Rabu, 17 Oktober 2018

“ Doa Bersama Peringatan Hari Santri Dan Untuk Kedamaian Negeri Ini”









“ Doa Bersama Peringatan  Hari Santri Dan Untuk Kedamaian Negeri Ini”
Hari Santri Nasional memiliki arti, makna, dan filosofi yang besar bagi bangsa Indonesia, sehingga perlu diketahui sejarah dan latar belakang ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai hari santri nasional.  Hari Santri adalah hari untuk memperingati peran besar kaum kiai dan santri dalam perjuangan melawan penjajahan bangsa asing, bertepatan dengan resolusi jihad Mbah KH Hasyim pada tanggal 22 Oktober. Itu yang menjadi alasan kenapa Hari Santri Nasional ditetapkan pada tanggal 22 Oktober, Dalam sejarah, peran mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Mereka ikut merebut Indonesia, membangun Indonesia dan mempertahankan NKRI.  Sekarang ini, sejak 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional pada tahun 2015 lalu, hari itu menjadi refleksi bagi golongan santri dan bangsa untuk mengingat kembali sejarah perjuangan kaum pondok pesantren dalam berjuang melawan penjajah. Refleksi dan ingat kembali pada sejarah adalah sesuatu yang penting. Ingatan sejarah akan memberikan bekal bagi para santri pada zaman modern sekarang ini untuk selalu berbenah, memperbaiki kualitas diri demi kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Dalam al-Qur’an, demikian juga Sunnah Nabi saw, ditemukan sekian banyak doa yang menggunakan redaksi berbentuk jamak (plural). Hal tersebut menunjukkan dibenarkannya doa bersama. Bahkan bisa dikatakan semakin banyak yang terlibat dalam doa, maka semakin besar harapan (atau kemungkinan) pengabulannya. 
Firman-Nya dalam QS. Al-Fatihah (1): "Ihdina ash-shirath al-Mustaqim (Antarlah kami menuju jalan lebar yang lurus)," diajarkan Allah SWT sebagai doa yang hendaknya dipanjatkan dalam salat, walau shalat itu dilaksanakan sendiri — demikianlah sabda Rasul SAW. Maksudnya adalah “rahmat (dan bantuan) Allah hadir bersama jamaah”, yakni orang banyak.
Namun bukan berarti doa bersama yang dimaksud adalah doa yang dipanjatkan bersama oleh siapa pun tanpa memerhatikan syarat-syarat pengabulan doa. Sebelum ini, penulis telah kemukakan syarat utama pengabulan doa yang ditemukan dalam al-Qur’an dan Sunnah, yakni keikhlasan berdoa dan beribadah kepada-Nya. 
Keikhlasan tersebut, antara lain, tercermin dalam meng-esa-kan Allah; tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu atau sesedikit apa pun. Kendati umat agama lain boleh jadi memercayai dan mengakui keesaan Allah, namun pengakuan dan kepercayaan itu dalam pandangan Islam tidaklah murni. Oleh karenanya dinilai tidak dapat meraih tingkat keikhlasan yang ideal. Suatu hal yang perlu selalu diingat bahwa ajaran Islam sangat memelihara kemurnian akidah. Sepanjang periode
SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada Hari Kamis 18/10/2018 Seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya mulai Kelas 7 – Kelas 9 Dan Siswa / Siswi SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya mulai kelas 1- Kelas 6 Berlumpul di lapangan untuk melakukan doa bersama  yang di pimpin oleh Ustad Achmad Syaifudin , S.H.I , Dalam sambutannya Bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Banu Atmoko , S.Pd menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan Doa Bersama yang dilakukan pada pagi hari ini yaitu dalam Rangka  Memperingati Hari Santri Nasional Yang Jatuh Pada Tanggal 22 Oktober 2018 Serta Doa Bersama Ini yang jatuh Hari Kamis menurut Kepala Sekolah yang Lahir Pada Bulan April bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah mengajak seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya untuk Doa Bersama untuk Negeri dan Bangsa Ini Damai , Aman , Sejahtera Tanpa adanya Perpecahan dan Permusuhan Serta Semoga Negeri Ini Terbebas Dari Bala Bencana Khususnya Kota Surabaya Semoga aman ,Damai Sejahtera dan Tidak ada Bencana yang menghampiri Kota Ini , Serta Semoga Pemimpin Negeri di berikan ketenangan hati dalam memimpin bangsa dan Negeri ini. Dalam Kesempatan Ini Bapak Achmad Syaifudin , S.H. I Di bantu oleh 2 Siswa Yaitu Ari Andi Firmansyah  Siswa Kelas 8 Dan Moch. Kholed Siswa Kelas 9 Yang Membaca Yasin Sedangkan Istighosah , Manaqib di Pimpin Oleh Ustad Bapak Achmad Syaifudin , S.H.I Ditutup Dengan Doa Untuk Keselamatan Bangsa dan Negeri .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar