“ Ajak Kepedulian Sosial Serta Ajak Untuk Ingat Kematian”
Tantangan
Hari Ke - 16
Ibnu Umar RA berkata, ''Aku datang menemui Nabi Muhammad SAW
bersama 10 orang, lalu salah seorang Anshar bertanya, siapakah orang yang
paling cerdas dan paling mulia wahai Rasulullah? Nabi menjawab, orang yang
paling banyak mengingat kematian dan paling siap
menghadapinya, mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan
membawa kemuliaan dunia dan kehormatan.'' (HR Ibnu Majah) Manusia yang
mengingat kematian akan memendekkan angan-angannya, lebih menyegerakan
berkarya, dan gemar berbuat kebajikan. Dia menginsyafi diri bahwa setiap
manusia, baik kaya atau miskin, memiliki jabatan tinggi atau rendah, pintar atau
bodoh, dan fisik sempurna atau cacat, semuanya akan kembali menyatu dengan
tanah. Sendiri dalam kegelapan menghadapi malaikat maut. Allah berfirman dalam
surat Al Jumu'ah (62) ayat 8, ''Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu
akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.'' Perbedaan terbesar
orang yang mengingat kematian dengan tidak ialah terletak pada kehati-hatian
bersikap, kerendahan hati, keikhlasan, amal kebaikan, dan kezuhudannya. Harta,
tahta, kata, dan cinta dunia yang ia miliki tak memerngaruhi pandangannya
terhadap semua manusia. Ia memahami manusia sama-sama sebagai makhluk ciptaan
Allah yang akan kembali pada-Nya dan mempertanggungjawabkan segala amal
perbuatannya. Hanya tingkatan takwa yang membedakan kedudukan masing-masing
manusia. Ia tak segan menguras harta untuk membantu kesusahan orang lain.
Jabatan atau tahta, ia fungsikan sebesar-besarnya untuk memaslahatan seluruh
rakyat dan bukannya malah membebani hidup rakyat. Cinta, kata, serta
popularitas, ia gunakan untuk melakukan banyak pencerahan agar kehidupan
masyarakat terangkat lebih baik. Mengingat kematian akan melembutkan hati yang
keras, kaku, dan beku. Syafiah RA mengisahkan seorang perempuan mengadu kepada
Aisyah RA tentang kekesatan hatinya, lalu Aisyah berkata, ''Perbanyaklah
mengingat kematian niscaya hatimu menjadi lembut.'' Kemudian perempuan itu
melakukannya sehingga hatinya menjadi lembut. Ka'ab sahabat Rasulullah
mengungkapkan bahwa siapa yang mengetahui kematian pasti segala penderitaan dan
kesusahan dunia menjadi ringan baginya. Sebab, kematian adalah kafarat bagi
setiap Muslim. Sungguh manusia cerdas ialah yang bisa memaknai kematian dengan
benar dan mengantarkannya pada kemulian hakiki.
Dalam mengajarkan kepada
seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan
yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Kamis
30/1/2020 Seperti biasa melaksanakan
kegiatan Sholat Dhuha , Sholat Hajat , Pembacaan Istighosah , Pembacaan
Yasin yang di pimpin oleh Bapak Ustad
ACHMAD SYAIFUDDIN , S.H.I Selaku Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ,
Selesai acara Istighosah saat Jam Istirahat seluruh Bapak / Ibu Dewan Guru SMP
PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Mendatangi kediaman MUHAMMAD RAMZY ANANTIO di WONOKUSUMO WETAN 3/8 Surabaya Siswa Kelas
7 yang Ibunya Meninggal Dunia. Dalam kesempatan tersebut Bapak / Ibu Dewan Guru
baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SD AL- IKHLAS Surabaya bersama 2 Perwakilan
Siswa SMP PGRI 6 Surabaya yaitu Moch.
SUIB Dan HABIBI Membawa Sumbangan Beras dari seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6
Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya. Di Kediaman RAMZY Ayah Beliau WIYANTO
Meminta maaf atas Kesalahan istrinya
semasa hidup serta mohon maaf jika selama ini kurang perhatian ke RAMZY, Dalam
kesempatan tersebut Bapak Ustad ACHMAD
SYAIFUDDIN , S.H.I Memimpin pembacaan doa untuk Almarhumah Ibu SUNARTI yang meninggal Dalam Usia 48 Tahun . Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Bapak BANU
ATMOKO , S.Pd yang mendampingi kegiatan
tersebut bahwa tujuan dari kegiatan tersebut Ikut bersimpati dan berbela
Sungkawa , Serta Kepedulian kepada
keluarga Bapak WIYANTO Atas meninggal nya Istri tercinta Ibu SUNARTI ,
disamping itu juga Menurut Kepala Sekolah Kelahiran APRIL 1984 Bahwa tujuan
dari kegiatan ini adalah Mengingatkan kita baik sebagai Guru Maupun siswa untuk
selalu ingat akan kematian
# Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar