Minggu, 18 Desember 2022

TERUSLAH MENGUKIR SEJARAH Serta MENJADI SAKSI SEJARAH Menjadi Generasi EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER.

 




























































































































TERUSLAH MENGUKIR SEJARAH

Serta MENJADI SAKSI SEJARAH

Menjadi Generasi EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER.

HARI KE – 344

Kesenian tari Remo merupakan kesenian tari yang mana awal mulanya berasal dari Kota Surabaya yang mana menyebar ke kota-kota lain dengan versi kota-kota tersebut sendiri. Tari Remo itu sendiri memiliki 15 variasi gerakan yang mana memfokuskan gerakan pada tangan dan kaki. Setiap gerakan yang dipentaskan memilki arti atau makna tersendiri. Gerakan tarian Remo itu sendiri memiliki gerakan di kuda-kuda yang mana sulit untuk dipelajari bagi siswa yang mana memilki arti, simbol dan makna kepahlawanan, terutama Pahlawan Jawa Timur yang mana bersiap untuk berperang. Biasanya tarian ini digunakan untuk penyamutan tamu seperti Bupati, Presiden. Tarian ini melambangkan Ksatria yang gagah berani untuk mempertahankan kotanya dari penjajahan dari orang luar.Diperlukan latihan khusus untuk bisa mempelajari tarian ini yang mana terdiri dari 15 gerakan. Adapun istilah “Pakem” yang mana merupakan unsur yang menunjukkan unsur gerakan asli dari tarian remo ini. Jika terdapat improvisasi atau gerakan dari Remo berubah maka “unsur” pakem itu sendiri hilang. Adapun peralatan yang digunakan yaitu yang pertama : 1) Udeng (Blangkon yang berlubang bagian atasnya. 2) Sampur (Selendang). 3) Kace (Kain yang ada di dada yang terbuat dari Bludru). 4) Srembong (Kain yang ditaruh perut). Rampek depan dan belakang (Yang mana ditaruh di perut juga). 6) Sabuk. 7). Sampur berwana merah. 8) Keris. Dibutuhkan apa yang disebut dengan Wiro Roso dan Wiro Raga Sukmo yang mana berarti penghayatan yang mana harus dilakukan di dalam tubuh dan roh yang mana harus mengikuti suara gendinan gamelan layaknya terhipnotis, Bahkan si penari pun tidak berkedip dan menunjukkan kesan tegas. Dibutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan untuk mempelajari tarian ini, namun jika ingin tarian yang dipelajari benar dan akurat, dibutuhkan waktu sampai 3 bulan. Tidak ada ketentuan khusus untuk mempelajari tarian ini, laki-laki dan perempuan bisa mempelajari tarian ini. Kata Remo sebenarnya dari Kata “Remong” yang mana berarti “gagah” atau “laki” merupakan tari adat khat remo. Tarian remo ini sangat ekslusif untuk ditarikan, tidak boleh ada variasi tambahan atau pengurangan dari tarian ini karena unsur “Pakem” ini. Karena jika diubah, pasti menghilangkan idenitas khas dari Remo itu sendiri. Gerakan tarian remo ini harus mengompakkan tarian dengan musik. Di era globalisai ini, tarian remo ini menjadikan para pembelajar memilki pribadi yang kuat yang mana tidak mudah terpengaruh dengan budaya luar dan menjadi sopan santun dan tata krama dalam tarian ini.

“Catatan Rekor MURI menunjukkan semaraknya keragaman budaya dan berbagai potensi alam Indonesia, sekaligus gelora semangat anak bangsa dalam mengukir karsa dan karya prestasi terunggul di bidang keahlian masing-masing. Kemampuan bagian dari benteng nasionalisme kita dalam berkompetisi di era globalisasi masa kini” Pada Hari Minggu 18/12/2022  Ribuan pelajar SD-SMP negeri dan swasta se-Surabaya sudah memadati Jembatan Suroboyo mulai sekitar pukul 05.00 WIB, Minggu (18/12/2022). Mereka siap memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kategori Menari Remo Massal. Jembatan Suroboyo adalah satu dari total 10 lokasi yang dipakai sebagai pusat acara pemecahan rekor MURI hari ini. Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya beserta seluruh Forkopimda Surabaya, dan tim juri dari MURI hadr di tempat acara , Dimana SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir  Sebanyak 30 Siswi Ikut berpartisipasi dalam memecahkan Rekor MURI Tari Remo Gelaran Tari Remo massal di Surabaya yang diikuti 65.945 pelajar SD/SMP secara serentak di 10 lokasi berbeda, resmi memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), dengan kategori superlatif. Dalam kesempatan yang baik ini Wali Murid di SMP PGRI 6 Surabaya juga ikut menyaksikan Putra / Putri tercinta nya Ikut Dalam kegiatan tersebut Bahkan Guru SMP PGRI Yang terdiri dari YUNI ISMARYATI ,S.Pd , CITRA PUSPITASARI ,S.Pd , SUGIARTI ,S.Pd , DUWI LESTARI ,S.E , SRI SUPADMI ,S.Pd , MEI KURNIATUL ADAWIYAH ,S.Pd , LASMIATI ,S.Pd , R. INDAH RIESQY ELVIENDARI ,S.Pd juga ikut mensukseskan Kegiatan tersebut mendampingi Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Tersebut

Dalam kesempatan tersebut Seluruh siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya  Bersama Bapak / Ibu Dewan Guru SMP PGRI 6 Surabaya Di beri SNACK Roti Dan SUSU untuk Sarapan Mereka Sebelum memulai Gerakan TARI REMO Tersebut Mengingat Mereka Sudah Harus hadir di Sekolah Pukul 06.00  Jusuf Ngadri Direktur Operasional MURI hadir pada momen pencatatan sekaligus penyerahan penghargaan kepada Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, di Jembatan Suroboyo, lokasi pusat gelaran Tari Remo Massal. Usai memberi penghargaan, Jusuf berharap Tari Remo bisa tetap lestari di Surabaya, terutama di kalangan para pelajar. “Harapan kami tentu tidak berhenti sampai sini, terus berkembang Tari Remo sebagai warisan seni budaya tradisional Arek-arek Suroboyo terus berkembang untuk membentengi budaya asing yang masuk,” paparnya.

Senada dengan MURI, Eri Cahyadi menyebut penghargaan bukan yang utama. Melalui Tari Remo, dia berharap para pelajar bisa menghayati jiwa seorang pahlawan. “Jangan sampai anak cucu kita lupa kekuatan sejarah Kota Surabaya. Tari Remo ini menunjukkan jiwa seorang pahlawan melawan penjajah,” ujarnya saat sambutan. “Karena hari ini budaya luar negeri sudah masuk di Surabaya, saya berharap dengan Tari Remo maka seluruh Arek Suroboyo memiliki pribadi kuat yang tidak mudah terpengaruh dari luar negeri. Bukan maksud kita memecahkan rekor MURI, tapi lebih ke hati kita, Arek Suroboyo bisa menjaga budayanya. Tidak terpengaruh budaya luar,” sambungnya.Selain itu, Eri turut berharap kepribadian yang kuat bisa menuntun generasi penerus agar terhindar dari perilaku-perilaku buruk mulai dari konsumsi minuman keras hingga tawuran. “Maka tidak akan ada miras, knalpot brong-brongan, tawuran. Ini tugas kita bersama sebagai pemerintah, orang tua, dan stakeholder yang ada. Kita tunjukkan Surabaya punya pribadi yang kuat dan hari ini ditunjukkan di Kota Surabaya,” pungkasnya.

Dalam Kesempatan Ini Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Menghaturkan Banyak Terimakasih Kepada Bapak / Ibu Orang Tua /Wali Murid , Kepada Siswa / Siswi  Serta  Bapak / Ibu Dewan Guru SMP PGRI 6 Surabaya. Terimakasih Kalian BISA Menjadi Sebuah  CERITA Kelak 20 Tahun Lagi Dari Kalian lah   Akan TERUKIR Sejarah  MURI  Melalui TARI REMO Di KOTA Surabaya Dimana Kalian Adalah PELAKU Sejarah Yang Ikut Berperan di kegiatan Tersebut. Penulis Menulis Menutup TERUSLAH MENGUKIR SEJARAH Serta MENJADI SAKSI SEJARAH Ini Karena Dari Situlah Kalian Akan Berkembang Menjadi Generasi EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER.

#Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

#TariRemo2022

#Muri

#SAPAWARGA

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar