TERUSLAH MENGUKIR SEJARAH
Serta MENJADI SAKSI SEJARAH
Menjadi Generasi EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER.
HARI
KE – 344
Kesenian
tari Remo merupakan kesenian tari yang mana awal mulanya berasal dari Kota
Surabaya yang mana menyebar ke kota-kota lain dengan versi kota-kota tersebut
sendiri. Tari Remo itu sendiri memiliki 15 variasi gerakan yang mana
memfokuskan gerakan pada tangan dan kaki. Setiap gerakan yang dipentaskan
memilki arti atau makna tersendiri. Gerakan tarian Remo itu sendiri memiliki
gerakan di kuda-kuda yang mana sulit untuk dipelajari bagi siswa yang mana
memilki arti, simbol dan makna kepahlawanan, terutama Pahlawan Jawa Timur yang
mana bersiap untuk berperang. Biasanya tarian ini digunakan untuk penyamutan
tamu seperti Bupati, Presiden. Tarian ini melambangkan Ksatria yang gagah
berani untuk mempertahankan kotanya dari penjajahan dari orang luar.Diperlukan
latihan khusus untuk bisa mempelajari tarian ini yang mana terdiri dari 15
gerakan. Adapun istilah “Pakem” yang mana merupakan unsur yang menunjukkan
unsur gerakan asli dari tarian remo ini. Jika terdapat improvisasi atau gerakan
dari Remo berubah maka “unsur” pakem itu sendiri hilang. Adapun peralatan yang
digunakan yaitu yang pertama : 1) Udeng (Blangkon yang berlubang bagian
atasnya. 2) Sampur (Selendang). 3) Kace (Kain yang ada di dada yang terbuat
dari Bludru). 4) Srembong (Kain yang ditaruh perut). Rampek depan dan belakang
(Yang mana ditaruh di perut juga). 6) Sabuk. 7). Sampur berwana merah. 8)
Keris. Dibutuhkan apa yang disebut dengan Wiro Roso dan Wiro Raga Sukmo
yang mana berarti penghayatan yang mana harus dilakukan di dalam tubuh dan roh
yang mana harus mengikuti suara gendinan gamelan layaknya terhipnotis, Bahkan
si penari pun tidak berkedip dan menunjukkan kesan tegas. Dibutuhkan waktu
sekitar 1-2 bulan untuk mempelajari tarian ini, namun jika ingin tarian yang
dipelajari benar dan akurat, dibutuhkan waktu sampai 3 bulan. Tidak ada
ketentuan khusus untuk mempelajari tarian ini, laki-laki dan perempuan bisa mempelajari
tarian ini. Kata Remo sebenarnya dari Kata “Remong” yang mana berarti “gagah”
atau “laki” merupakan tari adat khat remo. Tarian remo ini sangat ekslusif
untuk ditarikan, tidak boleh ada variasi tambahan atau pengurangan dari tarian
ini karena unsur “Pakem” ini. Karena jika diubah, pasti menghilangkan idenitas
khas dari Remo itu sendiri. Gerakan tarian remo ini harus mengompakkan tarian
dengan musik. Di era globalisai ini, tarian remo ini menjadikan para pembelajar
memilki pribadi yang kuat yang mana tidak mudah terpengaruh dengan budaya luar
dan menjadi sopan santun dan tata krama dalam tarian ini.
“Catatan
Rekor MURI menunjukkan semaraknya keragaman budaya dan berbagai potensi alam
Indonesia, sekaligus gelora semangat anak bangsa dalam mengukir karsa dan karya
prestasi terunggul di bidang keahlian masing-masing. Kemampuan bagian dari
benteng nasionalisme kita dalam berkompetisi di era globalisasi masa kini” Pada
Hari Minggu 18/12/2022 Ribuan pelajar
SD-SMP negeri dan swasta se-Surabaya sudah memadati Jembatan Suroboyo mulai
sekitar pukul 05.00 WIB, Minggu (18/12/2022). Mereka siap memecahkan rekor
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kategori Menari Remo Massal. Jembatan
Suroboyo adalah satu dari total 10 lokasi yang dipakai sebagai pusat acara
pemecahan rekor MURI hari ini. Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya beserta seluruh
Forkopimda Surabaya, dan tim juri dari MURI hadr di tempat acara , Dimana SMP
PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan
Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Sebanyak 30 Siswi Ikut berpartisipasi dalam
memecahkan Rekor MURI Tari Remo Gelaran Tari Remo massal di Surabaya yang
diikuti 65.945 pelajar SD/SMP secara serentak di 10 lokasi berbeda, resmi
memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), dengan kategori
superlatif. Dalam kesempatan yang baik ini Wali Murid di SMP PGRI 6 Surabaya
juga ikut menyaksikan Putra / Putri tercinta nya Ikut Dalam kegiatan tersebut
Bahkan Guru SMP PGRI Yang terdiri dari YUNI ISMARYATI ,S.Pd , CITRA PUSPITASARI
,S.Pd , SUGIARTI ,S.Pd , DUWI LESTARI ,S.E , SRI SUPADMI ,S.Pd , MEI KURNIATUL
ADAWIYAH ,S.Pd , LASMIATI ,S.Pd , R. INDAH RIESQY ELVIENDARI ,S.Pd juga ikut
mensukseskan Kegiatan tersebut mendampingi Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Tersebut
Dalam
kesempatan tersebut Seluruh siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Bersama Bapak / Ibu Dewan Guru SMP PGRI 6
Surabaya Di beri SNACK Roti Dan SUSU untuk Sarapan Mereka Sebelum memulai
Gerakan TARI REMO Tersebut Mengingat Mereka Sudah Harus hadir di Sekolah Pukul
06.00 Jusuf Ngadri Direktur Operasional
MURI hadir pada momen pencatatan sekaligus penyerahan penghargaan kepada Eri
Cahyadi Wali Kota Surabaya, di Jembatan Suroboyo, lokasi pusat gelaran Tari
Remo Massal. Usai memberi penghargaan, Jusuf berharap Tari Remo bisa
tetap lestari di Surabaya, terutama di kalangan para pelajar. “Harapan
kami tentu tidak berhenti sampai sini, terus berkembang Tari Remo sebagai
warisan seni budaya tradisional Arek-arek Suroboyo terus berkembang untuk
membentengi budaya asing yang masuk,” paparnya.
Senada
dengan MURI, Eri Cahyadi menyebut penghargaan bukan yang utama. Melalui Tari
Remo, dia berharap para pelajar bisa menghayati jiwa seorang pahlawan. “Jangan
sampai anak cucu kita lupa kekuatan sejarah Kota Surabaya. Tari Remo ini
menunjukkan jiwa seorang pahlawan melawan penjajah,” ujarnya saat sambutan.
“Karena
hari ini budaya luar negeri sudah masuk di Surabaya, saya berharap dengan Tari
Remo maka seluruh Arek Suroboyo memiliki pribadi kuat yang tidak mudah
terpengaruh dari luar negeri. Bukan maksud kita memecahkan rekor MURI, tapi
lebih ke hati kita, Arek Suroboyo bisa menjaga budayanya. Tidak terpengaruh
budaya luar,” sambungnya.Selain itu, Eri turut berharap kepribadian yang kuat
bisa menuntun generasi penerus agar terhindar dari perilaku-perilaku buruk
mulai dari konsumsi minuman keras hingga tawuran. “Maka tidak akan ada miras,
knalpot brong-brongan, tawuran. Ini tugas kita bersama sebagai pemerintah,
orang tua, dan stakeholder yang ada. Kita tunjukkan Surabaya punya pribadi yang
kuat dan hari ini ditunjukkan di Kota Surabaya,” pungkasnya.
Dalam
Kesempatan Ini Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Menghaturkan Banyak
Terimakasih Kepada Bapak / Ibu Orang Tua /Wali Murid , Kepada Siswa / Siswi Serta
Bapak / Ibu Dewan Guru SMP PGRI 6 Surabaya. Terimakasih Kalian BISA
Menjadi Sebuah CERITA Kelak 20 Tahun
Lagi Dari Kalian lah Akan TERUKIR
Sejarah MURI Melalui TARI REMO Di KOTA Surabaya Dimana
Kalian Adalah PELAKU Sejarah Yang Ikut Berperan di kegiatan Tersebut. Penulis
Menulis Menutup TERUSLAH MENGUKIR SEJARAH Serta MENJADI SAKSI SEJARAH Ini
Karena Dari Situlah Kalian Akan Berkembang Menjadi Generasi EMAS UNGGUL DAN
BERKARAKTER.
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
#TariRemo2022
#Muri
#SAPAWARGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar