Minggu, 27 November 2022

Bersama Guru Berilmu Belajar Penanaman Krakter pada siswa di 5 Negara Dalam Rangka Mencetak Generasi Emas Unggul di SMP PGRI 6 Surabaya

 

































Bersama Guru Berilmu Belajar  Penanaman Krakter

pada siswa di 5 Negara Dalam Rangka Mencetak

Generasi Emas Unggul di SMP PGRI 6 Surabaya

HARI KE – 323

Pendidikan adalah hal terpenting bagi setiap negara untuk dapat berkembang pesat. Negara yang hebat akan menempatkan pendidikan sebagai prioritas utamanya, karena dengan adanya pendidikan, kemiskinan di negara tersebut bisa tergantikan menjadi kesejahteraan. Sistem pendidikan yang baik secara otomatis akan menghasilkan tunas-tunas bangsa yang baik dimasa depan. "Intelligence plus character-that is the goal of true education." Kata Martin Luther King seorang aktivis sosial Amerika. Sejarah telah membuktikan negara-negara yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan terbukti maju dan unggul di kancah global. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi para pakar pendidikan Jepang saat itu, mereka memutuskan bahwa ada yang lebih penting dari sekedar kemajuan teknologi. Yaitu adalah Karakter. Menurut mereka, semaju apapun teknologi, apabila pembangunan karakternya tidak terbangun, maka kemajuan yang dicapai tidak akan mencapai batas maksimal. Hari ini negara kita terjebak dalam silaunya kecerdasan yang diukur dari sederet angka. Banyak yang sibuk mengejar angka-angka tinggi untuk memperoleh pengakuan. Sebagai tolak ukur seseorang layak dinobatkan menjadi golongan pintar atau bodoh. Seakan-akan menjadi satu-satunya tujuan daripada fokus terhadap penanaman nilai-nilai yang baik secara universal seperti kejujuran, tanggung jawab, menghormati perbedaan, disiplin, kerja keras, hingga toleransi dalam keberagaman. Inilah perbedaan yang kian mencolok antara kita dengan Jepang. Bangsa sakura ini amat menjujung nilai-nilai moral dan mengaplikasikannya dalam setiap pelajaran yang diberikan di sekolah. Mereka tidak banyak menghafal apalagi diberikan tes mengenai pelajaran moral. Mereka aktif diajak berdiskusi mengenai pentingnya moral yang diajarkan. Pendidikan karakter menjadi masalah yang sangat diperhatikan akhir-akhir ini. Banyak lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi mulai memperhatikan pendidikan karakter dan mencoba memasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini terkait dengan masalah-masalah moral yang kerap terjadi di Indonesia. Masalah karakter menjadi sorotan seluruh rakyat Indonesia dalam akhir-akhir ini. Masyarakat Indonesia banyak dikejutkan oleh hal-hal yang memprihatinkan seperti beberapa waktu yang lalu viral kasus bullying siswa terhadap guru. Dimanakah penghargaan kepada seorang guru? Guru yang harusnya kita hormati karena telah mendedikasikan separuh hidupnya untuk menyalakan cahaya pada dunia pendidikan. Hal ini tentu menjadi tamparan terhadap wajah pendidikan kita. Kejadian tersebut menegaskan pendidikan, kita mengalami krisis moral dan tentu menjadi tugas kita bersama menemukan solusi. Tidak hanya untuk para pendidik di institusi pendidikan tetapi juga orang tua dan lingkungan juga harus ikut berperan. Kesadaran untuk mengatasi masalah kemerosotan karakter bangsa ini muncul ketika sudah sampai pada kondisi kronis. Dalam kondisi seperti ini penanganan akan jauh lebih sulit. Karakter terbentuk dalam kurun waktu yang lama dan proses yang panjang. Upaya untuk merubah suatu karakter menjadi karakter tertentu seperti yang dinginkan merupakan hal sangat sulit. Kesulitan sebesar apapun harus tetap ditempuh dan dilalui jika kita semua ingin agar bangsa Indonesia tidak hancur. Pendidikan karakter itu merupakan proses panjang yang harus dilakukan dengan sabar, bertahap, berkelanjutan. Di tengah perkembangan kehidupan yang diwarnai dengan paradigma positivisme dalam segala bidang ini, masalah yang berkaitan dengan moral mental, spiritial, kultural dikesampingkan. Manusia lebih terfokus pada hal-hal yang bersifat fisis, materialis, ekonomis, rasionalis, pragmatis yang dapat terukur dengan pasti dengan hasil yang dapat dirasakan dan dilihat secara langsung. Ada aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa yaitu jiwa atau karakter bangsa. Suatu bangsa yang mempunyai keterbatasan SDA dan kondisi SDM yang belum baik, namun karena mempunyai jiwa dan karakter tertentu akan mampu menjadi bangsa yang unggul. Secara umum bangsa Jepang telah membuktikannya secara nyata. Masyarakat Jepang sangat menyadari akan pentingnya landasan karakter yang baik bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi nilai moral, mental, dan spiritual. Hal itu bisa dicapai dengan pendidikan karakter yang dilakukan dilembaga pendidikan formal. Salah satu faktor yang menyebabkan bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju karena mereka mempunyai keunggulan karakter yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lainnya di dunia. Kerja keras, disiplin, sederhana, cinta tanah air merupakan beberapa karakter unggul yang dimiliki bangsa Jepang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Jepang menjadi bangsa yang berkarakter unggul, salah satunya adalah mereka sangat memperhatikan pendidikan karakter. Pendidikan karkater sangat diutamakan baik di lembaga formal maupun non formal. Dari sejak taman kanak-kanak sampai tingkat perguruan tinggi mereka memperoleh pendidikan karakater yang kemudian mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pendidikan adalah usaha sistematis dengan penuh kasih untuk membangun peradaban bangsa. Di balik sukses ekonomi dan teknologi yang ditunjukkan negara-negara maju, semua itu semula disemangati nilai-nilai kemanusiaan agar kehidupan bisa dijalani lebih mudah, lebih produktif, dan lebih bermakna. Keberhasilan Jepang dalam membangun negaranya menjadi negara yang maju dalam berbagai bidang kehidupan selain didukung nilai-nilai khas budayanya juga didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai karakter unggul yang diperoleh dari hasil pendidikan karakter baik dilembaga formal maupun non formal. Di lembaga formal mulai dari tingkat SD sampai tingkat SMU pendidikan karakter diajarkan melalui mata pelajaran moral (doutoku) yang diintregasikan ke seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pelajaran moral tidak hanya sekedar diajarkan teorinya saja, melainkan lebih banyak diajarkan praktek serta penerapan dari ajaran moral tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Di lembaga non formal, pendidikan karakter diajarkan di keluarga, masyarakat serta perusahaan. Dalam keluarga yang memegang peranan penting dalam mengajarkan karakter adalah ibu. Pendidikan ibu (Kyoiku mama) merupakan salah satu program yang cukup berhasil dalam mendidik karakter seorang anak dalam keluarga, dimana dalam program tersebut seorang ibu di Jepang diberi tanggung jawab yang sangat besar untuk mendidik anaknya menjadi seorang yang berhasil dalam masyarakat yang mempunayi karakter unggul yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Adapun pendidikan karakter dalam masyarakat Jepang lebih mengacu kepada penanaman kedisiplinan agar masyarakat patuh hukum, tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Para pejabat di Jepang memberi contoh dan ketauladanan dalam hal mendidik masyarakatnya agar mempunyai karakter yang baik. Bila ada pejabat yang melanggar aturan negara serta merugikan masyarakat umum mereka tidak segan untuk segera mengundurkan diri tanpa menunggu pemecatan. Kita harus mengakui Indonesia perlu belajar dari Negara Jepang. Sistem pendidikan yang dimiliki Jepang hari ini membuatnya unggul sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di Asia bahkan dunia. Saat ini terjadi krisis yang sangat nyata dan mengkhawatirkan, melihat fenomena-fenomena seperti pelajar memakai narkoba, melakukan tindak criminal, serta murid yang melakukan bully terhadap gurunya sendiri. Untuk mengatasi krisis moral tersebut salah satunya melalui pedidikan karakter di adapun faktor terpenting dalam menentukan karakter kepribadian anak adalah orang tua, guru, dan lingkungan. Dalam 2 tahun terakhir ini, Mendikbud oleh arahan Presiden telah mengadakan pembenahan pendidikan nasional dengan penguatan pendidikan karakter. Pendidikan nasional didorong untuk kembali memperhatikan olah hati (etik dan spriritual), olah rasa (estetik) serta olah raga (kinestetik). Selain itu mendikbud juga menekankan kembali akan lima karakter utama yang bersumber dari Pancasila yaitu religious, nasionalisme, integritas, kemandirian dan gotong royong. Selain itu kunci kesuksesan dari pendidikan karakter juga terletak pada seorang guru. Sebagaimana ajaran Ki Hajar Dewantara yakni "ing ngarso sung tuladho, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani." Dan juga guru harus memiliki 3 unsur yaitu 3P (Pengajar, Pendidik, dan Pemimpin). Guru sebagai pengajar, artinya seorang guru harus mentranformasi pengetahuan yang dimilikinya kepada siswanya. Guru sebagai pendidik, yaitu seorang guru harus menanamkan hal-hal baik terlebih dahulu yang patut ditiru oleh muridnya. Guru sebagai pemimpin artinya guru tidak hanya melakukan pengajaran dan pendidikan tetapi juga dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan dapat berkomunikasi dengan orang tua sebagai bentuk tanggung jawab. Selain guru, orang tua harus berperan aktif dalam pendidikan karakter anak. Orang tua harus memberikan nilai-nilai kasih sayang pada anak, memupukkan nilai-nilai yang baik pada anak seperti moralitas, perilaku, dan kebhinekaan. Pendidikan jepang sukses membentuk manusia-manusia berdaya saing tinggi tapi sekaligus menjadi pribadi berkarakter dan berbudaya. Kurikulum yang dikembangkan oleh bangsa Jepang adalah kurikulum berbasis karakter yang mulai ditanamkan sejak Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Menurut mereka pendidikan usia dini dan pendidikan dasar merupakan masa emas untuk menanamkan karakter. Di Jepang, pendidikan karakter tidak hanya menekankan pada teorinya saja, tetapi lebih banyak menjalankan praktek. Selain itu, pendidikan karakter tidak hanya dilakukan oleh sekolah saja, namun dimulai dari komitmen keluarga dan masyarakat lingkungan sekitar pun bertanggung jawab atas pembentukan karakter tersebut. Hasilnya dapat dilihat, betapa mereka sangat seragam dalam berbagai hal, mereka tidak saling menonjolkan diri. Hal tersebut dapat dilihat dari cara mereka berfikir, bersikap, dan bertindak. Mereka lebih mengutamakan persatuan dan mereka memang dididik untuk menjadi manusia yang kooperatif bukan kompetitif. Belajar dari bangsa Jepang, Indonesia berharap memiliki Sumber Daya Manusia yang  berkarakter seperti itu, agar Indonesia dapat menjadi negara yang besar dan makmus dengan segala fasilitas dan sumber daya alam yang melimpah.

Dalam Rangka HARI GURU NASIONAL 2022 Guruberilmu.id  Pada hari Ahad 27/11/2022  Mengadakan Kegiatan INSPIRATIONAL TEACHERS DAY The Improvement Education Begin With Teacher   Diskusi langsung dengan Narasumber dari 5 Negara Yang dilaksanakan Secara DARING Melalui LINK : Link Zoom

https://us06web.zoom.us/j/89942286591?pwd=NXdUZFVwTkFDMjIxWmJzUEpBT0xOUT09    Meeting ID: 899 4228 6591    Passcode: ITD2022  

Alhamdulilah Dalam Kesempatan ini Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya bisa  di berikan kesempatan untuk belajar mengenai tentang Penanaman Krakter pada siswa di 5 Negara Semoga SMP PGRI 6 Surabaya Berharap bisa menanamkan Karakter Dalam Mencetak Generasi Emas

Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar