“ PENYALURAN BEA SISWA PENA BANGSA 2021
DARI YDSF SURABAYA “
HARI KE -680
Berawal dari keresahan melihat banyak anak putus sekolah,
akhirnya YDSF menggalakkan program Pena Bangsa di tahun 2021. Mengingat biaya
pendidikan yang semakin mahal dari hari ke hari pada saat itu. Program Pena
Bangsa ini dikemas dalam bentuk beasiswa pendidikan. Dengan target para
anak-anak berlatarbelakang ekonomi yang kurang mampu, dalam konsep ini adalah
dhuafa. Bukan sekedar beasiswa, program Pena Bangsa ini juga dikemas dalam
konsep orang tua asuh. Setiap donasi per donatur yang masuk pada program Pena
Bangsa akan dipasangkan dan disalurkan tepat kepada satu anak. Beasiswa Pena
Bangsa ini sebenarnya juga menunjang program Wajib Belajar (WAJAR) 12 tahun,
karena bewasiswa ini diperuntukkan bagi jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA.
Data siswa usia SMA hingga 2019 menyebutkan bahwa masih terdapat 14 ribu anak
di Jawa Timur yang masih putus sekolah (Data Kepada Dinas Pendidikan Jatim).
Masih dalam lingkup Jawa Timur, bagaimana kalau data ini menjadi kolektif satu
Indonesia? Pasti jumlah siswa yang putus sekolah masih cukup banyak. Ayo,
melalui program Pena Bangsa, Sobat ikut andil menjadi orang tua asuh dan
berperan dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. Pembangunan menuntut
pertumbuhan 'economic growth' yang cukup cepat telah menyebabkan dampak
baik positif ataupun negatif sehingga tidak aneh negeri ini pernah mendapat
julukan sebagai 'Macan Asia' pada tahun 1997 karena keajaiban ekonomi
luar biasa pada waktu itu. Tujuan utama dari pembangunan masyarakat diantaranya untuk
peningkatan taraf hidup, yang dimaksud taraf hidup rendah sebagai usaha utama
perbaikan di masyarakat. Dengan demikian hasil-hasil seharusnya diperuntukkan
bagi semua pihak dan lapisan masyarakat, sehingga paling tidak mengandung tujuan
seperti yang telah dikemukakan oleh Goulet (1973:94) bahwa :
1. memperbaiki
hal-hal yang berkaitan dngan penopang hidup warga masyarakat
2. memperbaiki
kondisi kehidupan yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan harga diri
3. adanya
kebebasan termasuk di dalamnya kebebasan dan penindasan, kesengsaraan dan
kemelaratan.Selain kesenjangan fakta kemiskinan pun justru bisa terjadi
karenanya. Sebagai suatu keadaan sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan
dan kekurangan bahan pokok di berbagai keadaan hidup. Ia merupakan masalah yang
mendasar yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Sebagai fenomena
universal artinya bisa mengenai siapa saja, waktu dan tempat mulai dari skala
global sampai pada tingkat rumah tangga.
Sebelum
terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pertengahan tahun 1997 lalu
sebetulnya waktu itu telah diproyeksikan sekitar 35 juta anak usia
sekolah (7-15 tahun) sudah bisa sekolah di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tetapi akibat inflasi gelombang
pemutusan hubungan kerja, kenaikan harga kebutuhan pokok dan tekanan kemiskinan
yang makin parah acap terjadi keluarga - keluarga miskinyang ada terpaksa
mengorbankan kelangsungan pendidikan anak - anaknya baik untuk sementara waktu
maupun seterusnya. Jika pada tahun 1996/1997 angka partisipasi kasar anak usia
sekolah sudah mencapai 77, 26% maka setelah kondisi ini telah melanda
masyarakat angka partisipasi kasar itu menurun menjadi hanya sekitar 54%
(Kompas, 2 Maret 1999). Akibatnya keinginan membebaskan anak usia sekolah dari
ancaman buta huruf dan kemungkinan putus sekolah tampaknya makin jauh dari
harapan yang telah diinginkan bersama.
Pada hari Rabu 24/11/2021
Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya dan Sekretaris Yayasan Pendidikan
AL-IKHLAS Semampir Sekolah Peduli
Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan
Wonokusumo Kecamatan Semampir , Membagikan
BEASISWA PENA BANGSA Kepada 5 Siswa yaitu RAFIE UBADILAH , VICKY RAMADANI PUTRA , MOCH. SAMIR HAMZAH ,
HIKMATUL AINIYAH , HAIDAR MUSTOFA Dimana
masing masing mendapatkan BEA SISWA Sebesar Rp 210.000 Dari PENA BANGSA YAYASAN
DANA SOSIAL AL- FALAH SURABAYA
Dalam kesempatan tersebut Penulis mengajak Kepada Wali Murid untuk menjaga
kesehatannya Dan menjaga Prestasi Putra / Putrinya Dalam Belajar dan Untuk Selalu mengawasi Putra / Putrinya
Beribadah Ngaji dan lain sebagainya , Karena Dari mereka yang akan mendoakan
kita kelak sebagai orang tua saat kita meninggal nanti.
Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar