Kamis, 22 Desember 2022

“ TAK ADA MANUSIA SUKSES TANPA DOA DARI IBU TERCINTA TERUS DOAKAN BELIAU UNTUK MENJADI PENERANG HIDUP KITA

 


























































“ TAK ADA MANUSIA SUKSES

TANPA DOA DARI IBU TERCINTA

TERUS DOAKAN BELIAU

UNTUK MENJADI PENERANG HIDUP KITA

HARI KE – 347

Setiap  tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu, adakah peristiwa bersejarah dan istimewa yang terjadi pada tanggal tersebut. Mungkin pertanyaan seperti ini sempat terbersit dalam fikiran kita tapi sampai saat ini belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Baiklah mari kita kembali ke masa lalu tepatnya pada tanggal 22 s/d 25 Desember 1928 bertempat di Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I (yang pertama). Gedung Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta menjadi saksi sejarah berkumpulnya 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera yang kemudian melahirkan terbentuknya Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kalau melihat kembali sejarah, sebenarnya sejak tahun 1912 sudah ada organisasi perempuan. Pejuang-pejuang wanita pada abad ke 19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain secara tidak langsung telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan. Hal itu menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.Pada Kongres Perempuan Indonesia I yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.Banyak hal besar yang diagendakan namun tanpa mengangkat masalah kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis dan upaya-upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan.Pada Juli 1935 dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia II, dalam konggres ini dibentuk BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.Penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Dan puncak peringatan Hari Ibu yang paling meriah adalah pada peringatan yang ke 25 pada tahun 1953. Tak kurang dari 85 kota Indonesia dari Meulaboh sampai Ternate merayakan peringatan Hari Ibu secara meriah. Kalau kita melihat sejarah beta heroiknya kaum perempuan (kaum Ibu) pada saat itu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, apakah sepadan dengan peringatan Hari Ibu saat ini yang hanya ditunjukkan dengan peran perempuan dalam ranah domestik. Misalnya dalam sebuah keluarga pada tanggal tersebut seorang ayah dan anak-anaknya berganti melakukan tindakan domestik seperti masak, mencuci, belanja, bersih-bersih, dan kemudian memberikan hadiah-hadiah untuk sang ibu.Peringatan Hari Ibu di Indonesia saat ini lebih kepada ungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji keibuan para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.Meski secara maknawi peringatan Hari Ibu saat ini kurang sejalan dengan makna kegiatan perempuan yang dilakukan pada masa perjuangan dahulu. Tapi itulah kenyataan yang ada, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk berbakti kepada orang tua melalui sejumlah firman-Nya. Salah satunya dalam surah Al Ahqaf ayat 15.
Surah Al Ahqaf adalah surah ke-46 dalam urutan mushaf Al-Qur'an dan terdiri dari 35 ayat. Surah ini diturunkan di Mekkah dan tergolong surah Makkiyah.

Dalam ayat 15 Allah SWT berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ١٥

Artinya: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
Dalam rangka memperingati Hari Ibu SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya  Lingkungan yang Terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada Hari Kamis 22/12/2022 Memperingati Hari Ibu Di LAPANGAN Sekolah yaitu dengan kegiatan SHALAT DHUHA SHALAT HAJAT 

Sebelum memulai acara Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Menyampaikan Bahwa  Kegiatan Hari Ini adalah Rangka Memperingati HARI IBU , Tidak HANYA Kalian PASANG STATUS DP WA Hari Ibu SAJA Tapi Kalian Tidak Pernah Mendoakan , Makanya Lewat Acara Hari Ini Doakan ORANG Tua Kalian Semoga Di Berikan Kesehatan Keberkahan , Disamping Itu Penulis Menyampaikan JANGAN Hanya HARI IBU SAJA Untuk Mendoakan Tapi Setiap Hari Doakan Selalu ORANG TUA Kita Karena SURGA Ada Di TELAPAK Kaki Ibu

Selesai sambutan Penulis Langsung Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Dilanjutkan dengan SHALAT DHUHA SHALAT Hajat Serta Pembacaan YASIN Dan ISTIGHOSAH Yang Di Pimpin Oleh Bapak Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN ,S.H.I Selaku Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti Di SMP PGRI 6 Surabaya Dalam TAUSIYAH Nya Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN ,S.H.I Mengajak Anak Anak SMP PGRI 6 Surabaya Untuk Selalu Mendoakan Orang Tua Kita Kapanpun Dan Dimanapun

Selepas SHALAT DHUHA SHALAT HAJAT Dan ISTIGHOSAH Seluruh Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Menikmati HIDANGAN BUBUR MERAH Semoga Keluarga Besar SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS AL IKHLAS Surabaya Di Berikan Kesehatan Kelancaran Rezeki Sukses Berkah Barokah Selamanya


#Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar