Jumat, 08 Juli 2022

i Hari Arah Kegiatan TAWASUL Ke Makam Ampel Semoga Diberikan Siswa Banyak Serta Perangi Kemungkaran

 

D







i   Hari Arah Kegiatan TAWASUL Ke Makam Ampel

Semoga Diberikan Siswa Banyak

Serta Perangi Kemungkaran

HARI KE – 188

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)  Hadits ini mencakup tingkatan-tingkatan mengingkari kemungkaran. Hadits ini juga menunjukkan bahwasanya barang siapa yang mampu untuk merubahnya dengan tangan maka dia wajib menempuh cara itu. Hal ini dilakukan oleh penguasa dan para petugas yang mewakilinya dalam suatu kepemimpinan yang bersifat umum. Atau bisa juga hal itu dikerjakan oleh seorang kepala rumah tangga pada keluarganya sendiri dalam kepemimpinan yang bersifat lebih khusus. Yang dimaksud dengan ‘melihat kemungkaran’ di sini bisa dimaknai ‘melihat dengan mata dan yang serupa dengannya’ atau melihat dalam artian mengetahui informasinya. Apabila seseorang bukan tergolong orang yang berhak merubah dengan tangan maka kewajiban untuk melarang yang mungkar itu beralih dengan menggunakan lisan yang memang mampu dilakukannya. Dan kalau pun untuk itu pun dia tidak sanggup maka dia tetap berkewajiban untuk merubahnya dengan hati, itulah selemah-lemah iman. Merubah kemungkaran dengan hati adalah dengan membenci kemungkaran itu dan munculnya pengaruh terhadap hatinya karenanya. Perintah untuk merubah kemungkaran yang terkandung dalam hadits ini tidaklah bertentangan dengan kandungan firman Allah ‘azza wa jalla,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman urusilah diri kalian sendiri. Tidak akan membahayakan kalian orang yang sesat itu apabila kalian sudah berada di atas petunjuk.” (QS. al-Maidah: 105)

Karena makna dari ayat ini adalah: Apabila kalian telah melaksanakan kewajiban beramar ma’ruf dan nahi mungkar yang dituntut (oleh agama) itu berarti kalian telah menunaikan kewajiban yang dibebankan kepada kalian. Setelah hal itu kalian kerjakan, maka tidak akan merugikan kalian orang yang sesat itu selama kalian tetap mengikuti petunjuk. Guru kami Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi rahimahullah mempunyai beberapa kajian berharga dalam masalah amar ma’ruf nahi mungkar ini ketika beliau menafsirkan ayat ini di dalam kitabnya Adhwa’ul Bayan. Sangat tepat jika para pembaca berkenan untuk merujuk kepadanya agar bisa memetik pelajaran lebih darinya.

Kemungkaran terjadi karena sesuatu hal yang ingin berkuasa dan merusak tatanan yang sudaj di sepakati , Makanya pada hari Jumat 8/7/2022 Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir bersama Ibu Dra HJ WIWIK WAHYUNINGSIH MM Selaku Kepala SMP 17 AGUSTUS 1945 dan Gurunya Pada Pukul 13.30  Mendatangi Makam SUNAN AMPEL Untuk berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah S.W.T , Dalam kesempatan tersebut kegiatan sore hari ini dipimpin ole Bapak NURUL HUDA Selaku Guru SMP 17 AGUSTUS 1945

Dalam kesempatan ini Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya berharap kegiatan tersebut  agar Allah Memberikan Jalan untuk kita SMP Swasta Surabaya Pagu PPDB Nya Terpenuhi Serta Semoga Doa Ikhtiar Ini Adala Melawan Kemungkaran Dalam Proses PPDB Yang berakibat SMP Swasta Surabaya kekurangan siswa karena ulah dari kemungkaran tersebut.

#Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar