“ “Kuliah Umum (Studium Generale) tentang Kebijakan Kurikulum Merdeka bersama Prof. Anita Lie, Ed.D.
Dalam Rangka Mencetak GENERASI EMAS UNGGUL
Dan Berkarakter Di SMP SWASTA UTARA
Hari Ke - 56
Secara umum, studium generale adalah satu kegiatan akademik
seperti perkuliahan yang dilangsungkan di lembaga pendidikan tinggi. Meskipun
tidak ada pengertian resmi tentang kata yang satu ini, namun secara umum
mengacu pada perkuliahan atau kuliah umum.Siapa yang memberi kuliah umum ini?
Bisa siapa saja. Mulai dari akademisi atau dosen, praktisi pendidikan,
politikus, wirausahawan dan lain sebagainya. Berdasarkan kamus Merriam-webster,
Studium generale adalah “a place or institute of studies where
people from all parts of the world of may come to study any subject”
yang berarti sebuah tempat atau institut yang digunakan sebagai tempat studi
dimana orang-orang dari seluruh dunia datang untuk belajar berbagai subjek
pengetahuan. Disisi lain, beberapa orang mengatakan kalau studium generale
adalah sebuah kuliah umum yang bisa juga diikuti oleh orang lain atau mahasiswa
dari luar. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa studium
generale adalah sebuah kuliah gabungan atau kuliah umum serupa seminar yang
diikuti oleh mahasiswa antar fakultas dan antar universitas. Kemendikbudristek baru saja meluncurkan Kurikulum Merdeka pada
Merdeka Belajar Episode Ke-15. Setelah sebelumnya membahas mengenai gambaran umum
Kurikulum Merdeka, maka kali ini Direktorat SMP akan mengupas struktur
kurikulum dan bentuk penerapan Kurikulum Merdeka. Penasaran kan bagaimana penerapan Kurikulum Merdeka di satuan
pendidikan? Yuk, simak penjelasan di bawah ini. Bentuk struktur kurikulum
Merdeka terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler. Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum
dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi
jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan. Tidak ada perubahan total jam
pelajaran, hanya saja JP (jam pelajaran) untuk setiap mata pelajaran
dialokasikan untuk dua kegiatan pembelajaran yaitu pembelajaran intrakurikuler
dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Jadi, jika dihitung JP kegiatan
belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, memang seolah-olah JP-nya
berkurang dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun, selisih jam pelajaran
tersebut dialokasikan untuk projek penguatan profil Pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilaksanakan dengan melatih peserta didik untuk menggali isu nyata di
lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh
karena itu, alokasi waktu tersendiri sangat dibutuhkan guna memastikan projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat berjalan dengan baik. Untuk muatan lokal, satuan
pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan muatan tambahan sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik. Satuan pendidikan dan/atau daerah dapat
mengelola kurikulum muatan lokal secara fleksibel. Muatan lokal dapat dilakukan
melalui tiga metode yaitu dengan metode mengintegrasikan muatan lokal ke dalam
mata pelajaran lain, mengintegrasikan muatan lokal ke tema proyek penguatan
profil Pancasila, atau mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang
berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.Khusus
jenjang SMP, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib, sedangkan
mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan bersama mata pelajaran Seni
(Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater). Mata pelajaran
Informatika berisi berbagai kompetensi untuk menunjang keterampilan berpikir
kritis dan sistematis guna menyelesaikan beragam permasalahan umum. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya yang dapat memilih minimal 2 jenis keterampilan, pemilihan 1 jenis
keterampilan dimaksudkan agar peserta didik lebih fokus mendalami 1
keterampilan secara utuh sehingga menjadi lulusan yang siap kerja. Sedangkan
saat di kelas VII, peserta didik masih dapat memilih minimal 2 jenis
keterampilan dari 20 jenis keterampilan yang ada. Dalam kurikulum Merdeka
ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang berupa nilai kuantitatif. Asesmen formatif pada pembelajaran
dilakukan untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Capaian
belajar dapat diidentifikasi dengan mengidentifikasi ketercapaian tujuan
pembelajaran. Guru diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran sesuai dengan karakteristik kompetensi pada tujuan
pembelajaran dan aktivitas pembelajarannya. Selain itu, peserta didik dapat
melanjutkan ke kelas di atasnya sesuai dengan potret ketercapaian tujuan
pembelajaran.Dukungan dari orang tua merupakan salah satu kunci
keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, secara konkret orang
tua bisa menjadi teman dan pendamping belajar bagi anak. Memahami kompetensi
yang perlu dicapai anak pada fasenya. Orang tua dapat pula mempelajari
buku-buku teks yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka melalui
buku.kemdikbud.go.id. Kemendikbudristek terus berupaya untuk menghadirkan dan
menyediakan buku-buku yang lebih asik, tidak terlalu padat, dan lebih banyak
ilustrasi menarik dengan tema yang lebih menyentuh dan relevan. Prototipe atau prototype atau
dalam wikipedia disebut
juga dengan purwarupa atau arketipe adalah rupa yang pertama atau rupa awal
atau standar ukuran dari sebuah entitas (satuan
yang berwujud). Dalam bidang desain, sebuah prototipe dibuat sebelum
dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam
skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal.Pada akhir semester
gasal atau awal semester genap tahun 2022 ini, para pelaksana pendidikan,
pengelola sekolah dan terlebih khususnya para guru dihebohkan dengan akan
diterapkannya kurikulum baru, yaitu kurikulum prototipe. Walaupun menurut Dr.
Supangat dalam bukunya yang berjudul Kurikulum
2022, Mengenal Kurikulum Prototipe Bagi Sekolah dan Guru (2021),
kurikulum prototipe ini sudah disiapkan beberapa tahun lalu untuk
diimplementasikan pada Program Sekolah Penggerak. Aturan mengenai kurikulum
prototipe ini tertuang di dalam Keputusan Mendikbudristek Nomor 162/M/2021
tentang Sekolah Penggerak. Kurikulum
2013 (K-2013/ Kurtilas) adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan
Indonesia saat ini. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan
kebijakan fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran siswa. Satuan pendidikan dapat menerapkan kurikulum
nasional K13, kurikulum darurat dan atau melakukan penyederhanaan kurikulum
secara mandiri. Satuan pendidikan juga dapat melakukan pengurangan Kompetensi
Dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat lebih fokus
pada kompetensi esensial untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya. Kembali pada kurikulum prototipe, dikatakan
kurikulum ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pembelajaran sebagai respon
dari pandemi Covid-19. Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis
kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila. Penerapan kurikulum prototipe ini nantinya akan
dilaksanakan di jenjang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Di jenjang TK,
penerapan kurikulum prototipe lebih terfokus pada aktivitas bermain siswa
sebagai proses pembelajaran yang utama. Pembentukan karakter untuk memperkuat
Profil Pelajar Pancasila melalui literasi buku-buku yang digemari siswa, yang
semula pada kurikulum 13 pembelajaran siswa berbasis tema. Di jenjang SD,
adanya penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial) untuk memahami lingkungan sekitar, yang semula terpisah di
kurikulum 2013. Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan bagi siswa
dengan bertumpu pada pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning) untuk meningkatkan Profil Pelajar Pancasila. Di
jenjang SMP, kurikulum prototipe mewajibkan mata pelajaran informatika, dimana
mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran pilihan di kurikulum 2013. Mata
pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib untuk menyesuaikan kemajuan
teknologi digital yang diselaraskan dengan Profil Pelajar Pancasila. Sementara
di jenjang SMA adanya penghilangan penjurusan IPA, IPS, Bahasa, dan sebagai
gantinya siswa kelas X akan mengikuti mata pelajaran yang sama dengan SMP,
sementara kelas XI dan XII bisa memiih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan cita-citanya. Pada
dasarnya kurikulum prototipe merupakan paradigma baru kurikulum di Indonesia
yang selaras dengan program merdeka belajar. Kurikulum ini memusatkan
pembelajaran pada siswa atau peserta didik, di mana diberlakukan secara
terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak yang saat ini sedang
dijalankan oleh pemerintah. Walaupun sekarang, kurikulum prototipe masih sebuah
opsi yang kembali bisa diambil oleh setiap satuan pendidikan, namun pada
akhirnya nanti, kurikulum prototipe akan diterapkan pada setiap satuan
pendidikan yang ada diseluruh Indonesia. Karenanya setiap satuan pendidikan
hendaknya sudah harus mulai mempersiapkan penerapan kurikulum prototipe ini
pada satuan pendidikan masing-masing. Dalam
rangka mensukseskan penerapan kurikulum prototipe, satuan pendidikan harus
mempersiapkan beberapa tahapan yang diantaranya adalah (1) Pendaftaran dan
pendataan. Hal ini dilakukan karena penerapan kurikulum prototipe ini merupakan
OPSI, sejalan dengan program sekolah penggerak yang sedang berjalan. (2)
Bagaimana sekolah mampu membuat Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
(KOSP) dengan mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, kerangka kurikulum
sekolah harus bisa mengembangkan 8 Standar Nasional Pendidikan (NSP)
untuk dapat meningkatkan kinerja siswa dengan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)
yang dapat disesuaikan dengan visi misi dari setiap satuan pendidikan. (3) Kesiapan
guru dalam proses pembelajaran yang lebih inovatif untuk pengembangan karakter
siswa yang berpijak pada Profil Pelajar Pancasila dengan pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning).
Profil Pelajar Pancasila sendiri adalah siswa yang setidaknya mempunyai 6
karakter utama, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan juga
kreatif. Jadi bisa dikatakan dampak positif dari
penerapan kurikulum prototipe ini adalah pembelajaran yang tidak hanya bertumpu
pada target materi, namun pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning) dengan menitik beratkan pada materi yang lebih
esensial. Pembelajaran menjadi lebih baik dengan meningkatnya karakter siswa.
Potensi siswa bisa lebih tergali dengan berbagai kesempatan belajar yang
menyenangkan, dengan berjuta harapan learning
loss dapat dicegah sebagai dampak pandemi Covid-19 yang
berkelanjutan.
Dalam memberikan wawasan Tentang Kurikulum Merdeka kepada
Seluruh Guru , Kepala Sekolah di Wilayah Surabaya Khususnya Dalam rangka mendukung Program dari
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Dimana Pada Hari Sabtu 26/2/2022 Laboratorium Praktik Keguruan (LPK) FKIP UKWMS mengundang Ibu/Bapak
untuk mengikuti Kuliah Umum (Studium Generale) tentang Kebijakan Kurikulum Merdeka bersama
Prof. Anita Lie, Ed.D..
Dimana kegiatan tersebut dilakukan Secara
DARING ( ON LINE ) Melalui LINK Join
Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/85036773136?pwd=dXFFais4eHFPdUxSRXdWZ2c4WG9hUT09
Meeting ID: 850 3677 3136
Passcode: SGFKIP
Dalam kesempatan tersebut
Prof. Anita Lie, Ed.D.. Memberikan Ilmu
sekaligus langsung Praktek Tentang kehidupan sehari – hari termasuk Kurikulum
MERDEKA Ini Mulai MASUK LIFT , Ke Mall dan lain – Lain , Dimana Prof. Anita
Lie, Ed.D.. Mengajak Sekolah Untuk Melakukan PARADIGMA Serta Mengajak siswa untuk MANDIRI Untuk Mencetak
GENERASI EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER Dimana Guru HARUS Mempunyai KOMPETENSI
Di Akhir Acara Penulis Mengisi PRESENSI
Kehadiran Yang Sudah Di SIAPKAN Pihak FKIP WIDYA MANDALA Surabaya Melalui LINK https://forms.gle/gAeEUTSKqtQHaNoB7
# Tantangan GuruSiana
#Guruhebat
#Dinaspendidikan SurabayaA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar