NIKMATNYA KIRIMAN KUE PURIMAS
DI MARKAS MKKS SMP SWASTA UTARA
HARI KE – 249
Islam
mengajarkan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Memberi itu
lebih baik daripada menerima, apalagi meminta-minta. Jika kemudian ditakdirkan
bisa memberi kepada orang lain, maka Islam melarang umatnya untuk berharap
balasan, pujian dan ucapan terima kasih sekalipun. Memberi harus dimaksudkan
hanya untuk mendapatkan ridha Allah semata. Dalam
QS. Al-Insan: 9, Allah merekan suara hari orang-orang yang ikhlas,
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula
(ucapan) terima kasih.”Kendati demikian, jika seseorang mendapatkan tambahan
nikmat melalui pemberian orang lain, maka ia
harus bersyukur dan mensyukurinya. Pemberian tidak selalu bersifat materi.
Penghormatan dan kemuliaan non-materi juga bagian dari pemberian.Rasulullah
bersabda, “Tidaklah dianggap bersyukur kepada Allah seseorang yang tidak
bersyukur kepada sesama manusia.” Setidaknya, ada empat adab (cara) mensyukuri
pemberian orang (sesama manusia).Pertama,
dengan berterima kasih, yaitu di samping mengucapkan terima kasih kepada yang
memberi, seseorang hendaknya setelah “terima” rela untuk “mengasihkan” kepada
yang lain. Kisah menarik terjadi ketika Umar ibn al-Khattab menghadiahkan
makanan kesukaannya, gulai kepala kambing kepada tetangganya.Rupanya, tetangga
yang dianggap layak oleh Umar untuk menerima sedekah itu
ingat dan ingin mengamalkan sebuah ayat dalam Al-Quran surat Ali-Imran: 92,
“Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, hingga kalian menafkahkan sebagian
harta yang kalian cintai. Dan apa saja yang kalian nafkahkan, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahuinya”.Maka, kepala kambing siap saji itu dihadiahkan kepada
tetangganya yang lain. Menariknya, masakan nikmat itu akhirnya berpindah sampai
rumah ketujuh. Tanpa diketahui oleh tetangga-tetangganya itu, rumah ketujuh ini
tahu jika makanan ini kesukaan Umar.Diantarkanlah masakan tersebut tanpa tahu
bahwa kepala kambing itu berasal dari dapur rumah Umar. Akhirnya, masakan
kepala kambing itu kembali lagi kepada pemiliknya, Umar ibn al-Khattab (HR.
Al-Baihaqi dalam kitab Syuabul Iman: 3/259 dari Abdullah ibn Umar).Dalam bahasa
sederhana, bersyukur itu berterima kasih, meskipun makna “bersyukur” jauh lebih
luas dari sekedar “berterima kasih”. Tetapi, setidaknya, begitulah salah satu
cara mensyukuri pemberian orang lain. Apa yang dilakukan oleh Umar dan
tetangganya menunjukkan mereka sebagai pribadi yang melimpah (giving oriented
personality atau abundant personality). Kedua,
menggunakan pemberian orang lain sesuai dengan kehendak yang memberi. Jika
pemberian itu berupa makanan, maka hendaklah didahulukan untuk dimakan dari
makanan sendiri.Jika makanan kita sendiri berlebih dan tidak memungkinkan
memakannya karena pantangan kesehatan atau yang lain, maka segeralah diberikan
kepada orang lain. Meski kita tidak pernah memberi tahu kepada yang memberi
tentang apa yang kita lakukan, namun Allah mengetahuinya. Dengan izin-Nya, Yang
Maha Pemberi Rejeki itu akan menambahkan nikmat-Nya kepada mereka yang
mensyukuri pemberian orang lain.Ketiga,
pemberian itu merupakan sebuah penghormatan. Dalam Islam tidak ada istilah
“balas jasa” atau “balas budi”. Tetapi, Islam mengajarkan agar membalas
penghormatan, kemuliaan dan penghargaan itu dengan lebih baik.Sebagaimana Allah
berfirman dalam QS. An-Nisa’: 86, “Apabila kamu diberi penghormatan dengan
sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik
dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya
Allah memperhitungankan segala sesuatu.” Jika tidak bisa, doakan saja. Mintakan
ampun si pemberi itu kepada Allah.Keempat,
berdoalah untuk mereka yang memberi. Doamu akan menenangkan mereka (sakanun
lahum). Dalam QS. At-Taubah: 103, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” Salah satu doa yang makbul adalah
doa di mana seseorang yang didoakan tidak tahu jika ia sedang didoakan
Pada hari Kamis 8/9/2022 Sepulang dari kegiatan Dinas Luar
Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya
Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo
Kecamatan Semampir mendatkan Kiriman KUE PURIMAS Dari Ibu LULUK SRI RAHAYU
,S.KH Kepala SMP TUNAS Buana Surabaya yang dititipkan Ke OM SYAHRUL ,S.Pd
Kepala SMP Kemala Bhayangkari 6 Surabaya , Dimana Dalam Kesempatan tersebut Ibu
LULUK SRI RAHAYU ,S.KH Yang hari ini juga bertepatan dengan Ulang Tahun Beliau
Alhamdulilah Kiriman Kue Berkah dan Barokah Selamanya Akhirnya
Kue Tersebut Dibagi oleh Penulis Ke OM SYAHRUL ,S.Pd dan Om AINUL , Semoga
Persahabatan Ini Terus berlanjut sampai AJAL Memisahkan
#Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar