“ Guru Seperti Sahabat Yang Selalu Ada Setiap Saat “
Hari Ke - 287
Dalam proses belajar mengajar, keberadaan guru
berperan strategis bagi keberhasilan tujuan pendidikan. Namun, sistem
pendidikan yang kita anut menempatkan guru pada sosok yang terlampau agung.
Guru atau dosen sengaja didesain sebagai manusia luar biasa, yang harus ”digugu
landitiru” dalam setiap laku dan ucapannya. Sistem yang demikian membuat corak
pendidikan kita indoktrinatif yang menempatkan siswa pada posisi lemah.Tugas
siswa kemudian hanya meniru dan mengikuti apa pun perintah sang guru. Guru
seakan-akan malaikat yang tak pernah salah.Di saat bersamaan, siswa sama sekali
tak diberi keleluasaan untuk menggali potensinya. Model pendidikan sentralistik
pada sosok guru membuat pendidikan kita sulit maju.Sementara itu, tuntutan
profesionalisme sebagai seorang guru, sepertinya tak kunjung jua, meskipun
berbagai model pembelajaran telah ia terima. Berbagai metode mengajar telah
sempat dipelajari, dan sesekali pernah dicoba untuk dipraktekkan. Sebut saja,
misalnya ada model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Quantum
Learning, Cooperative Learning, Experiental Learning, atau metode Jigsaw,
inquiry, diskusi, bermain peran, dan seterusnya. Begitu akrab istilah-istilah
terebut bagi sang guru, karena itulah kata-kata yang selalu ia dengar saat
menghadiri acara pembinaan atau pengarahan. Itulah, kata-kata yang selalu
dicoba untuk dimasukkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Ternyata,
seorang guru tidak cukup hanya mengetahui berbagai model atau metode
pembelajaran yang selama ini selalu disarankan. Tidak otomatis, seorang guru
yang dengan begitu rajin mengerjakan tugas-tugas teknis administratif, seperti
RPP misalnya, lantas mampu mengajar dengan baik, efektif dan menarik. Bahkan,
dalam hal-hal tertentu, pengetahuan teroritis tersebut, tidak jarang justru
telah membuat kebingungan. Tugas-tugas teknis administratif, justru kian
menambah beban, dan kurang berdampak secara langsung pada kesiapan guru saat
mengajar di kelas.
Pada
Hari Selas 27/10/2020 , Seperti biasa
jika hari Selasa Pukul 15.00 Di SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli
Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan
Wonokusumo Kecamatan Semampir
Melaksanakan Kegiatan EXTRA Pramuka , Dimana
yang harus nya hari Ini digunakan untuk latihan Pramuka , tetapi karena
yang datang hanya NURHALISA Siswa Kelas 9 , Shamila Siswa Kelas 9 , Inayah
Siswa Kelas 9 Dan NAILY ITQIANA Siswa Kelas 8 , Akhirnya Kak SYAHRUL , S.Pd
Pelatih Pramuka Alumni Jurusan MATEMATIKA UNIPA Kelahiran NOVEMBER Mengajak
Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya RUJAKAN Bersama dengan hasil Panen Buah
Mangga Milik SMP PGRI 6 Surabaya diambil 3 Buah Mangga. Tidak Canggung bagi Kak
SYAHRUL , S.Pd makan Rujakan bersama dengan siswi / siswi SMP PGRI 6 Surabaya
tersebut, Dalam kesempatan tersebut Menurut Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya
Bapak H. BANU ATMOKO,S.Pd Alumni Jurusan PLS UNESA Kelahiran APRIL 1984 Bahwasannya Selama 10 Tahun Menjadi Kepala Di
SMP PGRI 6 Surabaya bahwasannya Guru itu harus bisa menjadi seorang Sahabat
bagi siswa / siswi nya , Jangan Angap bahwa beliaunya Guru Agar Anak Didik
tidak takut serta Lebih OPEN Dan Terbuka Ke Guru . Alhamdulilah Hal Itu Sudah
di terapkan Di SMP PGRI 6 Surabaya , Seperti
yang dilakukan Oleh KAK SYAHRUL , S.Pd
saat Sore hari ini Semoga Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Dan Guru
Guru Sehat Selalu Serta Semoga Kerukunan ini Tetap Terjalin selamanya.
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar