Selasa, 28 April 2020

“ Tetap Jualan Di Bulan Ramadhan Di Mas PANDEMI COVID-19 “



“ Tetap Jualan Di Bulan Ramadhan  Di Mas PANDEMI COVID-19 “
                                                                                      Hari Ke – 105
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala. Dalam berpuasa sepatutnya manusia tak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi hendaknya juga dapat mengikis dan menghilangkan berbagai penyakit hati yang dapat menggerogoti iman. Karena hati yang rusak dapat melahirkan beberapa penyakit hati, yakni perbuatan tercela, pikiran kotor, amalan yang rusak, serta perkataan yang kotor.Sabar merupakan salah satu sifat orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Sabar merupakan kunci kesuksesan seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan. Secara langsung, puasa mengajarkan dan melatih kita bersabar. Bersabar untuk menahan lapar dan dahaga dari waktu fajar hingga terbenamnya matahari; sabar menahan diri dari segala bentuk perbuatan yang membatalkan puasa; sabar dalam menjaga lisan dan menahan diri dari perbuatan yang sia-sia. Dengan demikian, puasa secara garis besar melatih seorang Muslim untuk bersabar dalam segala hal. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW,"Puasa itu separuh sabar.” (HR. Ibnu Majah) Dengan puasa yang ikhlas dan hanya mengharap rida Allah SWT, kita telah mendapat separuh kesabaran. Separuh lagi didapatkan dengan cara tetap menjaga ketaatan kepada Allah SWT, karena kita adalah manusia yang penuh dengan dosa, kekhilafan, serta kealpaan. Pastinya menjaga kesabaran agar tetap terpatri dalam diri itu memang bukan hal yang mudah. Namun, semua itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pahala yang sangat besar dari Allah SWT untuk orang-orang yang bersabar. Sebagaimana yang termaktub dalam surat Az-Zumar ayat 10 yang artinya,“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Ibnu Hajar Al-Hanbali menuturkan sabar itu ada tiga macam. Yang paling tinggi adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, kemudian sabar dalam meninggalkan kemaksiatan kepada Allah, serta sabar terhadap takdir Allah. Susunan ini ditinjau dari sisi sabar itu sendiri, bukan dari sisi orang yang melaksanakan kesabaran. Kadang-kadang sabar terhadap maksiat lebih berat bagi seseorang daripada sabar terhadap ketaatan, apabila dia diuji oleh wanita cantik yang mengajaknya berzina di tempat sunyi dan tidak ada yang melihat mereka, kecuali Allah. Apalagi, dia adalah seorang pemuda yang mempunyai syahwat tinggi. Sabar dari maksiat seperti ini lebih berat baginya. Bahkan kadang-kadang seseorang melakukan salat seratus rakaat itu lebih ringan daripada menghindari maksiat seperti ini. Terkadang jika seseorang ditimpa suatu musibah, kesabarannya dalam menghadapinya lebih berat daripada melaksanakan suatu ketaatan, seperti seseorang kehilangan kerabatnya atau temannya ataupun istrinya. Maka, kita akan dapati orang yang berusaha untuk sabar terhadap musibah ini sebagai suatu kesulitan yang besar. Mudah-mudahan kelak kita mendapatkan rida Allah SWT serta mendapatkan pahala kesabaran seperti yang Allah telah janjikan dalam firman-Nya dengan cara menjaga kualitas dalam melaksanakan ibadah puasa. Amin. Wallahu a’lam bisshowab.
Dalam Masa Pandemi  COVID – 19 , Banyak sekali yang menjadi dampak akibat Pandemi COVID – 19 Tersebut , dimana salah satunya adalah Mata Pencaharian , dimana Pada hari Selasa 28/4/2020 sore hari  pukul 15.30 Penulis jalan jalan mencari angina , di setiap jalan  penulis menemukan warung Kopi Giras  baik di buka dengan sengaja ataupun di tutup dengan kain  seperti pada saat memandikan jenazah di tutup dengan kain . Penulis Akui bahwa Pandemi COVID -19 ini sangat berpengaruh  terhadap segalhnya. Penjual juga tahu bahwa saat ini adalah bulan Ramadhan dimana untuk umat muslim menjalankan ibadah Puasa , Tetapi mau bagaimana lagi jika jualan hanya sore hari bisa – bisa kompor di belakang tidak akan nyalah , Apalagi saat ini ada PSBB Ada Batasan Untuk Jam Malam , bisa – bisa anak Istri gak makan , Kata Penjual tersebut, Penulis sempat meneteskan Air Mata betapa berat nya Pandemi COVID – 19 ini semua ikut terdampak Penulis Berharap kepada masyarakat agar  selalu menjaga kebersihan dan menjaga dengan memakai masker di mana pun berada, jangan hidup hanya urusan perut saja , tetapi kesehatan lebih penting dan lebih berharga, Penulis  berharap agar COVID – 19 Segera hilang dari muka bumi ini dan Penulis  mengimbau kepada seluruh Guru SMP PGRI 6 Surabaya dan siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya  Serta Seluruh Masyarakat selalu memakai masker dimanapun berada termasuk jika ada di sekolah untuk melaksan piket serta  untuk selalu  cuci tangan , agar tubuh kita terbebas dari COVID – 19 tersebut , sehingga harapannya agar COVID – 19 Segera hilang dari kota Surabaya , apalagi setelah ini akan memasuki bulan Suci Ramadhan , Sehingga bisa puasa dengan aman dan nyaman untuk menjalankan ibadah puasa .
#Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar