Bersama Guru Berilmu Belajar Penanaman Krakter
pada siswa di 5 Negara Dalam
Rangka Mencetak
Generasi Emas Unggul di SMP
PGRI 6 Surabaya
HARI KE – 323
Pendidikan
adalah hal terpenting bagi setiap negara untuk dapat berkembang pesat. Negara
yang hebat akan menempatkan pendidikan sebagai prioritas utamanya, karena
dengan adanya pendidikan, kemiskinan di negara tersebut bisa tergantikan
menjadi kesejahteraan. Sistem pendidikan yang baik secara otomatis akan
menghasilkan tunas-tunas bangsa yang baik dimasa depan. "Intelligence plus
character-that is the goal of true education." Kata Martin Luther King
seorang aktivis sosial Amerika. Sejarah telah membuktikan negara-negara yang
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan terbukti maju dan unggul di kancah global.
Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi para pakar pendidikan Jepang saat
itu, mereka memutuskan bahwa ada yang lebih penting dari sekedar kemajuan
teknologi. Yaitu adalah Karakter. Menurut mereka, semaju apapun teknologi,
apabila pembangunan karakternya tidak terbangun, maka kemajuan yang dicapai
tidak akan mencapai batas maksimal. Hari ini negara kita terjebak dalam
silaunya kecerdasan yang diukur dari sederet angka. Banyak yang sibuk mengejar
angka-angka tinggi untuk memperoleh pengakuan. Sebagai tolak ukur seseorang
layak dinobatkan menjadi golongan pintar atau bodoh. Seakan-akan menjadi
satu-satunya tujuan daripada fokus terhadap penanaman nilai-nilai yang baik
secara universal seperti kejujuran, tanggung jawab, menghormati perbedaan,
disiplin, kerja keras, hingga toleransi dalam keberagaman. Inilah perbedaan
yang kian mencolok antara kita dengan Jepang. Bangsa sakura ini amat menjujung
nilai-nilai moral dan mengaplikasikannya dalam setiap pelajaran yang diberikan
di sekolah. Mereka tidak banyak menghafal apalagi diberikan tes mengenai
pelajaran moral. Mereka aktif diajak berdiskusi mengenai pentingnya moral yang
diajarkan. Pendidikan karakter menjadi masalah yang sangat diperhatikan
akhir-akhir ini. Banyak lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat sekolah
dasar sampai tingkat perguruan tinggi mulai memperhatikan pendidikan karakter
dan mencoba memasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini terkait dengan
masalah-masalah moral yang kerap terjadi di Indonesia. Masalah karakter menjadi
sorotan seluruh rakyat Indonesia dalam akhir-akhir ini. Masyarakat Indonesia
banyak dikejutkan oleh hal-hal yang memprihatinkan seperti beberapa waktu yang
lalu viral kasus bullying siswa terhadap guru. Dimanakah penghargaan kepada
seorang guru? Guru yang harusnya kita hormati karena telah mendedikasikan
separuh hidupnya untuk menyalakan cahaya pada dunia pendidikan. Hal ini tentu
menjadi tamparan terhadap wajah pendidikan kita. Kejadian tersebut menegaskan
pendidikan, kita mengalami krisis moral dan tentu menjadi tugas kita bersama
menemukan solusi. Tidak hanya untuk para pendidik di institusi pendidikan
tetapi juga orang tua dan lingkungan juga harus ikut berperan. Kesadaran untuk
mengatasi masalah kemerosotan karakter bangsa ini muncul ketika sudah sampai
pada kondisi kronis. Dalam kondisi seperti ini penanganan akan jauh lebih
sulit. Karakter terbentuk dalam kurun waktu yang lama dan proses yang panjang.
Upaya untuk merubah suatu karakter menjadi karakter tertentu seperti yang
dinginkan merupakan hal sangat sulit. Kesulitan sebesar apapun harus tetap
ditempuh dan dilalui jika kita semua ingin agar bangsa Indonesia tidak hancur.
Pendidikan karakter itu merupakan proses panjang yang harus dilakukan dengan
sabar, bertahap, berkelanjutan. Di tengah perkembangan kehidupan yang diwarnai
dengan paradigma positivisme dalam segala bidang ini, masalah yang berkaitan
dengan moral mental, spiritial, kultural dikesampingkan. Manusia lebih terfokus
pada hal-hal yang bersifat fisis, materialis, ekonomis, rasionalis, pragmatis
yang dapat terukur dengan pasti dengan hasil yang dapat dirasakan dan dilihat secara
langsung. Ada aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa
yaitu jiwa atau karakter bangsa. Suatu bangsa yang mempunyai keterbatasan SDA
dan kondisi SDM yang belum baik, namun karena mempunyai jiwa dan karakter
tertentu akan mampu menjadi bangsa yang unggul. Secara umum bangsa Jepang telah
membuktikannya secara nyata. Masyarakat Jepang sangat menyadari akan pentingnya
landasan karakter yang baik bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat Jepang
sangat menjunjung tinggi nilai moral, mental, dan spiritual. Hal itu bisa
dicapai dengan pendidikan karakter yang dilakukan dilembaga pendidikan formal. Salah
satu faktor yang menyebabkan bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju karena
mereka mempunyai keunggulan karakter yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa
lainnya di dunia. Kerja keras, disiplin, sederhana, cinta tanah air merupakan
beberapa karakter unggul yang dimiliki bangsa Jepang. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan Jepang menjadi bangsa yang berkarakter unggul, salah satunya adalah
mereka sangat memperhatikan pendidikan karakter. Pendidikan karkater sangat
diutamakan baik di lembaga formal maupun non formal. Dari sejak taman
kanak-kanak sampai tingkat perguruan tinggi mereka memperoleh pendidikan
karakater yang kemudian mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pendidikan
adalah usaha sistematis dengan penuh kasih untuk membangun peradaban bangsa. Di
balik sukses ekonomi dan teknologi yang ditunjukkan negara-negara maju, semua
itu semula disemangati nilai-nilai kemanusiaan agar kehidupan bisa dijalani
lebih mudah, lebih produktif, dan lebih bermakna. Keberhasilan Jepang dalam membangun
negaranya menjadi negara yang maju dalam berbagai bidang kehidupan selain
didukung nilai-nilai khas budayanya juga didukung oleh sumber daya manusia yang
mempunyai karakter unggul yang diperoleh dari hasil pendidikan karakter baik
dilembaga formal maupun non formal. Di lembaga formal mulai dari tingkat SD
sampai tingkat SMU pendidikan karakter diajarkan melalui mata pelajaran moral
(doutoku) yang diintregasikan ke seluruh mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Pelajaran moral tidak hanya sekedar diajarkan teorinya saja, melainkan
lebih banyak diajarkan praktek serta penerapan dari ajaran moral tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Di lembaga non formal, pendidikan karakter diajarkan di
keluarga, masyarakat serta perusahaan. Dalam keluarga yang memegang peranan
penting dalam mengajarkan karakter adalah ibu. Pendidikan ibu (Kyoiku mama)
merupakan salah satu program yang cukup berhasil dalam mendidik karakter
seorang anak dalam keluarga, dimana dalam program tersebut seorang ibu di
Jepang diberi tanggung jawab yang sangat besar untuk mendidik anaknya menjadi
seorang yang berhasil dalam masyarakat yang mempunayi karakter unggul yang
bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Adapun pendidikan karakter dalam
masyarakat Jepang lebih mengacu kepada penanaman kedisiplinan agar masyarakat
patuh hukum, tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Para pejabat di Jepang memberi contoh dan ketauladanan dalam hal mendidik
masyarakatnya agar mempunyai karakter yang baik. Bila ada pejabat yang melanggar
aturan negara serta merugikan masyarakat umum mereka tidak segan untuk segera
mengundurkan diri tanpa menunggu pemecatan. Kita harus mengakui Indonesia perlu
belajar dari Negara Jepang. Sistem pendidikan yang dimiliki Jepang hari ini
membuatnya unggul sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di
Asia bahkan dunia. Saat ini terjadi krisis yang sangat nyata dan
mengkhawatirkan, melihat fenomena-fenomena seperti pelajar memakai narkoba,
melakukan tindak criminal, serta murid yang melakukan bully terhadap gurunya
sendiri. Untuk mengatasi krisis moral tersebut salah satunya melalui pedidikan
karakter di adapun faktor terpenting dalam menentukan karakter kepribadian anak
adalah orang tua, guru, dan lingkungan. Dalam 2 tahun terakhir ini, Mendikbud
oleh arahan Presiden telah mengadakan pembenahan pendidikan nasional dengan
penguatan pendidikan karakter. Pendidikan nasional didorong untuk kembali
memperhatikan olah hati (etik dan spriritual), olah rasa (estetik) serta olah
raga (kinestetik). Selain itu mendikbud juga menekankan kembali akan lima
karakter utama yang bersumber dari Pancasila yaitu religious, nasionalisme,
integritas, kemandirian dan gotong royong. Selain itu kunci kesuksesan dari
pendidikan karakter juga terletak pada seorang guru. Sebagaimana ajaran Ki
Hajar Dewantara yakni "ing ngarso sung tuladho, ing madyo mbangun karso,
tut wuri handayani." Dan juga guru harus memiliki 3 unsur yaitu 3P
(Pengajar, Pendidik, dan Pemimpin). Guru sebagai pengajar, artinya seorang guru
harus mentranformasi pengetahuan yang dimilikinya kepada siswanya. Guru sebagai
pendidik, yaitu seorang guru harus menanamkan hal-hal baik terlebih dahulu yang
patut ditiru oleh muridnya. Guru sebagai pemimpin artinya guru tidak hanya
melakukan pengajaran dan pendidikan tetapi juga dapat menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif dan dapat berkomunikasi dengan orang tua sebagai
bentuk tanggung jawab. Selain guru, orang tua harus berperan aktif dalam
pendidikan karakter anak. Orang tua harus memberikan nilai-nilai kasih sayang
pada anak, memupukkan nilai-nilai yang baik pada anak seperti moralitas,
perilaku, dan kebhinekaan. Pendidikan jepang sukses membentuk manusia-manusia
berdaya saing tinggi tapi sekaligus menjadi pribadi berkarakter dan berbudaya.
Kurikulum yang dikembangkan oleh bangsa Jepang adalah kurikulum berbasis
karakter yang mulai ditanamkan sejak Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Menurut mereka pendidikan usia dini dan pendidikan dasar merupakan masa emas
untuk menanamkan karakter. Di Jepang, pendidikan karakter tidak hanya
menekankan pada teorinya saja, tetapi lebih banyak menjalankan praktek. Selain
itu, pendidikan karakter tidak hanya dilakukan oleh sekolah saja, namun dimulai
dari komitmen keluarga dan masyarakat lingkungan sekitar pun bertanggung jawab
atas pembentukan karakter tersebut. Hasilnya dapat dilihat, betapa mereka
sangat seragam dalam berbagai hal, mereka tidak saling menonjolkan diri. Hal
tersebut dapat dilihat dari cara mereka berfikir, bersikap, dan bertindak. Mereka
lebih mengutamakan persatuan dan mereka memang dididik untuk menjadi manusia
yang kooperatif bukan kompetitif. Belajar dari bangsa Jepang, Indonesia
berharap memiliki Sumber Daya Manusia yang berkarakter seperti itu, agar
Indonesia dapat menjadi negara yang besar dan makmus dengan segala fasilitas
dan sumber daya alam yang melimpah.
Dalam Rangka HARI GURU NASIONAL 2022 Guruberilmu.id Pada hari Ahad 27/11/2022 Mengadakan Kegiatan INSPIRATIONAL TEACHERS DAY
The Improvement Education Begin With Teacher
Diskusi langsung dengan
Narasumber dari 5 Negara Yang dilaksanakan Secara DARING Melalui LINK : Link
Zoom
https://us06web.zoom.us/j/89942286591?pwd=NXdUZFVwTkFDMjIxWmJzUEpBT0xOUT09 Meeting ID: 899 4228 6591 Passcode: ITD2022
Alhamdulilah Dalam Kesempatan ini Penulis yang
juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya bisa di
berikan kesempatan untuk belajar mengenai tentang Penanaman Krakter pada siswa
di 5 Negara Semoga SMP PGRI 6 Surabaya Berharap bisa menanamkan Karakter Dalam
Mencetak Generasi Emas
Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar