“
BIASAKAN SARAPAN PAGI DENGAN MENU 4 SEHAT 5SEMPURNA”
Sarapan
pagi adalah waktu makan yang mungkin sering terabaikan, entah karena buru-buru
berangkat kerja atau sekolah, atau karena tidak sempat menyiapkan sarapan.
Padahal manfaat sarapan pagi sangatlah banyak dan penting bagi tubuh kita. Begitu
pentingnya sarapan pagi, maka tak heran orang tua selalu menganjurkan anaknya
untuk sarapan. Hal ini bukan tanpa alasan, karena menurut beberapa studi dan
penelitian, para ahli mengatakan bahwa manfaat sarapan pagi antara lain
memberikan energi untuk memulai hari baru, pengendalian berat badan dan meningkatkan
konsentrasi dan kinerja. Lebih lengkap berikut berbagai manfaat sarapan pagi
bagi kesehatan tubuh. Sumber energi awal Setiap orang harus memulai hari mereka
dengan cukup energi sebagai modal untuk melakukan aktivitas, di mana pagi hari
adalah start awal. Energi yang kita butuhkan tentunya berasal dari makanan
apalagi setelah berjam-jam tidak ada asupan sama sekali. Oleh karena itu
sarapan pagi juga harus dengan menu sarapan sehat, seperti: telur, ikan, ayam,
nasi, roti, sereal atau oatmeal, dan buah-buahan. Menekan makan berlebih Orang
yang melewatkan sarapan pagi lebih cenderung cepat merasa lapar sehingga akan
makan dengan porsi yang banyak ketika bertemu dengan makanan. Hal ini
menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan berat badan cepat naik. Lain
halnya ketika seseorang yang sudah sarapan di pagi hari, karena ia akan
mendapatkan kestabilan metabolisme dan cenderung untuk tidak mengonsumsi banyak
kalori selama sepanjang hari. Mencegah kenaikan berat badan berlebihan Jika
seseorang sudah sarapan, maka besar kemungkinan ia tidak suka mengemil junk
food secara berlebihan seperti permen dan soda sehingga mengurangi jumlah lemak
perut dan mencegah kenaikan berat badan. Energi akan digunakan untuk aktivitas
harian didapatkan dari sarapan pagi sehingga penumpukan lemak akibat energi
yang tidak digunakan dapat diminimalkan. Meningkatkan kerja otak Salah satu
manfaat sarapan pagi yang tak kalah pentingnya yaitu dapat meningkatkan
keterampilan kognitif otak, dari peningkatan memori untuk konsentrasi yang
lebih tinggi bahkan meningkatkan kewaspadaan. Karena otak kita membutuhkan
glukosa dari makanan - karbohidrat sangat baik - untuk bekerja dengan baik.
Tidak sarapan pagi berarti energi otak akan berkurang, sehingga fungsinya dapat
menurun. Oleh karena itu sarapan sangat penting bagi para pelajar dan pekerja.
Tubuh yang kuat Menu sarapan sehat dengan makanan tinggi protein akan
memberikan energi sepanjang hari. Seperti kendaraan yang baru diisi bahan
bakar, baik energi untuk saat itu maupun sebagai cadangan. Hal ini membuat
tubuh menjadi fit dan tak mudah lelah. Lebih lanjut mengenai makanan sumber
protein silakan baca: Sumber Protein Tinggi Nutrisi yang lebih baik Sarapan
menyediakan asupan total nordisk yang baik untuk sepanjang hari, karena memberi
kesempatan untuk mengonsumsi makanan yang penuh nutrisi seperti protein, zat
besi, vitamin dan serat yang sangat penting untuk membangun tubuh yang sehat
dengan kebutuhan nutrisi yang selalu terpenuhi. Mencegah penyakit maag Sarapan
pagi bermanfaat mencegah sakit maag dan kambuhnya sakit maag bagi mereka yang
memang sudah memiliki penyakit ini. Karena sarapan akan membuat lambung terisi
makanan sehingga dapat menetralisir asam lambung apalagi setelah lama lambung
tak terisi makanan. Sebaliknya bagi yang melewatkan sarapan pagi, maka lambung
terlalu lama kosong dapat mengakibatkan rasa perih di lambung dan berpotensi
menyebabkan sakit maag. Mencegah diabetes Studi Kevin C Maki , 2016 menunjukkan
bahwa orang yang sarapan dengan konsumsi makanan yang tinggi serat seperti
gandum dan sayur buah memiliki angka kejadian diabetes tipe 2 lebih rendah
dibandingkan seseorang yang tidak sarapan. Hal ini karena orang yang tidak
sarapan pagi akan lebih resisten terhadap insulin. Resistensi insulin
meningkatkan risiko terkena diabetes. Lebih lanjut silakan baca: Cara Mencegah
Diabetes Karena begitu banyak dan pentingnya manfaat sarapan pagi bagi
kesehatan tubuh kita, maka jangan lewatkan sarapan sehat setiap hari Kita
telah mengenal jargon 4 sehat 5 sempurna jauh sebelum kita benar-benar belajar
formal tentang makanan sehat di bangku sekolah. Slogan 4 sehat 5 sempurna ini
dipopulerkan oleh guru besar ilmu gizi pertama di Indonesia, Prof. Poerwo
Soedarmo pada tahun 1950-an.
Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna, makanan sehat adalah makanan yang mengandung 4 sumber nutrisi yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu.
Sejak tahun 1990-an pedoman 4 sehat 5 sempurna ini dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Hingga kemudian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akhir bulan Oktober lalu mengkampanyekan slogan "Isi Piringku" sebagai pengganti slogan "4 Sehat 5 Sempurna" untuk pedoman konsumsi sehari-hari dalam memenuhi gizi seimbang. "Dulu kita punya slogan 4 Sehat 5 Sempurna, namun dalam perkembangan ilmu gizi tidak cukup tepat untuk mengakomodir perkembangan ilmu yang baru. Kalau hanya bicara 4 Sehat 5 Sempurna tanpa keseimbangan itu tidak cukup," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono dalam konferensi pers acara Forum Pangan Asia Pasifik.
Secara umum, "Isi Piringku" menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Kampanye "Isi Piringku" juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Dalam perkembangan ilmu gizi yang baru, pedoman "4 Sehat 5 Sempurna" berubah menjadi pedoman gizi seimbang yang terdiri dari 10 pesan tentang menjaga gizi.
Dari 10 pesan tersebut, Anung mengelompokkan lagi menjadi empat pesan pokok yakni pola makan gizi seimbang, minum air putih yang cukup, aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, dan mengukur tinggi dan berat badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh.
Selain diagram "Isi Piringku" yang telah disebutkan, kampanye tersebut juga menekankan empat hal penting lainnya yaitu cuci tangan sebelum makan, aktivitas fisik yang cukup, minum air putih cukup, dan memantau tinggi badan dan berat badan. Rio Jati Kusuma, dosen departemen gizi dan kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, kepada Tirto menyatakan bahwa konsep 4 sehat 5 sempurna dulu dicanangkan dalam rangka membuat rekomendasi diet sehat untuk masyarakat Indonesia.
Karena saat itu standar menu sehat masih belum ada acuannya, dibuatlah konsep 4 sehat 5 sempurna, yang bertujuan mengenalkan bahwa di dalam piring minimal harus terdapat sumber karbohidrat, protein, dan lemak dari makanan pokok, sayur, lauk hewani, lauk nabati, dan susu sebagai pelengkapnya.
Rio Jati merasa konsep ini kurang pas bila diterapkan saat ini karena ketiadaan standar dalam penentuan jumlah setiap bahan makanan pada konsep 4 sehat 5 sempurna. Akibatnya, setiap orang bisa saja menafsirkan menu yang mereka makan dalam porsi dan kadar yang beraneka macam, asal telah memenuhi syarat 4 sehat lima sempurna: makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu.
“Dampaknya adalah peningkatan jumlah konsumsi lemak dan energi yang berpotensi menyebabkan obesitas dan kegemukan. Karena jumlahnya yang tidak standard, karena masing-masing individu bisa menafsirkan secara beragam,” jelasnya kepada Tirto.
Sementara itu, kasus obesitas pada anak Indonesia mulai menjadi perhatian banyak pihak. Hal ini dikarenakan tingginya prevalensi obesitas di Indonesia.
C.N. Rachmi, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan pemerhati kesehatan anak di Children's Hospital at Westmead, University of Sydney Clinical School, Sydney, dalam penelitiannya yang berjudul "Overweight and Obesity in Indonesia: Prevalence and Risk Factors" yang dipublikasikan 2017, menyatakan bahwa dari seluruh negara di Asia Tenggara, prevalensi obesitas di Indonesia adalah yang paling tinggi.
Data Riset Kesehatan Nasional 2016 diketahui bahwa 20,7 persen penduduk dewasa Indonesia mengalami kegemukan. Data World Health Organization (WHO) pada 2013 menunjukkan hampir 12 persen anak Indonesia mengalami obesitas. Jika dirinci lagi, dari 17 juta anak yang mengalami obesitas di ASEAN, hampir 7 jutanya berasal dari Indonesia. Angka ini hanya mencakup balita.
Obesitas pada anak dapat terjadi karena faktor keturunan, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan. Pola makan tentu terkait dengan kadar nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya yang dapat dilihat dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). AKG yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menkes RI Nomor 75 tahun 2013.
Anjuran kisaran sebaran energi gizi makro (AMDR) bagi penduduk Indonesia dalam estimasi kecukupan gizi ini adalah 5-15 persen energi protein, 25-35 persen energi lemak, dan 40-60 persen energi karbohidrat. Penerapannya tergantung umur atau tahap ertumbuhan dan perkembangan.
Sebagai penggambaran pemenuhan gizi sekali makan, Rio Jati mencontohkan susunan menu per piring berupa 2 centong rice cooker nasi sejumlah kira-kira 100 gram, sayur bening bayam 100 gram, jeruk 1 buah, dan ikan goreng bagian badan 1 potong.
Baca juga: Obesitas Mengancam Anak Indonesia Rio Jati juga mengungkapkan bahwa memasukkan susu sebagai makanan "sempurna" bukan hal yang tepat dalam diet orang Indonesia. “Susu memang diketahui memiliki kualitas protein yang baik, namun dalam kadar tertentu susu juga berpotensi menimbulkan beberapa masalah bagi kesehatan. Bila diberikan pada anak balita dapat meningkatkan risiko anemia dan alergi, sedangkan pada dewasa [dengan] intoleransi laktosa, bisa menyebabkan diare,” kata Rio Jati.
Ia mengatakan telur, daging atau ikan yang merupakan lauk hewani adalah bahan substitusi susu yang baik.
Untuk komposisi menu gizi seimbang sebetulnya sudah dicanangkan dalam program Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Dalam pedoman terdapat informasi mengenai berapa porsi buah, sayur, lauk hewani, nabati dan sumber karbohidrat yang dibutuhkan manusia setiap harinya..
Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna, makanan sehat adalah makanan yang mengandung 4 sumber nutrisi yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu.
Sejak tahun 1990-an pedoman 4 sehat 5 sempurna ini dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Hingga kemudian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akhir bulan Oktober lalu mengkampanyekan slogan "Isi Piringku" sebagai pengganti slogan "4 Sehat 5 Sempurna" untuk pedoman konsumsi sehari-hari dalam memenuhi gizi seimbang. "Dulu kita punya slogan 4 Sehat 5 Sempurna, namun dalam perkembangan ilmu gizi tidak cukup tepat untuk mengakomodir perkembangan ilmu yang baru. Kalau hanya bicara 4 Sehat 5 Sempurna tanpa keseimbangan itu tidak cukup," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono dalam konferensi pers acara Forum Pangan Asia Pasifik.
Secara umum, "Isi Piringku" menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Kampanye "Isi Piringku" juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Dalam perkembangan ilmu gizi yang baru, pedoman "4 Sehat 5 Sempurna" berubah menjadi pedoman gizi seimbang yang terdiri dari 10 pesan tentang menjaga gizi.
Dari 10 pesan tersebut, Anung mengelompokkan lagi menjadi empat pesan pokok yakni pola makan gizi seimbang, minum air putih yang cukup, aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, dan mengukur tinggi dan berat badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh.
Selain diagram "Isi Piringku" yang telah disebutkan, kampanye tersebut juga menekankan empat hal penting lainnya yaitu cuci tangan sebelum makan, aktivitas fisik yang cukup, minum air putih cukup, dan memantau tinggi badan dan berat badan. Rio Jati Kusuma, dosen departemen gizi dan kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, kepada Tirto menyatakan bahwa konsep 4 sehat 5 sempurna dulu dicanangkan dalam rangka membuat rekomendasi diet sehat untuk masyarakat Indonesia.
Karena saat itu standar menu sehat masih belum ada acuannya, dibuatlah konsep 4 sehat 5 sempurna, yang bertujuan mengenalkan bahwa di dalam piring minimal harus terdapat sumber karbohidrat, protein, dan lemak dari makanan pokok, sayur, lauk hewani, lauk nabati, dan susu sebagai pelengkapnya.
Rio Jati merasa konsep ini kurang pas bila diterapkan saat ini karena ketiadaan standar dalam penentuan jumlah setiap bahan makanan pada konsep 4 sehat 5 sempurna. Akibatnya, setiap orang bisa saja menafsirkan menu yang mereka makan dalam porsi dan kadar yang beraneka macam, asal telah memenuhi syarat 4 sehat lima sempurna: makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu.
“Dampaknya adalah peningkatan jumlah konsumsi lemak dan energi yang berpotensi menyebabkan obesitas dan kegemukan. Karena jumlahnya yang tidak standard, karena masing-masing individu bisa menafsirkan secara beragam,” jelasnya kepada Tirto.
Sementara itu, kasus obesitas pada anak Indonesia mulai menjadi perhatian banyak pihak. Hal ini dikarenakan tingginya prevalensi obesitas di Indonesia.
C.N. Rachmi, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan pemerhati kesehatan anak di Children's Hospital at Westmead, University of Sydney Clinical School, Sydney, dalam penelitiannya yang berjudul "Overweight and Obesity in Indonesia: Prevalence and Risk Factors" yang dipublikasikan 2017, menyatakan bahwa dari seluruh negara di Asia Tenggara, prevalensi obesitas di Indonesia adalah yang paling tinggi.
Data Riset Kesehatan Nasional 2016 diketahui bahwa 20,7 persen penduduk dewasa Indonesia mengalami kegemukan. Data World Health Organization (WHO) pada 2013 menunjukkan hampir 12 persen anak Indonesia mengalami obesitas. Jika dirinci lagi, dari 17 juta anak yang mengalami obesitas di ASEAN, hampir 7 jutanya berasal dari Indonesia. Angka ini hanya mencakup balita.
Obesitas pada anak dapat terjadi karena faktor keturunan, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan. Pola makan tentu terkait dengan kadar nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya yang dapat dilihat dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). AKG yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menkes RI Nomor 75 tahun 2013.
Anjuran kisaran sebaran energi gizi makro (AMDR) bagi penduduk Indonesia dalam estimasi kecukupan gizi ini adalah 5-15 persen energi protein, 25-35 persen energi lemak, dan 40-60 persen energi karbohidrat. Penerapannya tergantung umur atau tahap ertumbuhan dan perkembangan.
Sebagai penggambaran pemenuhan gizi sekali makan, Rio Jati mencontohkan susunan menu per piring berupa 2 centong rice cooker nasi sejumlah kira-kira 100 gram, sayur bening bayam 100 gram, jeruk 1 buah, dan ikan goreng bagian badan 1 potong.
Baca juga: Obesitas Mengancam Anak Indonesia Rio Jati juga mengungkapkan bahwa memasukkan susu sebagai makanan "sempurna" bukan hal yang tepat dalam diet orang Indonesia. “Susu memang diketahui memiliki kualitas protein yang baik, namun dalam kadar tertentu susu juga berpotensi menimbulkan beberapa masalah bagi kesehatan. Bila diberikan pada anak balita dapat meningkatkan risiko anemia dan alergi, sedangkan pada dewasa [dengan] intoleransi laktosa, bisa menyebabkan diare,” kata Rio Jati.
Ia mengatakan telur, daging atau ikan yang merupakan lauk hewani adalah bahan substitusi susu yang baik.
Untuk komposisi menu gizi seimbang sebetulnya sudah dicanangkan dalam program Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Dalam pedoman terdapat informasi mengenai berapa porsi buah, sayur, lauk hewani, nabati dan sumber karbohidrat yang dibutuhkan manusia setiap harinya..
SMP
PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan Yang Terletak Di
Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada
Hari SABTU 28/9/2019 , Seperti biasa di
Minggu Akhir Bulan Mengadakan Kegiatan SARAPAN Bersama . dalam kesempatan Ini
Menu Yang harus di bawak oleh Siswa baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS “
AL-IKHLAS Surabaya adalah MENU 4 SEHAT 5 SEMPURNA Ada Yang Membawa SAYUR Bayam , Sayur SOP , Serta Ikan ,
Disamping Itu ada Yang membawa Minuman SUSU. Menurut Banu Atmoko , S.Pd Bahwa beliau berharap agar siswa / siswi SMP PGRI 6
Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Membiasakan untuk sarapan pagi , agar bisa semangat dalam
menerima materi pelajaran , serta dapat lebih berprestasi dan berkarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar