Rabu, 20 April 2016

“ Peringatan 137 Tahun R.A Kartini Bersama Kapolsek Semampir “












“ Peringatan 137 Tahun R.A Kartini Bersama Kapolsek Semampir “
 Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.Raden Adjeng Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Ia merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara segera setelah Kartini lahir Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Garis keturunan Bupati Sosroningrat bahkan dapat ditilik kembali ke istana Kerajaan Majapahit. Semenjak Pangeran Dangirin menjadi bupatiSurabaya pada abad ke-18, nenek moyang Sosroningrat mengisi banyak posisi penting di Pangreh Praja.  Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun dan dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Kartini bersama suaminya, R.M.A.A.Singgih Djojo Adhiningrat (1903). Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat diDe Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soalemansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judulMax Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht(Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Sekolah Kartini (Kartinischool), 1918. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan BuluRembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian diSurabayaYogyakartaMalangMadiunCirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
SMP PGRI 6 Surabaya  adalah Sekolah  Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo , Kecamatan Semampir  pada hari Kamis 21 /4/2016 Memperingati 137  Tahun Kelahiran Ibu Raden Ajeng Kartini , dimana dalam kegiatan Peringatan Hari Kartini di SMP PGRI 6 Surabaya & SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya diisi berbagai macam kegiatan antara lain : Upacara Bendera dalam Upacara ini yang bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Bapak Kompol M. SYUKUR , S.H , M.Hum Selaku Kapolsek Semampir  , Dalam kesempatan ini Bapak Kapolsek Semampir menyampaikan bahwa untuk selalu rajin – rajin belajar , serta beliau mengajak untuk memerangi narkoba dan minuman keras, serta beliau mengajak seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya untuk rajin belajar , Serta menghargai dan menghormati orang tua serta guru – guru , karena dari gurulah bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. , Serta Bapak Kapolsek menyampaikan Kepada Siswa Kelas 9 dan Kelas 6 Yang akan Ujian Nasional untuk Rajin Belajar serta banyak berdoa kepada Allah agar Pelaksanaan Ujian Nanti lancar dan diberikan nilai yang terbaik , Selesai Upacara seluruh siswa Spegrinam Surabaya & SDS “ AL-IKHLAS “ Surabaya melakukan Kirab Karnaval Drumband mengelilingi daerah sekitar Sekolah , Selesai drumband dalam rangka memperingati 137 Tahun Kelahiran R.A Kartini , Spegrinam Surabaya masik mempunyai kegiatan Fashion Shoow Berpasangan , , dimana Juara 1- Juara Juara III Mendapatkan Piagam Penghargaan yang di tanda tangani oleh Kepala Spegrinam Surabaya & Bapak Kapolsek Semampir Kompol M. SYUKUR , S.H , M.Hum . Adapun yang bertindak sebagai Juri Fashion adalah Ibu Yuni Ismaryati , S.Pd , Ibu Sri Supadmi , S.Pd dan Ibu Yasmiati . Adapun Juara lomba Fashion berpasangan yang mendapatkan piagam adalah Juara I Adalah Lutfia Turfa Dan Zulfarkhan  Mustofa Hadi dari Siswa Kelas 9 , Juara II Diraih oleh Millatul Karmilah dan Very Siswa Kelas 7 , Sedangkan Juara III Diraih oleh Putri Afifah dan Yuda Agustiyan Prasetyo siswa kelas 8. Menurut Banu Atmoko , S.Pd kegiatan 137 Tahun Peringatan Hari Kartini di Spegrinam walaupun sederhana tapi sangat meriah , disamping itu juga menumbuhkan jiwa Nasionalisme dan Patriotisme , serta mengakrabkan antara siswa dan polisi yang diharapkan siswa tidak takut ke polisi”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar