“ SAHABAT ADALAH ANUGHRAH TERINDAH
DI SAAT SUKA DAN DUKA
( SELAMAT ULANG TAHUN SEMOGA SEHAT BERKAH )
HARI KE - 521
MENDERITA
sakit? Tak seorang pun yang mau mengalaminya. Jika mungkin, sepanjang hidup
kita, jangan sampai kita menderita sakit, apa pun penyakitnya. Namun, siapa di
antara kita yang tak pernah mengalami sakit dalam kehidupan kita? Pasti pada
suatu hari kita pernah mengalami sakit, dari yang ringan hingga yang berat.
Ketika kita sakit, jangankan untuk bertahan berhari-hari, sehari pun terasa
begitu lama. Rasanya dunia telah berubah menjadi neraka yang sarat dengan
penderitaan. Lalu kita pun mengeluh dan mengaduh karena kesakitan. Ada sebuah
cerita tentang seseorang yang sejak masa mudanya dikenal mempunyai ilmu
kesaktian. Dengan kehebatan ilmunya, ia tak pernah sakit, bahkan dapat
menyembuhkan pelbagai macam penyakit dan terkenal ke mana-mana. Banyak orang
mengaguminya, lantas ada juga yang bersedia menjadi muridnya. Gaya hidup orang
ini begitu lepas, begitu percaya diri. Ia suka makan dan pola makannya tak
terkendali. Ia makan sembarang makanan tanpa batas. Padahal kita tahu bahwa
roda kehidupan berjalan terus dan orang pun bertambah hari bertambah tua.
Tiba-tiba orang yang dikenal `sakti’ ini terkena stroke. Ia lumpuh dan invalid,
bicaranya pun terbata-bata dan tak jelas sehingga semua gerak tubuh dan hasrat
untuk mewujudkan keinginannya bergantung kepada bantuan dan pertolongan
orang-orang lain. Jika ia ingin berbuat sesuatu, ia menunggu sampai orang lain
datang membantunya. Ia tidak lagi leluasa melakukan semua tindakannya
berdasarkan kemauannya sendiri.Jelaslah bahwa manusia tak dapat menyandarkan
kekuatan dan kemampuan fisiknya terus menerus kepada dirinya sendiri. Pada
suatu hari, kemunduran, kemerosotan, dan kelemahan akan menggerogoti tubuh
kita, cepat atau lambat. Karenanya, bercermin kepada kisah di atas, kehadiran
seorang sahabat, terlebih banyak sahabat amat membantu kita, justru ketika kita
berada di dalam kelemahan. Hargailah peran sahabat-sahabat kita, jalinlah tali
persahabatan sejak kita masih berada dalam keadaan sehat. Sesungguhnya, sahabat
itu anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita. Dalam praktik, sering
persahabatan itu bersifat sementara. Selagi kita butuh, kita pun mencari
sahabat. Namun setelah merasa tidak membutuhkannya, kita membuangnya dan
memusuhinya. Pepatah yang mengatakan “habis manis sepah dibuang”, sering
berlaku dalam persahabatan antarmanusia. Padahal sahabat adalah alamat kita
mencurahkan isi hati kita. Sahabat membantu kita saat kita tak berdaya dalam
mengatasi permasalahan hidup kita. Kita berbagi beban pergumulan dengan sahabat
kita dan rasanya tak pernah sahabat kita yang baik itu meminta imbalan. Ia juga
menolong kita saat kita mengalami sakit dengan sikap siap berkorban waktu,
tenaga, pikiran, dan uangnya.Ayat di atas berkisah tentang seorang yang
menderita lumpuh pada kedua kakinya. Ia dibantu oleh sahabat-sahabatnya yang
membawanya kepada Tuhan Yesus untuk disembuhkan oleh-Nya. Namun ketika sampai
di rumah, tempat Tuhan Yesus mengajar dan memberikan pertolongan, rumah itu
telah penuh sesak dengan banyak orang yang juga menantikan pertolongan-Nya.
Karena itu, para sahabat meminta orang-orang lain untuk minggir sebentar.
Mungkin saja mereka berseru, “Tolong dong, kami menggotong orang lumpuh!”
Kendati orang-orang lain tetap berdesak-desakan, tanpa mengenal lelah para
sahabat si lumpuh itu berjuang keras sehingga pada akhirnya dapat sampai di
hadapan Tuhan Yesus. Inilah yang kemudian terjadi, orang yang sakit lumpuh itu
disembuhkan dan dapat berjalan kembali, berkat kuasa Tuhan Yesus. Tentu juga
berkat usaha keras dan jerih lelah para sahabat si orang lumpuh itu. Nyata bagi
kita bahwa bagi si orang lumpuh itu, para sahabat itu adalah anugerah Tuhan
baginya. Sekiranya tak ada sahabat yang menolong, niscaya ia tak dapat sampai
kepada Tuhan Yesus dan beroleh kesembuhan. Sahabat sebagai anugerah, mengingat
kita adalah makhluk sosial yang tak dapat hidup sendirian di dunia ini.
Tambahan pula, dalam mengarungi perjalanan hidup kita di dunia ini, pasti
sekali waktu kita mengalami kesulitan dan membutuhkan jalan keluar. Kita juga
membutuhkan bantuan saat kita memikul beban berat, entah dalam arti harfiah
maupun dalam arti kiasan. Dengan kehadiran para sahabat, beban kita yang berat
menjadi ringan, pemecahan masalah yang sulit menjadi mudah. Ada kata-kata bijak
yang mengatakan, bersama sahabat, dukacita menjadi setengahnya, dan sukacita
menjadi dua kali ganda. Dengan memerhatikan hal-hal tersebut, tahulah kita
bahwa kehidupan kita hendaknya dipenuh dengan para sahabat dan persahabatan.
Jangan sebaliknya, kehidupan kita sarat dengan para musuh dan permusuhan. Di
dalam ikatan persahabatan, seorang sahabat dengan ikhlas membantu kita untuk
mengatasi persoalan hidup yang terlalu berat untuk kita tanggung sendiri. Juga
kita jumpai sikap sahabat kita, yang mengulurkan tangan untuk menolong kita.
Persahabatan yang baik membangkitkan semangat hidup, saat kita putus asa dan
mengangkat kita saat kita jatuh. Persahabatan memang tak ternilai harganya
dalam kehidupan manusia. Karena itulah kita menyebut bahwa sahabat adalah
anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. Menjadi tanggung jawab kita agar kita
menjunjung tinggi nilai persahabatan dan menjaga hubungan yang baik dengan
sahabat kita dalam situasi apa pun. Persahabatan dapat kita kembangkan dalam
hubungan antarpribadi kita dengan pribadi yang lain, antarkeluarga kita dengan
keluarga yang lain, bahkan antarbangsa kita dengan bangsa yang lain. Sekiranya
hubungan-hubungan persahabatan itu dapat terjalin erat dan berkembang baik,
masyarakat, negara, dan dunia akan dipenuhi dengan suasana damai sejahtera
semata.Alangkah indahnya, jika persahabatan itu dapat dimulai sejak anak kecil,
berlanjut hingga remaja dan pemuda, berkembang sampai dewasa dan usia lanjut.
Lalu terjadilah hubungan-hubungan yang akrab antarseluruh warga masyarakat, tua
dan muda, besar dan kecil, kaya dan miskin. Dengan demikian, kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pun penuh dengan ketenteraman, meliputi
seluruh negeri kita
Sahabat
adalah Anughrah Terindah dari Tuhan , Dimana Penulis Yang Juga Kepala SMP PGRI
6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9
Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir .Pada hari Kamis 17/6/2021 Mendatangi
Kepala SMP 17 AGUSTUS 1945 Jl. Nginden
Semolo, Menur Pumpungan, Surabaya, Kota SBY, Jawa Timur 60119, Kedatangan
Penulis ke SMP 17 Agustus1945 Adalah Menemui dan mengucapkan Selamat ULANG
TAHUN Buat Kepala SMP 17 AGUSTUS1945 Yaitu Ibu Dra HJ WIWIK WAHYUNINGSIH ,MM.
Walaupun
Jauh Dari Utara Ke Timur Tetapi tidak mengurangi Niat Penulis Untuk merayakan
ULANG TAHUN Bu Dra HJ WIWIK WAHYUNINGSIH MM , Karena bagi Penulis beliau adalah
Seorang Sabat , Ibu Yang Bisa Mengayomi , Apalagi Dulu Dengan Beliau sama –
sama Berjuang bersama Untuk Perjuangan NASIB PPDB Dengan Beliau Pulang pasti larut malam Bahkan
Sering Olah DATA Untuk PPDB Dengan Beliau, Penulis bangga bisa mengenal SOSOK
Seperti Ibu Dra HJ WIWIK WAHYUNINGSIH Tersebut, Karena Bagi Penulis beliau
masih Ingat Perjuangan PANAS – PANAS Untuk NASIB PPDB , Makanya Di Kesempatan
ULANG TAHUN Beliau Yang Ke 55 Penulis menyempatkan Untuk Memberikan KUE ULANG
Tahun Untuk Bu WIWIK Tersebut. Dimana Penulis Tidak pernah membeda – bedakan
orang Untuk JADI SAHABAT , Karena Pagi Penulis SAHABAT Adalah ANUGHRAH TERINDAH
Yang Harus Kita Jaga PERSAHABATAN Ini SAMPAI MAUT Memisahkan Tanpa Melihat
Sekolah Besar Dan KECIL . Penulis Berharap bisa bersahabat dengan siapapun dan
kapanpun karena SAHABAT ADALAH BAGIAN DARI JIWA PENULIS Yang Tak bisa
Terpisahkan , Apalagi Seperti Ibu Dra HJ WIWIK WAHYUNINGSIH Sudah seperti
saudara bagi Penulis. Disamping itu Penulis mempunyai punya Prinsip SEHEBAT APAPUN DIRI KITA HARAGAI SAHABAT
KITA Karena Dari Beliaulah Kita Bisa Menjadi Hebat
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar