“ AJAK GENERASI EMAS UNTUK LESTARIKAN BUDAYA
MELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL “
HARI KE - 559
Prinsip-prinsip
belajar dan pengkondisian yang digambarkan dalam teori B.F. Skinner dan John B.
Watson menjelaskan tentang perkembangan manusia. Teori belajar sosial yang
dikemukakan oleh Albert Bandura menjelaskan bahwa banyak perilaku manusia
dipelajari dengan cara mangamati perilaku dan sikap-sikap orang lain, dan
menggunaknnya sebagai contoh bagi perilaku kita sendiri. Akhir-akhir ini di
sosial media lagi populer dengan istilah "Kids Zaman Now" dan istilah
ini semakin hari semakin menjadi sorotan publik. Yang dimana perkembangan dunia
anak sekarang memang sangat berbeda dengan anak kelahiran tahun 1990-an yang
banyak menghabiskan masa kecil dengan bermain bersama teman sebaya, bermain
mainan tradisional dan jauh dari kata gadget beda dengan kids zaman now yang
banyak menghabiskan masa kecil dengan menggunakan gadget.Oia, kids zaman now
berbeda dengan generasi millennials. Jika kids zaman now yaitu generasi Z, sedangkan
millennial yaitu generasi Y, jadi kids zaman now artinya anak-anak muda yang
lahir setelah tahun 2000-an. Di Indonesia kebudayaan yang berasal dari luar
negeri sering kali tidak mendapatkan filterisasi terlebih dahulu, dampaknya
banyak kebudayaan Indonesia yang luntur dan terlupakan oleh anak muda penerus
bangsa terutama kids zaman now. Mereka lebih memilih kebudayaan asing tanpa
memilah dan memilih yang baik atau buruk dan membuat khawatir para orang tua.
Dari perkembangan anak jika dikaitkan dengan kebiasaan anak-anak zaman sekarang
dengan yang sebelumnya, kita akan menemukan hal-hal yang berbeda. Lahir di era
teknologi canggih membuat mereka mengenal gadget sejak dini, hingga menjadikan
mereka sebagai pengguna gadget yang cukup aktif. Misalnya, anak sekarang lebih
sering menonton YouTube, bermain game daripada membaca dan apapun yang
dilakukan selalu di abadikan dengan kamera atau bahasa kerennya selfie. Mau
makan harus selfie, bangun tidur selfie juga, sedang menangis karena patah hati
dicuekin atau ditinggalkan pacar selfie juga, segala hal aktivitas apa saja
pasti selfie atau makan disuatu cafe yang sedang hitz, menggunakan hape yang
bermerek, menggunakan barang yang branded sampai kadang membeli barang KW hanya
untu fashion agar terlihat kekinian, dll kemudian setelah merekam dan memotret
segala sesuatu aktivitas kemudian diunggah ke medsos mereka. Selain teknologi
sekarang banyak Gen Z ini memiliki style seperti budaya luar contohnya yang
paling keliatan adalah rambut di warna-warnain, kalau anak - anak tidak
melakukan hal tersebut bisa dikatakan ketinggalan zaman. Dewasa ini permainan tradisional yang merupakan satu dari
sekian banyak warisan budaya
bangsa mulai hilang
dan lambat laun
semakin tidak terdeteksi keberadaannya akibat
dari globalisasi yang
memunculkan permainan baru yang
lebih canggih. Permainan
tradisional yang merupakan salah satu
kearifan lokal bangsa
yang saat ini
mulai terkikis zaman
mulai kembali dimunculkan dan sedang berusaha dipertahankan
keberadaannya. Permainan tradisional
adalah sebuah permainan
turun temurun dari nenek
moyang yang di
dalamnya mengandung berbagai
unsur dan nilai
yang memiliki manfaat besar
bagi yang memainkannya. Menurut James Danandjaja, permainan
tradisional adalah salah
satu bentuk permainan
anak-anak, yang beredar secara
lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi
turun temurun, serta banyak mempunyai
variasi. Jika dilihat dari akar katanya permainan tradisional tidak lain
adalah kegiatan yang diatur oleh suatu
peraturan permainan yang
merupakan pewarisan dari 9 generasi terdahulu
yang dilakukan manusia
(anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.
(Azizah: 2016: 284)
Permainan tradisional sudah tumbuh
dan berkembang sejak
zaman dahulu. Setiap
daerah memiliki jenis permainan tradisional yang
berbeda-beda. Pada zaman dahulu permainan dijadikan sebagai sarana rekreasi
untuk mencapai kesenaangan. Permainan
tradisional dipercaya mengandung
nilai luhur yang diciptakan
oleh nenek moyang
sebagai sarana pembelajaran
bagi anak-anak. Kurniati (2016:
2) menjelaskan bahwa
permainan tradisional merupakan
suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang
sarat dengan nilai-nilai
budaya dan tata
nilai kehidupan masyarakat dan
diajarkan turun temurun
dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Penurunan
permainan tradisional pada
tempo dahulu tidaklah menggunakan tulisan atau aksara yang
dibukukan, melainkan secara lisan dan contoh
langsung kepada para
generasi yang kemudian
disebar luaskan. Achroni dalam
Haris (2016: 16) mengungkapkan bahwa permainan tradisional merupakan simbolisasi
dari pengetahuan yang tersebar melalui
lisan dan mempunyai pesan moral
dan manfaat di dalamnya. Permaian tradisional
tidak dapat dipisahkan
dari generasi terdahulu. Permainan tradisional
merupakan salah satu
aktivitas penting sebagai
sara belajar bagi anak-anak
pada masa dahulu,
permainan tradisional tidak
bisa dibiarkan hilang. Keberadaan
permainan tradisional harus
senantiasa diajaga
keberadaannya sebagai sarana
bermain dan belajar
bagi anak-anak. Secara sederhana permainan
tradisional dapat disimpulkan
bahwa permainan tradisional
merupakan warisan budaya yang di turunkan secara turun temurun dari zaman
dahulu hingga sekarang.
Permainan tradisional adalah
suatu aktifitas bermain yang
dilakukan oleh anak-anak
sejak zaman dahulu
dengan aturan-aturan
tertentu guna memperoleh
kegembiraan. Permainan tradisional memiliki kandungan nilai dan
manfaat yang tersimpan di dalamnya dan dapat memberikan efek positif bagi siapa
saja y Masa modern sekarang
ini, selain anak
dituntut untuk dapat
mengikuti perkembangan zaman juga
diharapkan di kemudian
hari anak-anak mengetahui akan
jenis-jenis permainan tradisional
di Indonesia. Interaksi anak-anak dalam
permainan akan membangkitkan
kemampuan anak untuk menilai
mana yang baik
dan tidak baik,
misalnya, ada anak
yang bermain curang dalam
permainan, pasti teman-temannya akan
memberi hukuman moral dengan
tidak mengikutkan anak yang curang tersebut dalam permainan. Permainan tradisional
mampu menumbuhkan nilai
sportivitas, kejujuran, dan gotong royong.
Masa Pandemi Ini membuat generasi emas Indonesia sudah lambat
laun mulai melupakan permainan Tradisional yang dimiliki Bangsa Ini , Dimana Di
masa Pandemi COVID 19 Semua Generasi Emas Sibuk Dengan HP Mereka masing –
masing untuk bermain Game Mobile Legend dan lain lain , Makanya Pada Hari Senin
26/7/2021 Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan
yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan
Semampir Membuat sebuah VIDEO Untuk
Mengajak Generasi Emas Indonesia kembali bermain permainan Tradisional , Dimana
MAS AYU DINI SUCIATI Siswa Kelas 9 SMP PGRI 6 Surabaya bersama dengan Moch.
SUIB , SYAHBANIA ERLITA Bersama TIM mengajak bermain permainan Tradisional antara
Lain Permainan Engkleh , Permainan
Lompat TALI , Dakon Dan Bekel . Adapun kegiatan tersebut siswa / siswi SMP PGRI
6 Surabaya di damping oleh Kak SYAHRUL,S.Pd Selaku Pelatih Pramuka Dan Panahan Kelahiran November 1986 Tersebut.
Menurut Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya beliau
sangat bangga dengan siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya Walaupun Hidup Di Zaman
Now Dan ZAMAN Gedget Tapi mereka masih paham permainan – permainan Tradisional
, Makanya Dalam kesempatan tersebut menyampaikan jangan melupakan SEJARAH MASA
LALU Untuk Mengenang PERMAINAN TRADISIONAL , Karena dari Permainan Tradisional
memunculkan kebersamaan dan gotong royong
, Di Akhir Penutup Penulis mengajak Generasi
milenial harus kuat, harus cerdas! Jangan lupa patuhi protokol kesehatan dan
selalu berdo'a di setiap alunan langkahmu. Semoga sehat Sukses Berkah Barokah Selamanya selalu anak-anakku Untuk Menjadi Generasi Emas
Unggul
Anak
– Anak Hebat Indonesia Khususnya anak Hebat Kota Surabaya Ayo Kita Tonton Video
PERMAINAN TRADISIONAL Dari Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Melalui Link
https://youtu.be/ASQrBLN0CA0 Serta
Mohon Bantuan Dukungan LIKE Nya Pada Video Tersebut Agar Kami SMP PGRI 6
Surabaya Tetap terus Berkarya dan Berprestasi di masa Pandemi COVID 19
Tantangan Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar