“ Pembelajaran SEMAPHORE DARI Teman Sebaya “
Hamalik
(1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan bahwa tutorial adalah
bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk,
arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam belajar. Subyek
atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai
tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat
struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu
teman-temannya dalam belajar di kelas. Pengajaran tutoring merupakan pengajaran
melalui kelompok yang terdiri atas satu siswa dan satu pengajar (tutor, mentor)
atau boleh jadi seorang siswa mampu memegang tugas sebagai mentor, bahkan
sampai taraf tertentu dapat menjadi tutor (Winkel, 1996:401). Secara singkat
pengertian tutor dapat diartikan sebagai orang yang memberikan tutorial atau
tutoring, sedangkan tutorial atau tutoring adalah bimbingan yang dapat berupa
bantuan, petunjuk, arahan ataupun motivasi baik secara individu maupun kelompok
dengan tujuan agar siswa dapat lebih efisien dan efektif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga tujuan dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat
tercapai dengan baik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta (Tim Perumus, 2008:150) dijelaskan bahwa baya adalah umur, berumur atau tua, sedang
sebaya adalah sama umurnya (tuanya), atau hampir sama (kekayaannya,
kepandaiannya, dsb), seimbang atau sejajar. Pengertian lain sebaya menurut
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hampir sama; (Trisno Yuwono dan Pius
Abdullah, 1994:367). Dalam kamus konseling (Sudarsono,1997:31), teman sebaya
berarti teman-teman yang sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok
prapuberteit yang mempunyai sifat- sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis.
Menurut Ali (2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam
kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota
kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya,
mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya. Interaksi
antara kawan membuka mata anak terhadap pola tingkah laku yang berlaku dalam
kebudayaan tertentu, yang sering dilakukan. Dengan demikian, interaksi ini
cenderung untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk
pergaulan yang berlaku. Interaksi antara kawan itu menyebakan tersedianya
contoh yang lebih representatif tentang apa yang boleh dilakukan dalam
kebudayaan itu dibanding dengan yang tersedia di rumah. Menurut Suryo dan Amin
(1984:51), bantuan yang diberikan teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan
hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan
persaingan hasil belajar secara sehat, karena siswa yang dijadikan tutor,
eksistensinya diakui oleh teman sebaya. Dalam satu kelas selisih usia antara
siswa satu dengan siswa yang lain tentu relative kecil atau hampir sama,
sehingga dalam satu kelas terdapat kelompok teman sebaya yang saling
berinteraksi antara siswa satu dengan yang lain sehingga akan terbentuk pola
tingkah laku yang dipakai dalam pergaulan mereka. Dalam interaksi tersebut
tidak menutup kemungkinan antar siswa satu dengan siswa yang lain saling
membantu dan membutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang
lebih baik. Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat
pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status
umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri.
Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap
dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. Dalam tutor
sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada
teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat
menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain
itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan
sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk
mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya(Suherman, 2003:277). Menurut
Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat bahwa tutor sebaya
adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran
yang dipelajarinya. Suryo dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya
adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk
membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Tugas sebagai
tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman dan sebenarnya merupakan
kebutuhan anak itu sendiri, karena dalam model pembelajaran tutor sebaya ini,
mereka (para tutor) harus berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang
mantap dengan teman sebaya, mencari perannya sendiri, mengembangkan kecakapan
intelektual dan sosial. Dengan demikian, beban yang diberikan kepada mereka
akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang– orang
lain, dan bahkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. Percobaan menggunakan
siswa sebagai guru atau tutor sebaya telahberlangsung di negara lain yang sudah
maju dan telah menunjukkankeberhasilan. Dasar pemikiran tentang tutor sebaya
adalah siswa yang pandaimemberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang
pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di
sekolah atau di luar sekolah / di luar jam mata pelajaran (Semiawan, 1985:70). Tutor
teman sebaya adalah perekrutan salah satu siswa guna memberikan satu per satu
pengajaran kepada siswa lain, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui
partisipasi peran tutor dan tutee. Tutor memiliki kemampuan lebih dibandingkan
tutee, tapi pada beberapa variasi tutorial jarak pengetahuan yang dimiliki
antara tutor dan tutee minimal (Roscoe & Chi, 2007). Hisyam Zaini (dalam
Amin Suyitno, 2002:60) mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah
dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model
pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu
siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya. Metode tutor sebaya
adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa
yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu sendiri untuk
menjadi tutor bagi teman-temannya, dimana siswa yang menjadi tutor bertugas
untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya (tutee) yang
belum faham terhadap materi/ latihan yang diberikan guru dengan dilandasi
aturan yang telah disepakati bersama dalam kelompok tersebut, sehingga akan
terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif. Tutor
sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran,
memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan
pelajaran yang dipelajarinya (Suherman,
dkk. 2003). Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan
kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman
sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga
diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya (Sukmadinata, 2007). Inti dari metode
pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran yang pelaksanaannya dengan
membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya
guru melainkan juga teman sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai suatu
materi tertentu. Dalam pembelajaran ini, siswa yang menjadi tutor hendaknya
mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya,
sehingga pada saat dia memberikan bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang
akan disampaikan. Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat
cocok digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar dikelas dan siswa menjadi terampil dan berani mengemukakan
pendapatnya dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran tutor sebaya dalam
kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana semua siswa aktif,
siswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas, semua perwakilan kelompok
berani mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya dan respon siswa
yang diajar sangat tinggi. Penerapan metode belajar mahasiswa aktif yang
bervariasi dan pelaksanaan tutorial, serta adanya system evaluasi yang
konsisten cukup efektif digunakan dalam perkuliahan yang ditunjukkan dengan
peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar mahasiswa. Pelaksanaan
tutorial teman sebaya dapat membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan
belajar terutama dalam mengerjakan soal-soal latihan. Penerapan model
pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa yang terbukti signifikan dimana peningkatan tersebut terlihat
dalam setiap siklus belajar. Keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga
ditunjukkan oleh ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan. Peer
tutoring dan peer assessment merupakan solusi termudah dan solusi dalam
menghadapi kendala-kendala dalam pembelajaran komputer terutama
disekolah-sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana memadai, tenaga
pengajar yang kurang, jumlah siswa dikelas yang sangat besar, dan dana yang
terbatas. Pembelajaran dengan memanfaatkan peer tutoring dan peer assessment
ternyata mampu mengoptimalkan pembelajaran komputer, yang pada akhirnya mampu
meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi sekarang ini
(Arikunto, S. 2006). Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan
kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya
sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan
materi kepada teman-temannya (Suyitno. 2004). Dalam arti luas sumber belajar
tidak harus selalu guru. Sumber belajar dapat orang lain selain guru, melainkan
teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas atau keluarganya dirumah. Sumber
belajar bukan guru dan dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut
tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya
adalah teman sebaya yang lebih pandai. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya
dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai. (Suherman,
dkk. 2003). Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa oramg siswa yang
ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap
kawan sekelas. Dengan system pembelajaran menggunakan tutor sebaya akan
membantu siswa yang nilainya dibawah KKM atau kurang cepat menerima pelajaran
dari guru diantara mata pelajaran. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa
yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau
enggan bertanya kepadanya. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang
dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan. Tutor tidak tinggi hati,
kejam atau keras hati terhadap social kawan. Tutor mempunyai daya kreatifitas
yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada
kawan. Model tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah
dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri.
(Martinis, 2007). Tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar yang
cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci. Untuk
menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk
menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota
kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan (Muntasir,
1985). Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok
digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar dikelas dan siswa menjadi terampil dan berani mengemukakan pendapatnya
dalam proses pembelajaran (Ribowo. 2006). Model pembelajaran tutor sebaya dalam
kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana semua siswa aktif,
siswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas, semua perwakilan kelompok
berani mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya dan respon siswa
yang diajar sangat tinggi (Riyono. 2006). Penerapan metode belajar siswa aktif
yang bervariasi dan pelaksanaan tutorial, serta adanya system evaluasi yang
konsisten cukup efektif digunakan dalam perkuliahan yang ditunjukkan dengan
peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan tutorial
teman sebaya dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar terutama
dalam mengerjakan soal-soal latihan (Hidir Yakub dan Sunyono. 2005). Penerapan
model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa yang terbukti signifikan dimana peningkatan tersebut terlihat
dalam setiap siklus belajar. Keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga
ditunjukkan oleh ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan (Johar
Maknun dan Toto Hidajat Soehada). Pada kasus pembelajaran Matematika, model
pembelajaran tutor sebaya lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran konvensional dalam hal meningkatkan hasil
belajar siswa (Ika Marlita Sari. 2006). Tutor sebaya adalah seseorang atau
beberapa oramg siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam
melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Dengan system pembelajaran
menggunakan tutor sebaya akan membantu siswa yang nilainya di bawah KKM atau
kurang cepat menerima pelajaran dari guru diantara mata pelajaran. Tutor dapat
diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa
tidak mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya. Tutor dapat
menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program
perbaikan. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap social
kawan. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan,
yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawan. (Arikunto, S. 2006) Model
tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan
dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. (Yamin, 2007). Tutor berfungsi sebagai tukang atau
pelaksana mengajar yang cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan
terperinci. Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus
dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas
anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan (M.
Saleh Muntasir, 1985). Melalui tutor
sebaya ini siswa bukan hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi
menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber
belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang
menjadi tutor melakukan repetition (pengulangan) dan menjelaskan kembali materi
sehingga menjadi lebih paham dalam setiap bahan ajar yang disampaikan. Semafor
adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan
bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan. Informasi
yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun kini yang umumnya
digunakan adalah bendera, yang dinamakan bendera semafor. Pengiriman sandi
melalui bendera semafor ini menggunakan dua bendera, yang masing-masing bendera
tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan
penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang berbeda warna dan sebaiknya
menggunakan warna yang cerah. Warna yang digunakan sebenarnya bisa
bermacam-macam, tetapi yang lazim digunakan adalah warna merah dan kuning, di
mana letak warna merah selalu berada dekat tangkai bendera. Pada awal abad ke
19, semafor digunakan dalam komunikasi kelautan.[butuh rujukan] Metode ini
masih digunakan saat Pengisian bahan bakar di laut dan dapat digunakan sebagai
komunikasi darurat pada siang hari (memakai bendera) maupun malam hari (memakai
tongkat bercahaya).[butuh rujukan
Dalam
Rangka menyiapkan Pramuka Yang UNGGUL Handal Dan Bermartabat , Pada Hari Senin
30/9/2019 Pukul 13.30 , Sedang
Latihan Pramuka dalam kesempatan ini
Latihan Pramuka yang dilakukan yaitu LATIHAN Semaphore , Dalam kesempatan
tersebut LATIHAN SEMAPHORE Di Ajari oleh Siswa SMP PGRI 6 Surabaya sendiri
Kelas 7 Yaitu MASAYU DINI SUCIATI. Dalam Kesempatan tersebut Siswi Kelahiran 11
Desember 2006 Tersebut pertama tama mengajak Seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6
Surabaya Untuk SENAM SEMAPHORE Sebagai Pemanasan, Selesai Pemanasan
tersebut Putri dari MAISAROH Tersebut
Mengibarkan bendera Semaphore dengan 4 Soal Yaitu :
Bahagia adalah Segalahnya , Hidup Bukan Mencari JATI Diri, Hidup Penuh
Misteri , Dan Yang Terakhir adalah
Tujuan Hidup adalah Bahagia . Soal – Soal Tersebut di berikan Oleh
MASAYU DINI SUCIATI Siswa Kelas 7. Menurut Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya
Bapak H. Banu Atmoko , S.Pd yang selalu Setia menemani Siswa / Siswi SMP PGRI 6
Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Menyampaikan bahwa tujuan dari Sore hari
ini yaitu agar siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya lebih memahami Dengan mudah
Semaphore melalui Teman sebayanya , sehingga tidak canggung dalam menjawab
pertanyaan tersebut . Alhamdulilah Hasil yang di dapat dari pembelajaran Tutor Sebaya Ini ada Peningkatan
yang sangat Luar Biasa , Seluruh TIM Pramuka Sudah bisa Membaca Kata Demi kata
dan di rangkai. Kepala Sekolah Kelahiran APRIL 1984 Tersebut berharap agar
semua kegiatan dapat dilakukan dengan Tutor SEBAYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar