Selasa, 06 Juli 2021

“ SATU PERSATU SAHABAT PERGI MENDAHULUI KITA

 







“ SATU PERSATU SAHABAT

PERGI MENDAHULUI KITA   

          Hari Ke 539

Kematian  pada  dasarnya  adalah  peristiwa  universal  yang  akan  dihadapi  semua  manusia hidup,  tetapi  konseptualisasi  manusia  mengenai  peristiwa  ini  dapat  beragam  secara  kultural dan  kontekstual.  Orang-orang  Amerika  Serikat,  misalnya,  memandang  bahwa  kematian adalah  sebagai  awal  kehidupan,  sedangkan  orang-orang  Polandia  melihat  kematian  sebagai akhir   atau   penyerahan   diri (Kuczok,   2016).   Dengan   demikian,   kedua   budaya   itu mengonseptualisasikan   kematian   secara   berbeda   di   mana   masyarakat   Amerika   melihat kematian  secara  positif,  sedangkan  orang-orang  Polandia  memandangnya  sebagai  hal  yang negatif.  Di  samping  relativitas  kultural  terhadap  konsep kematian,  konseptualisasi  terhadap kematian  ini  juga  bervariasi  secara  kontekstual  seperti  dalam  ranah  agama.  Sebagai  contoh, karena  agama  Hindu  dan  Buddha  mempercayai  adanya  reinkarnasi,  kematian  dipandang sebagai proses dari siklus perjalanan manusia sebelum ia kembali dilahirkan di dunia (Alters, 2009:  15).  Namun,  karena  agama  Islam  tidak  mengenal  konsep reinkarnasi,  kematian  tidak dipahami  seperti  siklus.  Selain  pandangan  kematian  sebagai  bagian  dari  siklus  tersebut, pandangan   islam   terhadap   konsep kematian juga   rupanya   tidak   terbatas   pada   tidak berfungsinya  organ-organ  vital  (mis.,  jantung  dan  otak)  yang  mendukung  jalannya  aktivitas biologis  dan  neurologis  yang  kompleks  dalam  tubuh  manusia  seperti  di  dunia  kedokteran, tetapi  kematian  secara  umum  juga  dimaknai  sebagai  transendensi  dari  kehidupan  (life)  ke akhirat (afterlife) yang merupakan tujuan akhir manusia. Konseptulisasi kematiansebagai   penengah   antara   kehidupan   dan   akhirat   membuat kematian  memiliki  posisi  penting  dalam  Islam.  Ketika  akhirat  dikonseptualisasikan  sebagai tempat penghakiman manusia atas perbuatan ketika hidup (lih., Al-Quran, 3: 185), kematianberperan  sebagai  pembatas  apa  yang  dapat  manusia  lakukan  selama  hidup  sebab  di  akhirat manusia  sudah  tidak  dapat  melakukan  apapun  lagi.  Tradisi  Islam  juga  mempercayai  bahwa kehidupan  manusia  selama  hidup mempengaruhi  kematiannya  seperti  orang  baik  yang meninggal dengan mudah dan orang jahat yang meninggal dengan menyakitkan. Oleh sebab itu,   manusia   harus   mempersiapkan   kematian   dengan   sebaik-baiknya   seperti   dengan melakukan  kebaikan  dan  menjauhi  larangan  agama (lih.,  Majah  &  bin  Yazid,  2007:  369). Oleh sebab itu, kematian berkontribusi sebagaipenjaga moralitas para pemeluk agama Islam. Selain  itu,  posisi  penting  kematian  juga  dapat  terlihat  dari  tradisi  khusus  untuk  menghadapi kematian,  seperti  dengan  pengakuan  iman  (profession  of  faithatau syahadat).  Dengan demikian,  pemahaman  muslim  terhadap  kematian  mempengaruhi  cara  masyarakat  muslim Indonesia memperlakukan kematian, dan pemahaman terhadap kematian ini dapat dilihat dari penggunaan bahasa para pemeluk agama Islam sehari-hari, termasuk dalam wacana ceramah.Berkaitan  dengan  konseptualisasi  metaforis  kematian, survei  terhadap  metafora kematian sudah  dilakukan  dari  sudut  pandang  linguistik  kognitif  (mis.,  Bakhtiar,  2014;  Crespo-Fernández, 2006; Galal, 2014; Gathigia et al., 2018; Lakoff & Turner, 1989; Somov, 2017). Beberapa  di  antaranya  adalah  Gathigia,  dkk. (2018)yang  mengkaji  konsep kematian dalam enam bahasa, Somov (2017)yang meneliti konsep kematian pada terjemahan injil di konteks budaya  Buddha,  dan Bakhtiar  (2014)yang  mencari  konsep kematian di  budaya  Iran. Penelitian-penelitian  tersebut  telah  berhasil  mencari  bagaimana  kelompok  masyarakat  tutur tertentu   mengonseptualisasikan   kematian,   tetapi   penelitian   mengenai   konseptualisasi metaforis  di  ranah  agama  Islam,  khususnya  di  Indonesia,  belum  mendapat  cukup  perhatian sehingga  pengetahuan  mengenai  kematian  dari  sudut  pandang  Islam  di  Indonesia  belum diketahui.  Oleh  sebab  itu,  tulisan  ini  bertujuan  untuk  memperluas  pengetahuan  tentang kematian  dan  menjelaskan  konseptualisasi  metaforis kematiandalam  konteks  agama  Islam dengan   fokus   Islam   di   Indonesia   dari   perspektif   linguistik   kognitif.   Tambahan   pula, penelitian ini terbatas di konteks Islam di Indonesia karena luasnya persebaran Islam di dunia dan adanya perbedaan konseptualisasi kematian dari satu bahasa ke bahasa lain. Kematian  dipandang  sebagai  aktivitas  yang  menyenangkan  setelah  perjalanan  manusia yang  melelahkan  selama  hidup  (lihat  KEMATIAN  ADALAH  PERJALANAN).  Akibat pemetaan  konseptual  antara  istirahat (ranah  sumber)  dan  kematian  (ranah  target),  kematian secara  parsial  tidak  dipahami  sebagai  peristiwa  yang  menyedihkan  atau  menyeramkan meskipun  kematian  pada  dasarnya  merupakan  peristiwa  yang  tak  terhindarkan.  Dengan kematian,  manusia  sudah  tidak  lagi  perlu  merasakan  susahnya  kehidupan  di  dunia.  Oleh sebab  itu,  kematian  tidak  selalu  dipandang  mengerikan;  kematian  memiliki  konotasi  positif

Pada Hari Selasa 6/7/2021 Penulis Yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No.  7-9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir  kaget mendapatkan kabar sahabat – sahabat beliau sudah di panggil oleh Allah S.W.T Dimana Ada Kabar Ust. Ismail; mantan KS SMP Islam Darussalam. Meninggal dunia kemarin , Bapak H. SUBOWO ,S.Pd ,MM Alumni Kepala SMP AT TARBIYAH  Dn Alumni Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Utara meninggal dunia  Dan Tadi Jam 13.00 Mendapatkan kabar kalau Bapak Drs. LUTFI RAHMAN Alumni Guru IPS SMP NASIONAL Juga Meninggal  dimana kebetulan Bapak Drs. LUTFI RAHMAN Adalah Tetangga dari Penulis  yang dimakamkan hari ini tadi Pukul 16.00 Di  Tempat Pemakaman Umum Wonokusumo

Hari ini Penulis merasa Sedih mengingat sahabat sahabat sekaligus Guru bagi Penulis sudah mendahului , Dalam Kesempatan tersebut  penulis bersama Teman – Teman Kepala SMP Swasta Surabaya Utara Yang terdiri dari Bapak KH Drs ASIF CHOZIN MM Kepala SMP Kawung 1 Surabaya , ibu Dra HJ ERNA SAIDAH SMP YP 17 , Drs H. MAHFUDZ , M.Pd . I Kepala SMP Romly Tamim , Bapak H. OEMAR,S.Ag Kepala SMP Kemala Bhayangkari 8 , Bapak AINUL YAQIN ,S.Si Kepala SMP WACHID HASYIM 1 Surabaya , Bapak SYAHRUL,S.Pd Kepala SMP Kemala Bhayangkari 6 Surabaya mendatangi Rumah Bapak H. SUBOWO ,S.Pd ,MM Disana Bapak KH Drs. ASIF CHOZIN MM Memimpin Doa Untuk Almarhum Bapak H. SUBOWO ,S.Pd MM Tersebut. Penulis berharap agar Semua Dosa – Dosa Almarhum dan Almarhumah di ampuni Allah Dan Semoga Amal Ibadah Almarhum Dan Almarhumah Di Terima Allah S.W.T Serta Dalam kesempatan ini mengajak Kepada Rekan Rekan Pengurus MKKS SMP Swasta Surabaya Utara Untuk Tetap Menjaga Protokol Kesehatan Mengingat Kondisi yang semakin Parah Seperti saat ini dan Penulis mengajak untuk Selalu berdoa kepada agar menjaga dan melindungi kita dari COVID 19 Karena Kita Tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang menghampiri kita.

#Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar