“ UJI KESABARAN DI SAAT MACET SETIAP SORE
DI DAERAH TENGGUMUNG KARYA “
HARI KE -518
Orang
yang tidak merugi adalah orang yang beriman, beramal saleh, saling berwasiat
kebenaran, dan saling berwasiat kesabaran. (QS al-Ashr [103]: 1-3). Sabar
merupakan akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap Muslim.Pepatah Arab
menyatakan, “Orang yang bersabar akan memperoleh kemenangan.” Allah berfirman,
“Hai orang-orang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
shalat, (karena) Allah itu senantiasa bersama orang-orang yang sabar.” (QS
al-Baqarah [2]: 158).Dari segi bahasa, shabr artinya menahan dan mengendalikan
diri agar tidak “dijajah” hawa nafsu dan emosi. Dalam kitab Tahdzib Madarik
al-Salikan, Ibnu al-Qayyim mendefinisikan sabar sebagai menahan diri untuk
tidak melampiaskan nafsu angkara murka, mengendalikan lidah untuk tidak
berkeluh kesah, dan mengontrol anggota tubuh untuk tidak bertindak anarki.Orang
yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada saat menghadapi kesulitan dan
musibah, tetapi juga teguh pendirian (istiqamah) dalam memperjuangkan
kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis dalam meraih masa depan yang lebih
baik dan bermakna.Sabar bisa diklasifikasikan menjadi lima, yaitu sabar dalam
ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan, sabar dalam menerima dan menghadapi
musibah, sabar dalam menuntut dan mengem bangkan ilmu, serta sabar dalam
bekerja dan berkarya.Kelima bentuk kesabaran ini berkaitan erat dengan
ketahanan mental spiritual, sehingga kesabaran itu selalu menuntut ketahanan jiwa
dan kekayaan mental spiritual yang tangguh.Dalam menuntut ilmu dan berkarya,
misalnya, kesabaran sangat diperlukan karena kehidupan ini selalu berproses,
memerlukan waktu, dan tidak instan. Ketika “melamar” menjadi murid Khidir, Nabi
Musa AS diminta memenuhi satu syarat saja, yaitu sabar. Dalam banyak hal,
ketidaksabaran merupakan awal dari penyimpangan dan kemerosotan moral. Korupsi,
misalnya, merupakan wujud dari ketidaksabaran seseorang dalam meraih kekayaan
secara halal dan legal. Kemacetan jalan raya sering kali disebabkan oleh
ketidaksabaran pengguna jalan untuk disiplin dan antre.Menurut Ali bin Abi
Thalib, sabar itu sebagian dari iman. Nilai sabar itu identik kepala pada tubuh
manusia. Jika kesabaran telah tiada, berarti iman dalam diri manusia itu telah
sirna. Sejarah menunjukkan bahwa kemenangan dakwah Islam, antara lain, terwujud
karena kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian, musibah, dan permusuhan.
Tentara Muslim dalam perang Badar yang hanya berjumlah 313 orang berhasil menga
lahkan tentara kafir Quraisy yang berjumlah 1.000 orang karena kuatnya
kesabaran mereka. (QS al-Baqarah [2]: 249).Pendidikan kesabaran juga merupakan
salah satu cara untuk memperoleh petunjuk Allah SWT, karena orang yang sabar
hanya mau mendengar suara hati nurani, bukan mengikuti hawa nafsu dan emosi.
(QS as-Sajdah [32]: 24). Sabar berarti kita harus ikhlas, menerima dan
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.
Setiap
Sore hari Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya
Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir selalu
jalan jalan di sekitaran Kelurahan Wonokusumo , Setelah buang sampah Selalu
Melewati Jalan WONOSARI- TENGGUMUNG – BULAK BANTENG Dimana Setiap melewati jalan tenggumung
selalu semua pengendara di uji kesabaran dimana di sana selalu macet, Maka dari
itu setiap sore itu Penulis selalu memantau keadaan padatnya Jalan di daerah
Tenggumung tersebut , Apalagi saat Jam Pulang Kerja , Di daerah tersebut Jalan
Memang sangat sempit. Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya berharap
agar segera ada Solusi dari PEMKOT Surabaya Untuk di lakukan Pelebaran Jalan
Sehingga Saat Jam Pulang kerja atau jam padat tidak akan terjadi kemacetan
seperti yang terjadi
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar