“ TAK ADA MANUSIA SUKSES
TANPA DOA
DARI IBU TERCINTA
TERUS
DOAKAN BELIAU
UNTUK
MENJADI PENERANG HIDUP KITA
HARI KE – 347
Setiap tanggal 22
Desember diperingati sebagai Hari Ibu, adakah peristiwa bersejarah dan istimewa
yang terjadi pada tanggal tersebut. Mungkin pertanyaan seperti ini sempat
terbersit dalam fikiran kita tapi sampai saat ini belum mendapatkan jawaban yang
memuaskan.
Baiklah mari kita kembali ke masa lalu tepatnya pada tanggal 22 s/d 25 Desember
1928 bertempat di Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan
Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Konggres Perempuan Indonesia
I (yang pertama). Gedung Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto,
Yogyakarta menjadi saksi sejarah berkumpulnya 30 organisasi perempuan dari 12
kota di Jawa dan Sumatera yang kemudian melahirkan terbentuknya Kongres
Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kalau
melihat kembali sejarah, sebenarnya sejak tahun 1912 sudah ada organisasi
perempuan. Pejuang-pejuang wanita pada abad ke 19 seperti M. Christina Tiahahu,
Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai
Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain secara tidak langsung telah
merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan. Hal itu
menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di
Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai
wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang
menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.Pada Kongres
Perempuan Indonesia I yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan
perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan
perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan
bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.Banyak
hal besar yang diagendakan namun tanpa mengangkat masalah kesetaraan jender,
para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis dan upaya-upaya yang
amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan.Pada Juli
1935 dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia II, dalam konggres ini dibentuk
BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menentang perlakuan tidak wajar atas
buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.Penetapan Hari Ibu pada tanggal
22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada
tahun 1938. Dan puncak peringatan Hari Ibu yang paling meriah adalah pada
peringatan yang ke 25 pada tahun 1953. Tak kurang dari 85 kota Indonesia dari
Meulaboh sampai Ternate merayakan peringatan Hari Ibu secara meriah. Kalau kita
melihat sejarah beta heroiknya kaum perempuan (kaum Ibu) pada saat itu dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, apakah sepadan dengan peringatan Hari Ibu
saat ini yang hanya ditunjukkan dengan peran perempuan dalam ranah domestik.
Misalnya dalam sebuah keluarga pada tanggal tersebut seorang ayah dan
anak-anaknya berganti melakukan tindakan domestik seperti masak, mencuci,
belanja, bersih-bersih, dan kemudian memberikan hadiah-hadiah untuk sang ibu.Peringatan
Hari Ibu di Indonesia saat ini lebih kepada ungkapkan rasa sayang dan terima
kasih kepada para ibu, memuji keibuan para ibu. Berbagai kegiatan pada
peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi
para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban
kegiatan domestik sehari-hari.Meski secara maknawi peringatan Hari Ibu saat ini
kurang sejalan dengan makna kegiatan perempuan yang dilakukan pada masa
perjuangan dahulu. Tapi itulah kenyataan yang ada, tergantung bagaimana kita
menyikapinya. Allah SWT telah memerintahkan
hamba-Nya untuk berbakti kepada orang tua melalui sejumlah firman-Nya. Salah
satunya dalam surah Al Ahqaf ayat 15.
Surah Al Ahqaf adalah surah ke-46 dalam urutan
mushaf Al-Qur'an dan terdiri dari 35 ayat. Surah ini diturunkan di Mekkah dan
tergolong surah Makkiyah.
Dalam ayat 15 Allah SWT berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا
ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ
ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ
سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ
عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ
فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ١٥
Artinya: "Kami perintahkan kepada manusia
supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri."
Dalam rangka memperingati Hari Ibu SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli
Berbudaya Lingkungan yang Terletak di
Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Pada
Hari Kamis 22/12/2022 Memperingati Hari Ibu Di LAPANGAN Sekolah yaitu dengan
kegiatan SHALAT DHUHA SHALAT HAJAT
Sebelum memulai acara Penulis
yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Menyampaikan Bahwa Kegiatan Hari Ini adalah Rangka Memperingati
HARI IBU , Tidak HANYA Kalian PASANG STATUS DP WA Hari Ibu SAJA Tapi Kalian
Tidak Pernah Mendoakan , Makanya Lewat Acara Hari Ini Doakan ORANG Tua Kalian
Semoga Di Berikan Kesehatan Keberkahan , Disamping Itu Penulis Menyampaikan
JANGAN Hanya HARI IBU SAJA Untuk Mendoakan Tapi Setiap Hari Doakan Selalu ORANG
TUA Kita Karena SURGA Ada Di TELAPAK Kaki Ibu
Selesai sambutan Penulis
Langsung Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Dilanjutkan dengan SHALAT DHUHA
SHALAT Hajat Serta Pembacaan YASIN Dan ISTIGHOSAH Yang Di Pimpin Oleh Bapak
Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN ,S.H.I Selaku Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti Di SMP
PGRI 6 Surabaya Dalam TAUSIYAH Nya Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN ,S.H.I Mengajak Anak
Anak SMP PGRI 6 Surabaya Untuk Selalu Mendoakan Orang Tua Kita Kapanpun Dan
Dimanapun
Selepas SHALAT DHUHA SHALAT
HAJAT Dan ISTIGHOSAH Seluruh Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Menikmati HIDANGAN
BUBUR MERAH Semoga Keluarga Besar SMP PGRI 6 Surabaya Dan SDS AL IKHLAS
Surabaya Di Berikan Kesehatan Kelancaran Rezeki Sukses Berkah Barokah Selamanya
#Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar