“
Melalui Pesantren Ceria Ajak Anak Didik
Memperkokoh Aqidah Selama Pandemi COVID – 19 “
Hari
Ke- 120
Menjelang Ramadan seperti hari-hari ini,
biasanya banyak pondok pesantren mulai sibuk mempersiapkan gelaran pesantren
kilat ramadan. Namun, karena pandemi Corona terus mengganas, hampir semua
pondok pesantren. Kegiatan pesantren kilat (sanlat) selama Ramadan pun
ditiadakanSebagai gantinya, di sejumlah daerah kini sedang disiapkan kegiatan
pesantren kilat ramadan secara online atau daring. Salah satunya akan dilakukan
oleh Selama bulan Ramadan nanti, akan
menggelar pesantren kilat dalam jaringan (daring/online). yang juga
dilaksanakan secara online., termasuk kegiatan selama bulan suci Ramadan saat
masih pandemi Aqidah adalah sesuatu yang
sangat penting karena di atasnya dibangun amalan-amalan seorang muslim.
Artinya, bila aqidah ini rusak maka amalan yang terbangun di atasnya akan ikut
rusak pula. Aqidah terhadap amalan bagaikan ruh terhadap jasad seseorang. Nilai
sebuah amalan tergantung pada bagus atau tidaknya dasar amalan tersebut.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits:Dari Ibnu
‘Umar radhiallahu 'anhuma berkata:“Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: ‘Islam di bangun di atas lima dasar: bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa
di bulan Ramadhan’.”(Shahih, HR. Al-Bukhari no. 7 dan Muslim no. 16) Al-Imam
An-Nawawi mengatakan: “Sesungguhnya hadits ini adalah dasar yang agung dalam
mengilmui agama dan di atas dasar inilah Islam tegak, dan hadits ini telah
menghimpun rukun-rukun agama.”(Syarah Shahih Muslim, 1/152) ah disebutkan bahwa
aqidah merupakan ruh dari semua amalan di dalam Islam. Akan tetapi pada
kenyataannya banyak jenis aqidah berkembang di tengah kaum muslimin. Manakah
yang menjadi pondasi Islam tersebut? Dan manakah aqidah yang bukan menjadi
pondasinya? Aqidah yang benar adalah aqidah yang terambil dari Al Qur’an dan As
Sunnah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan
Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Aqidah inilah yang menjadi pondasi
Islam dan yang menjadi asas diterimanya seluruh amalan. Inilah makna ucapan
Al-Imam Asy-Syafi’i ketika beliau menyatakan, “Aku beriman kepada Allah dan
(kepada) apa-apa yang diutus-Nya sesuai dengan apa yang dimaukan-Nya”.1
(Ar-Risalah, hal. 7, Majmu’Fatawa, 4/182-184, dan Ijtima’Al-Juyusy, hal.
164-165) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ucapan Asy-Syafi’i adalah haq,
wajib atas setiap muslim untuk meyakininya. Barangsiapa meyakininya dan tidak
melakukan apa-apa yang akan membatalkannya maka sungguh dia telah menempuh
jalan keselamatan di dunia dan di akhirat.” Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
rahimahullahu mengatakan: “Ucapan Al-Imam Asy-Syafi’i mengandung keimanan
kepada apa yang datang dari Allah di dalam kitab-Nya sesuai dengan apa yang
dimaukan-Nya tanpa menambah, mengurangi dan menyelewengkannya.”(Lum’atul
‘Itiqad, hal. 37) Asy-Syaikh Ibnu Baz mengatakan: “Telah jelas dengan
dalil-dalil syar’i dari Al Qur’an dan As Sunnah bahwa amalan-amalan serta semua
ucapan akan sah diterima apabila muncul dari aqidah yang benar. Apabila aqidah
tersebut batil maka batal pula seluruh amalan dan ucapan yang dibangun di atasnya.
Sebagaimana firman Allah: “Barangsiapa yang mengingkari keimanan maka sungguh
telah terhapus amalannya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi”.
(Al-Maidah: 5) “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang
sebelummu (bahwa) jika kamu menyekutukan Allah niscaya benar-benar amalmu akan
terhapus dan kamu benar-benar termasuk orang-orang yang merugi.”(Az-Zumar: 65)
Ayat-ayat yang semakna dengan ini banyak sekali. Al Qur’an dan As Sunnah telah
menunjukkan bahwa aqidah yang benar adalah aqidah yang terhimpun dan terangkum
di dalam rukun iman yaitu beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kepada
malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari
kiamat, dan kepada takdir Allah yang baik maupun buruk. Perkara yang enam ini
merupakan prinsip-prinsip dasar aqidah yang benar, yang karenanya Allah
Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan Al Qur’an dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengutus
Rasul-Nya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. (Al-‘Aqidah Ash-Shahihah,
hal. 3)
Memasuki hari ke – 3 kegiatan Pondok Ramadhan terpadu 1441 H/ 2020
M SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL- IKHLAS Surabaya , Sekolah Peduli Berbudaya
Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan
Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada hari Rabu
13/5/2020 mengikuti kegiatan Pondok Ramadhan Ceria 1441 H/2020 kegiatan
Pondok Ramadhan TV 9 Tersebut Dimulai Kelas 1-3 Pukul 07.30-08.00 ,Kelas 4 – 6
Pukul 08.00-08.30 , Sedangkan SMP Pukul 08.30-09.00, Selesai menonton TV -9
Materi tentang Aqidah seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “
AL-IKHLAS Surabaya mengerjakan latihan soal
dengan Materi Aqidah Klik soal melalui KLIK https://bit.ly/35IX8z8
Soal yang di buat untuk tugas tersebut sebanyak 50 Soal , Alhamdulilah dengan
keseriusan dari peserta didik SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya
Hasil Mengerjakan banyak yang
mendapatkan Nilai 90 Keatas , hal ini menandakan mereka walaupun Pondok Ramadhan
di rumah sangat serius dalam mengikuti kegiatan Pondok Ramadhan Ceria 1441
H/2020 M Secara Daring tersebut , Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya bahwa
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah mengajak peserta didik baik SMP PGRI 6
Surabaya maupun SDS AL-IKHLAS Surabaya untuk terus perbanyak doa apalagi di
kegiatan Pondok Ramadhan CERIA 1441 H / 2020 M Di Masa Pandemi COVID Tersebut ,
Banu Atmoko , S.Pd sangat bangga walaupun kegiatan Pondok Ramadhan 1441 H/2020
M Dengan materi Aqidah mereka sangat
antusias dalam mengikuti tersebut bahkan evaluasi mengerjakan soal soal yang
dilakukan melalui https://bit.ly/35IX8z8
Peserta Didik SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya mendapatkan
nilai 90 ke atas bahkan ada yang 100. Dalam kesempatan yang baik ini Penulis berharap agar COVID – 19 Segera hilang dari
muka bumi ini dan penulis mengimbau
kepada seluruh Guru SMP PGRI 6 Surabaya dan siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya Serta Seluruh Masyarakat selalu memakai
masker, serta sarung tangan dimanapun
berada termasuk jika ada di sekolah untuk melaksanakan piket serta beliau meminta untuk selalu
cuci tangan , agar tubuh kita terbebas dari COVID – 19 tersebut ,
sehingga harapannya agar COVID – 19 Segera hilang dari kota Surabaya , apalagi
setelah ini akan memasuki Lebaran ,
Sehingga bisa Lebaran dengan aman dan
nyaman untuk menjalankan lebaran bersama keluarga dan dapat melanjutkan sekolah
kembali .
#Tantangan
Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar