiah bahwa manusia itu berbeda suatu sama lain
dalam berbagai hal, seperti dalam hal intelegensi, bakat, kepribadian, kondisi
jasmani dan sebagainya. Oleh karena itu perlu dipikirkan bagaimana menangani
penyaluran berbagai perbedaan ini. Pendidikan anak berbakat merupakan
bagian integrasi pendidikan pada umumnya, dengan kekhususan memberi kesempatan
maksimal bagi anak berbakat untuk berfungsi sesuai dengan potensinya, dengan
harapan bahwa pada suatu saat anak juga akan memberi sumbangan yang maksimal
bagi peningkatan kehidupan sesuai dengan aktualisasi potensinya itu. Hal itu
sesuai dengan citra masyarakat yang kita anut dengan memperhatikan kaitan
fungsional antara individu dengan masyarakat Menurut definisi yang dikemukakan
Renzuli, anak berbakat memiliki pengertian:
“Anak berbakat merupakan satu interaksi di antara tiga sifat
dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya
di atas kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas dan
kreativitas yang tinggi. Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam
mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap
tindakan yang bernilai”. Menurut penelitan Terman (1925) pada saat anak
berbakat dilahirkan memiliki berat badan diatas berat badan normal. Dari segi
fisik pada umumnya mereka juga memiliki keunggulan seperti terlihat dari berat
dan tinggi badan, koordinasi, daya tahan tubuh dan kondisi kesehatan pada
umumnya (French, 1959). Mereka juga sangat energik (Meyen, 1978) sehingga orang
salah mendiagnosa sebagai anak yang hyperaktif (Swassing, 1985). Anak-anak
berbakat berkembang lebih cepat atau bahkan sangat cepat bila dibandingkan
dengan ukuran perkembangan yang normal. Hal ini disebabkan anak berbakat
memiliki superioritas intelektual (Gearheart intelektual 1980) mampu dengan
cepat melakukan analisis (Sunan, 1983), dan dalam irama perkembangan kemajuan
yang mantap (Swassing,1985) bahkan dalam berfikir mereka sering meloncat dari
urutan berfikir yang normal (Gearheart,1980) Heller (2004) mengembangkan model
multifaktor yang merupakan pengembangan dari Triadic Interdependence model
Monks serta Multiple Intellegences dari Howard Gardner. Menurut Heller konsep
keberbakatan dapat ditinjau berdasarkan empat dimensi multifaktor yang saling
terkait satu sama lain:
1.
Faktor talenta
(talent) yang relatif mandiri,
2.
Faktor kinerja
(performance),
3.
Faktor kepribadian,
dan
4.
Faktor lingkungan;
Dua faktor terakhir menjadi perantara untuk terjadinya transisi
dari talenta menjadi kinerja. Faktor bakat (talent) sebagai potensi yang ada di
dalam individu dapat meramalkan aktualisasi kinerja (performance) dalam area
yang spesifik. Bakat ini mencakup tujuh area yang masing -masing berdiri
sendiri, yaitu: kemampuan intelektual, kemampuan kreatif, kompetensi sosial,
kecerdasan praktis, kemampuan artistik, musikalitas, dan keterampilan
psikomotor. Sementara itu faktor kinerja (performance) meliputi delapan area kinerja,
yaitu matematika, ilmu pengetahuan alam, teknologi, komputer, seni (musik,
lukis), bahasa, olahraga, serta relasi sosial. The “Three-Ring Conceptions”
atau Konsepsi Tiga Cincin menurut Renzulli (1981, 2005) yang menyatakan bahwa
tiga ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan (giftedness)
adalah keterkaitan antara:
1.
Kemampuan umum
(kapasitas intelektual) dan/atau kemampuan khusus di atas rata-rata.
2.
Kreativitas di atas
rata-rata.
3.
Pengikatan diri
terhadap tugas (task commitment) yang cukup tinggi.
The Triadich dari Renzulli-Monks merupakan pengembangan dari
Konsepsi Tiga Cincin Keberbakatan dari Renzulli. Model Renzulli-Monks ini
disebut model multifaktor yang melengkapi Konsepsi Tiga Cincin Keberbakatan
dari Renzulli. Dalam model multifaktornya Monks mengatakan bahwa potensi
kecerdasan istimewa (giftedness) yang dikemukakan oleh Renzulli tidak akan
terwujud jika tidak mendapatkan dukungan yang baik dari sekolah, keluarga, dan
lingkungan di mana anak tinggal (Monks dan Ypenburg, 1995). Multifaktor maka
pendidikan anak cerdas istimewa tidak dapat dilepaskan dari peran orangtua dan
lingkungan dalam menanggapi gejala-gejala kecerdasan istimewa yang dimiliki,
toleran terhadap berbagai karakteristik yang ditampilkannya baik yang positif
maupun berbagai gangguan tumbuh kembangnya yang menjadi penghambat baginya,
serta dalam mengupayakan layanan pendidikan yang terbaik baginya. Lebih lanjut
model pendekatan ini menuntut keterlibatan pihak orangtua dalam pengasuhan di
rumah agar berpartisipasi secara penuh dan simultan dengan layanan pendidikan
di sekolah. Berkaitan dengan konsepsi keberbakatan ini, menarik pula model
multiple intelligence dari Gardner. Gardner menjelaskan bahwa intelegensi bukan
merupakan suatu konstruk unit tunggal namun merupakan konstruk sejumlah
kemampuan yang masing-masing dapat berdiri sendiri (Gardner, 1983). Pendapatnya
ini seiring dengan upaya dari sejumlah pakar psikologi yang giat meneliti
kembali apa yang dimaksud dan bagaimana cara mengukur intelegensi dan mereka
berpandangan bahwa intelegensi tidak dapat diukur melalui pengukuran kemampuan
skolastik semata. Gardner berpendapat bahwa manusia memiliki 7 dimensi yang
semi otonom, bahkan akhir-akhir ini berkembang lagi menjadi 9 dan bahkan 10
jenis intelegensi.
Dinas Pendidikan Kota Surabaya
mempunyai kegiatan yaitu Seleksi SISWA Bakat CERDAS ISTIMEWA , Dimana
SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan
Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada Hari Rabu
13/10/2021 Sebanyak 6 Siswa SMP PGRI 6 Surabaya yang terdiri dari ANDIKA BAGAS
SAPUTRA , DWI AGUSTIN , ELFATUN HIKMAH , HOIRUL DIMAS , NADIVA PUTRI , SITI AISYAH
FITRI Siswa Kelas 8 Mengikuti Seleksi SISWA Bakat CERDAS ISTIMEWA Yang diadakan
oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Dalam kesempatan tersebut ke enam siswa / siswi SMP PGRI 6
Surabaya mengikuti Seleksi tersebut di ruang kelas dengan duduk sesuai Protokol
kesehatan yaitu duduk satu – satu urut
sesuai absensi dimana Siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya yang mengikuti Seleksi
tersebut membuka LINK https://tryoutonline.dispendik.surabaya.go.id/?login=siswa
, Dimana Menggunakan USER Yaitu NIK Dan PASWORD Yaitu Tanggal Lahir Siswa / Siswi
Tersebut . Dimana Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya sebelum mulai
pelaksanaan Seleksi memberikan Informasi dan memimpin doa di kegiatan tersebut
, Selesai memimpin Doa , Penulis membagikan kertas yang berisi NIK Dan Tanggal
Lahir Siswa Untuk Mengisi melalui Link LINK
https://tryoutonline.dispendik.surabaya.go.id/?login=siswa
. Dimana Ke Enam Siswa Tersebut
mengerjakan Soal sebanyak 60 Item
Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya dalam kesempatan
ini berharap agar Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya mengerjakan soal dengan
sebaik baiknya agar mereka bisa membanggakan dan mengharumkan nama orang tua
dan Sekolah.
Ayo TUNJUKAN SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah PINGGIRAN Bisa Bisa Dan
Bisa Terus Berkarya Dan BERPRESTASI ,
Jangan Mau SMP PGRI 6 Surabaya Di Remehkan
Ayo TUNJUKAN Kalian Menjadi Siswa Cerdas Dengan HASIL Baik Di SELEKSI
Ini
Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar