PENANAMAN KARAKTER DERMAWAN MELALUI SEDEKAH
DI SMP PGRI 6 SURABAYA
DAN SDS AL-IKHLAS SURABAYA
SEKOLAH PINGGIRAN “
HARI
KE - 678
Agama Islam
mengajarkan pemeluknya untuk
saling menyayangi dan mengasihi
terhadap sesamanya. Setiap
orang memiliki karakter yang berbeda-beda ada yang memiliki karakter
dermawan ada pula yang kikir. Seseorang yang berjiwa pengasih dan penyayang
dirinya akan dekat dengan Allah dan Rasulullah dan semua orang disekitarnya.
Sebaliknya, seseorang yang tiada belas
kasih sayang terhadap
sesama, apalagi terhadap
orang-orang lemah, maka dia akan jauh dengan Allah, Rasulullah serta
orang di
sekitarnya. Sehingga pada
akhirnya mereka juga
jauh dengan surga dan
dekat dengan neraka.
Hidup ini terasa
indah jika semua orang dapat saling mengasihi satu sama lain.Dalam dunia
pendidikan penanaman kedermawanan sangatlah penting
ditanamkan pada setiap
jenjang pendidikan terutama pada
peserta didik agar
kelak menjadi manusia
yang memiliki kepekaan sosial.
Bangsa yang maju
dan berhasil itu ditentukan oleh
kualitas dan karakteristik
bangsa itu sendiri, melalui sistem
pendidikan yang mencetak
setiap (output) pesrta didik
selain, pintar secara
akademis juga pintar
dalam pengaplikasikannya, cerdas secara lahiriyah dan batiniyah.
Penanaman karakter kedermawanan bisa melalui metode keteladanan, nasihat,
pembiasaan atau pemantauan, dan hukuman. Serta
melalui pendekatan yaitu
perilaku sosial dan perkembangan moral
kognitif. Serta strategi
yang digunakan melalui kegiatan
rutin, spontan, keteladanan dan pengkondisian. Serta dalam bentuk penanaman
yaitu peduli terhadap diri sendiri, peduli
terhadap teman dan
adik kelas, peduli
terhadap guru dan peduli
terhadap lingkungan sosial.
Yang mana penanaman karakter kedermawanan
melalui kegiatan infak
dan sedekah melalui kegiatan
yaitu kegiatan sehari-hari seperti kegiatan infak harian, baksos,
kerja bakti, menjenguk
ketika ada teman
yang sakit atau terkena musibah. Orang yang
suka bersedekah adalah
orang yang benar pengakuan imannya.
Menurut syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian
infaq, termasuk juga
hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya
saja, jika infaq
berkaitan dengan materi, sedekah memiliki
arti lebih luas
dari sekedar material,
misal senyum itu sedekah. Dari hal ini yang perlu
diperhatikan adalah jika
seseorang telah berzakat
tetapi masih memiliki
kelebihan harta,
sangat dianjurkan sekali
untuk berinfaq atau
bersedekah dalam beberapa ungkapan al-Quran. Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk memiliki jiwa dermawan dengan tujuan
untuk menjernihkan jiwa
seseorang, mewujudkan kepekaan sosial yang tinggi, tenggang rasa
terhadap saudara yang fakir, kesempatan penting untuk mengingat karunia Allah
dari berbagai nikmat yang diberikan-Nya. Hidup sederhana dan tidak
berlebih-lebihan dan tidak
bermewah-mewahan, serta
untuk menyalurkan harta
dijalan Allah semata
berharap rida Allah SWT. Selain
itu syariat Islam bertujuan untuk mewujudkan keridhaan dan
kelapangan hati seseorang
yang menerima sedekah, perekat
ukuwah Islamiyah, terciptanya masyarakat yang dinamis, gemar
tolong-menolong. Hal itu
menekankan bahwa Islam adalah
agama yang mempunyai satu tujuan, satu landasan, dan satu kewajiban. Karakter
itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi,
‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai
kualitas moral (tertentu)
positif. Dengan demikian, pendidikan membangun
karakter, secara implisit
mengandung arti membangun sifat
atau pola perilaku
yang didasari atau berkaitan dengan
dimensi moral yang
positif atau baik,
bukan yang negatif atau
buruk. Hal ini
didukung oleh Peterson
dan Seligman yang mengaitkan
secara langsung character strengthdengan kebajikan. Character strength dipandang
sebagai unsur-unsur psikologis
yang membangun kebajikan
(virtues) (Raka Gede, et.al, 2007: 5).Salah satu
kriteria utama dari character strength
adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan
sepenuhnya potensi dan
cita-cita seseorang dalam
membangun kehidupan yang baik,
yang bermanfaat bagi
dirinya, orang lain, dan bangsanya. Istilah pendidikan
karakter mulai dikenalkan sejak tahun 1900-an.
Thomas Lickona disebut-sebut
sebagai pengusungnya, terutama
ketika ia menulis buku yang berjudul The Return of Cha-racter Education
dan kemudian disusul
buku berikutnya, yakni bahwa kedermawanan merupakan
karakter yang mencerminkan kebaikan hati
terhadap sesama, kemuran
hati, upaya tolong menolong dengan tujuan meringankan
beban orang lain dengan memberi,
menginfakan harta yang
dimiliki dengan tujuan memberikan rasa
bahagia kepada orang
lain dengan rasa
ikhlas rela berkorban di jalan Allah SWT.Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan penanaman karakter kedermawanan
adalah cara atau
proses dalam menanamkan karakter kedermawanan
pada peserta didik
yang didalamnya ada berbagai
metode pendidikan yang dilakukan sekolah dalam menanamkan karakter kedermawanan
pada peserta didik.Anak yang terlahir
ke dunia dalam
keadaan bersih atau suci, namun dalam diri anak tersebut
juga terdapat potensi-potensi diri
untuk berkembang lebih
baik ataupun sebaliknya
sesuai lingkungan yang mendidiknya.
Diperlukan sosok yang
mampu membina dan mengarahkan
anak agar berkembang
menjadi pribadi yang baik.
Anak merupakan anugerah
terindah dalam kehidupan dimana
dalam pola perkembangannya diperlukan asuhan yang tepat oleh orang
tua.Satu hal yang
perlu digarisbawahi adalah,
bahwa setiap manusia mempunyai
kecenderungan untuk berkarakter
apik. Kecenderungan manusia ini
dapat dibuktikan dalam
kesamaan konsep pokok karakter
dalam setiap peradaban
bahkan zaman. Sekadar contoh,
tidak ada peradaban
yang menganggap baik perbuatan bohong,
penindasan, keangkuhan, kekerasan
dan lain sebagainya. Demikian pula sebaliknya, tidak ada peradaban
yang menganggap buruk
perbuatan menghormati kedua
orang tua, keadilan, kejujuran, dan pemaaf sebagai hal yang baik. Dan,
semua kebaikan tersebut
telah ditegaskan dalam
kitab suci al-Quran.
Dengan demikian, kebaikan
sejati hanyalah dari
Allah SWT. Karakter kebaikan sesungguhnya telah melekat dalam diri
manusia secara fitrah. Dengan bekal kemampuan inilah manusia mampu membedakan
antara kebaikan dan
keburukan, dan kebermanfaat dengan
ketidakbermanfaatan (Sayid Fuad
al-Bahi, 1975: 347). Oleh
karena itu pentingnya
menanamkan karakter
kedermawanan.Seorang anak penting mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan
akhlak, sebab dalam
menjalani kehidupan
dibutuhkan seperangkat tata
cara dan etika,
baik dalam hubungannya dengan
individu yang bersangkutan,
masyarakat luas, atau makhluk lainnya, bahkan dengan sang Pencipta. Oleh
karena itu, materi
akhlak adalah membicarakan
nilai sesuatu perbuatan menurut
ajaran agama, membicarakan sifat-sifat terpuji dan tercela
dari kaca mata
agama. Dengan demikian
dipahami bahwa pendidikan akhlak mempunyai cakupan yang sangat luas,
baik berkaitan dengan individu, masyarakat, alam dan Allah SWT (Irwan Prayitno,
2003).Pendidikan akhlak terletak
pada penanaman nilai-nilai ajaran agama
yang tercermin dan
terwujud dalam tingkah
laku dan budi pekerti
seorang anak dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam
seluruh aspek kehidupan, manusia senantiasa
membutuhkan aturan agar
tidak merugikan orang lain dan tercipta suasana yang damai dan tentram.
Seorang anak
yang telah dididik
untuk bertingkah laku
yang baik akan mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan yang luas.
Sebaliknya, jika anak
tidak dikenalkan pada
upaya pembentukan akhlak yang terpuji, maka anak akan
hidup tanpa aturan
dan cenderung pada
perbuatan yang menyimpang. Dengan demikian,
pendidikan akhlak adalah
bekal yang amat berguna bagi
seorang anak
SMP PGRI 6 Surabaya adalah
Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No
7-9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Walaupun Siswa / siswi di Sekolah
tersebut dari Golongan Menengah Ke bawah , Tetapi tidak menghalangi niat Siswa
/ Siswi Baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS AL-IKHLAS Surabaya Untuk melakukan
kegiatan Sedekah Seperti yang dilakukan
Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS AL-IKHLAS Surabaya Pada Hari Jum’at 20/11/2021 Membagikan Nasi bungkus kepada Masyarakat yang
ada di Sekitar Sekolah SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS AL-IKHLAS Surabaya ,
Bahkan Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS AL-IKHLAS Surabaya membagikan
kepada Tukang yang mengerjakan Gorong – Gorong di kampung SMP PGRI 6 Surabaya tersebut.
Menurut Penulis yang Juga
Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Menyampaikan bahwa
Kegiatan ini adalah untuk
PENANAMAN KARAKTER DERMAWAN MELALUI SEDEKAH Jadi walaupun siswa SMP PGRI
6 Surabaya sedikit insyah allah menyempatkan berbagi
Tantangan Guru
Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar