“ SATU PERSATU SAHABAT
PERGI MENDAHULUI KITA “
Hari Ke 539
Kematian pada
dasarnya adalah peristiwa
universal yang akan
dihadapi semua manusia hidup, tetapi
konseptualisasi manusia mengenai
peristiwa ini dapat
beragam secara kultural dan
kontekstual. Orang-orang Amerika
Serikat, misalnya, memandang
bahwa kematian adalah sebagai
awal kehidupan, sedangkan
orang-orang Polandia melihat
kematian sebagai akhir atau
penyerahan diri (Kuczok, 2016).
Dengan demikian, kedua
budaya itu
mengonseptualisasikan kematian secara
berbeda di mana
masyarakat Amerika melihat kematian secara
positif, sedangkan orang-orang
Polandia memandangnya sebagai
hal yang negatif. Di
samping relativitas kultural
terhadap konsep kematian, konseptualisasi terhadap kematian ini
juga bervariasi secara
kontekstual seperti dalam
ranah agama. Sebagai
contoh, karena agama Hindu
dan Buddha mempercayai
adanya reinkarnasi, kematian
dipandang sebagai proses dari siklus perjalanan manusia sebelum ia
kembali dilahirkan di dunia (Alters, 2009:
15). Namun, karena
agama Islam tidak
mengenal konsep reinkarnasi, kematian
tidak dipahami seperti siklus.
Selain pandangan kematian
sebagai bagian dari
siklus tersebut, pandangan islam
terhadap konsep kematian
juga rupanya tidak
terbatas pada tidak berfungsinya organ-organ
vital (mis., jantung
dan otak) yang
mendukung jalannya aktivitas biologis dan
neurologis yang kompleks
dalam tubuh manusia
seperti di dunia
kedokteran, tetapi kematian secara
umum juga dimaknai
sebagai transendensi dari
kehidupan (life) ke akhirat (afterlife) yang merupakan tujuan
akhir manusia. Konseptulisasi kematiansebagai
penengah antara kehidupan
dan akhirat membuat kematian memiliki
posisi penting dalam
Islam. Ketika akhirat
dikonseptualisasikan sebagai
tempat penghakiman manusia atas perbuatan ketika hidup (lih., Al-Quran, 3:
185), kematianberperan sebagai pembatas
apa yang dapat
manusia lakukan selama
hidup sebab di
akhirat manusia sudah tidak
dapat melakukan apapun
lagi. Tradisi Islam
juga mempercayai bahwa kehidupan manusia
selama hidup mempengaruhi kematiannya
seperti orang baik
yang meninggal dengan mudah dan orang jahat yang meninggal dengan
menyakitkan. Oleh sebab itu,
manusia harus mempersiapkan kematian
dengan sebaik-baiknya seperti
dengan melakukan kebaikan dan
menjauhi larangan agama (lih.,
Majah & bin
Yazid, 2007: 369). Oleh sebab itu, kematian berkontribusi
sebagaipenjaga moralitas para pemeluk agama Islam. Selain itu,
posisi penting kematian
juga dapat terlihat
dari tradisi khusus
untuk menghadapi kematian, seperti
dengan pengakuan iman
(profession of faithatau syahadat). Dengan demikian, pemahaman
muslim terhadap kematian
mempengaruhi cara masyarakat
muslim Indonesia memperlakukan kematian, dan pemahaman terhadap kematian
ini dapat dilihat dari penggunaan bahasa para pemeluk agama Islam sehari-hari,
termasuk dalam wacana ceramah.Berkaitan
dengan konseptualisasi metaforis
kematian, survei terhadap metafora kematian sudah dilakukan
dari sudut pandang
linguistik kognitif (mis.,
Bakhtiar, 2014; Crespo-Fernández, 2006; Galal, 2014; Gathigia
et al., 2018; Lakoff & Turner, 1989; Somov, 2017). Beberapa di
antaranya adalah Gathigia,
dkk. (2018)yang mengkaji konsep kematian dalam enam bahasa, Somov
(2017)yang meneliti konsep kematian pada terjemahan injil di konteks
budaya Buddha, dan Bakhtiar
(2014)yang mencari konsep kematian di budaya
Iran. Penelitian-penelitian
tersebut telah berhasil
mencari bagaimana kelompok
masyarakat tutur tertentu mengonseptualisasikan kematian,
tetapi penelitian mengenai
konseptualisasi metaforis di ranah
agama Islam, khususnya
di Indonesia, belum
mendapat cukup perhatian sehingga pengetahuan
mengenai kematian dari
sudut pandang Islam
di Indonesia belum diketahui. Oleh
sebab itu, tulisan
ini bertujuan untuk
memperluas pengetahuan tentang kematian dan
menjelaskan konseptualisasi metaforis kematiandalam konteks
agama Islam dengan fokus
Islam di Indonesia
dari perspektif linguistik
kognitif. Tambahan pula, penelitian ini terbatas di konteks
Islam di Indonesia karena luasnya persebaran Islam di dunia dan adanya
perbedaan konseptualisasi kematian dari satu bahasa ke bahasa lain.
Kematian dipandang sebagai
aktivitas yang menyenangkan
setelah perjalanan manusia yang
melelahkan selama hidup
(lihat KEMATIAN ADALAH
PERJALANAN). Akibat pemetaan konseptual
antara istirahat (ranah sumber)
dan kematian (ranah
target), kematian secara parsial
tidak dipahami sebagai peristiwa
yang menyedihkan atau
menyeramkan meskipun
kematian pada dasarnya
merupakan peristiwa yang
tak terhindarkan. Dengan kematian, manusia
sudah tidak lagi
perlu merasakan susahnya
kehidupan di dunia.
Oleh sebab itu, kematian
tidak selalu dipandang
mengerikan; kematian memiliki
konotasi positif
Pada
Hari Selasa 6/7/2021 Penulis Yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah
Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7-9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir kaget mendapatkan kabar sahabat – sahabat
beliau sudah di panggil oleh Allah S.W.T Dimana Ada Kabar Ust. Ismail; mantan
KS SMP Islam Darussalam. Meninggal dunia kemarin , Bapak H. SUBOWO ,S.Pd ,MM
Alumni Kepala SMP AT TARBIYAH Dn Alumni
Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Utara meninggal dunia Dan Tadi Jam 13.00 Mendapatkan kabar kalau
Bapak Drs. LUTFI RAHMAN Alumni Guru IPS SMP NASIONAL Juga Meninggal dimana kebetulan Bapak Drs. LUTFI RAHMAN
Adalah Tetangga dari Penulis yang
dimakamkan hari ini tadi Pukul 16.00 Di
Tempat Pemakaman Umum Wonokusumo
Hari
ini Penulis merasa Sedih mengingat sahabat sahabat sekaligus Guru bagi Penulis
sudah mendahului , Dalam Kesempatan tersebut
penulis bersama Teman – Teman Kepala SMP Swasta Surabaya Utara Yang
terdiri dari Bapak KH Drs ASIF CHOZIN MM Kepala SMP Kawung 1 Surabaya , ibu Dra
HJ ERNA SAIDAH SMP YP 17 , Drs H. MAHFUDZ , M.Pd . I Kepala SMP Romly Tamim ,
Bapak H. OEMAR,S.Ag Kepala SMP Kemala Bhayangkari 8 , Bapak AINUL YAQIN ,S.Si
Kepala SMP WACHID HASYIM 1 Surabaya , Bapak SYAHRUL,S.Pd Kepala SMP Kemala
Bhayangkari 6 Surabaya mendatangi Rumah Bapak H. SUBOWO ,S.Pd ,MM Disana Bapak
KH Drs. ASIF CHOZIN MM Memimpin Doa Untuk Almarhum Bapak H. SUBOWO ,S.Pd MM
Tersebut. Penulis berharap agar Semua Dosa – Dosa Almarhum dan Almarhumah di
ampuni Allah Dan Semoga Amal Ibadah Almarhum Dan Almarhumah Di Terima Allah
S.W.T Serta Dalam kesempatan ini mengajak Kepada Rekan Rekan Pengurus MKKS SMP
Swasta Surabaya Utara Untuk Tetap Menjaga Protokol Kesehatan Mengingat Kondisi
yang semakin Parah Seperti saat ini dan Penulis mengajak untuk Selalu berdoa
kepada agar menjaga dan melindungi kita dari COVID 19 Karena Kita Tidak ada
yang tahu kapan kematian akan datang menghampiri kita.
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar