Sabtu, 29 September 2018

“ Belajar Dan Bermain Dengan Alam “




























Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons. Oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak, bahkan dikatakan anak mengisi sebagian besar dari kehidupannya dengan bermain. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa  yang dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan alat tertentu atau tidak). Dengan bermain disebabkan karena adanya sisa kekuatan di dalam dirinya yang sedang berkembang dan tumbuh. Produksi kekuatan dalam diri anak itu melebihi apa yang dibutuhkan lahir dan batin.
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang demi kesenangan tanpa adanya tujuan dan sasaran yang hendak dicapai (M. Hariwijaya, 2009 : 103). Anak dibawah usia 6 tahun mempunyai masa bermain yang cukup panjang adapaun yang dilakukan anak dapat menimbulkan kesenangan. Bermain adalah dunia main bagi anak usia 5-6 tahun dan menjadi hak pada anak untuk dapat selalu bermain. Sebab masa mereka hanya untuk bermain.
 Para ahli mengatakan bahwa tidak mudah mendefinisikan pengertian bermain secara tepat, dalam kehidupan sehari-hari anak membutuhkan pelepasan dari kekangan yang timbul dari lingkungannya. Bermain merupakan kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan emosinya secara wajar,  “bermain” (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas, sehingga arti utamanya mungkin hilang, arti yang paling tepat ialah : setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Menurut Piaget (2010:138) permainan sebagai suatu media yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Permainan memungkinkan anak mempraktikan kompetensi-kompetensi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dengan cara yang santai dan menyenangkan .
Vigotsky (2010:138) menyatakan bahwa permainan adalah suatu seting yang sangat bagus bagi perkembangan kognitif ia tertarik khususnya pada aspek-aspek simbolis dan hayalan suatu permainan, sebagaimana ketika seorang anak menirukan tongkat sebagai kuda dan mengendarai tongkat seolah-olah itu seekor kuda. Bentuk permainan yang sangat dikenal dari permainan yang konstruktif adalah membuat benda-benda. Pada masa permainan awal-awal konstruktif, anak-anak membuat benda-benda dari tanah, pasir, balok-balok kayu, tanah liat, kertas, lilin dan cat. Maka anak-anak akan memcoba membuat ide-ide yang mereka miliki. Seorang anak mungkin akan membuat menara yang miring, sedangkan anak yang lain membuat jembatan.
Alam (dalam artian luas memiliki makna yang setara dengan dunia alamdunia fisik, atau dunia materi) mengacu kepada fenomena dunia fisik dan juga kehidupan secara umum. Skala alam terbentang dari sub-atomik sampai kosmik. Studi tentang alam adalah bagian besar dari ilmu pengetahuan. Meskipun manusia adalah bagian dari alam, kegiatan manusia sering dipahami sebagai kategori terpisah dari fenomena alam lainnya. Kata alam merupakan terjemahan dari bahasa Inggris "nature", yang berasal dari kata Latin natura, atau "kualitas esensial, disposisi bawaan", dan pada zaman dahulu, secara harfiah berarti "kelahiran". Natura adalah terjemahan Latin dari kata Yunani physis (φύσις), yang awalnya terkait dengan karakteristik bawaan yang dimiliki tanaman, hewan, dan berbagai fitur lain di dunia. Konsep alam sebagai keseluruhan, atau alam semesta fisik, merupakan pengembangan konsep aslinya; dimulai dari penerapan kata Yunani physis (φύσις) oleh filsuf-filsuf pra-Socrates, dan sejak saat itu terus berkembang. Kata ini juga banyak digunakan selama munculnya metode ilmiah modern dalam beberapa abad terakhir.  Dalam berbagai penggunaan kata tersebut pada saat ini, "alam" sering mengacu kepada geologi dan kehidupan liar. Kata alam mungkin mengacu secara umum ke berbagai jenis tanaman hidup dan hewan, dan dalam beberapa kasus ke proses yang berhubungan dengan benda mati – mengenai keberadaan jenis-jenis tertentu suatu benda dan bagaimana mereka berubah dengan sendirinya, seperti cuaca dan geologi di Bumi, dan materi serta energi dari mana semua hal-hal tersebut tersusun darinya. Kata ini sering diartikan sebagai "lingkungan alam" atau hewan liar, batu, hutan, pantai, dan secara umum hal-hal yang belum diubah secara substansial oleh campur tangan manusia, atau yang bertahan meskipun ada intervensi manusia. Sebagai, contoh, objek yang dibuat dan interaksi manusia umumnya tidak dianggap sebagai bagian dari alam, kecuali jika dinilai sebagai, misalnya, "sifat manusia" atau "seluruh alam". Konsep yang lebih tradisional dari hal-hal alami tersebut, yang masih dapat ditemukan hari ini, menyiratkan perbedaan antara alami dan buatan, yang dimaksud dengan kata buatan dipahami sebagai hasil kesadaran atau pikiran manusia. Tergantung pada konteks tertentu, istilah "alam" juga dapat dibedakan dari yang tidak wajar, supernatural, atau sintetis.
SMP PGRI 6 Surabaya adalah Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan  yang terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semamampir Sebagai Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan ikut Berperan Aktif dalam Kegiatan Clean Up The World  Bersih – bersih pantai di sekitar Jembatan Suramadu Sisi Surabaya pada hari Minggu 30/9/2018 Yang diadakan oleh Tunas Hijau Dan Pemerintah Kota Surabaya. Dengan Semangat Lingkungan yang sudah dimiliki oleh seluruh siswa SMP PGRI 6 Surabaya tidak membuat patah semangat dalam melakukan kegiatan bersih – bersih Suramadu tersebut , Tidak hanya seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya yang ikut berperan serta tetapi seluruh Bapak / Ibu Dewan Guru juga ikut berperan serta dalam kegiatan bersih – bersih suramadu tersebut. Menurut Banu Atmoko , S.Pd   Kepala SMP PGRI 6 Surabaya yang juga pria kelahiran 34 Tahun yang lalu mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini mengajak  seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya untuk Cinta Dan Peduli kepada pantai kebanggan arek Suroboyo tersebut , serta kegiatan ini adalah belajar sambil bermain dengan alam , sehingga seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya bisa melihat keagungan dan kekuasaan dari Allah S.W.T , Serta dimana Banu Atmoko , S.Pd mengajak seluruh siswa untuk Peduli dan berbudaya lingkungan , sedangkan Menurut Citra Ayu Kirana Dan Dian Nita Angraini bahwa kegiatan ini adalah Bagian dari kegiatan Surabaya Eco School 2018  Yang diadakan Oleh Pemkot Surabaya dan Tunas Hijau yang dimana kegiatan Surabaya Eco School tersebut mengajak seluruh siswa / seluruh guru dan sekolah untuk peduli dan berbudaya lingkungan. Selesai acara seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya mendapatkan piagam dari Tunas Hijau dan Pemkot Surabaya atas partisipasinya mengikuti kegiatan bersih bersih tersebut , yang dimana insyah allah sertifikat tersebut akan di bagikan saat upacara besok pagi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar