HARI KE – 327
Dalam
konteks pembelajaran menyenangkan, siswa lebih diarahkan untuk memiliki
motivasi tinggi dalam belajar dengan menciptakan situasi yang menyenangkan dan
mengembi rakan. Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya
terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya
minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah,
lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi
tinggi. Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila
suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya,
tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran
monoton, pembelajaran tidak menarik siswa.(Indrawati dan Wawan Setiawan, 2009: 24).
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan
aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif. Pembelajaran efektif adalah apabila terciptanya
suasana yang menimbulkan konsentrasi belajar siswa. Menurut hasil penelitian,
konsentrasi yang tinggi meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian mengenai
otak dan pembelajaran menungkapkan fakta yang mengejutkan, yaitu apabila
sesuatu dipelajari sungguh-sungguh (dimana perhatian yang tinggi dari seorang
tercurah) maka struktur system syaraf kimiawi seseorang berubah.Di dalam diri
seseorang tercipta hal-hal baru seperti jaringan syaraf baru, jalur elektris
baru, asosiasi baru, dan koneksi baru.(Indrawati dan Wawan Setiawan, 2009 : 22)
Tentu saja konsentrasi yang tinggi tidak akan terwujud jika kondisi kelas tidak
nyaman. Oleh karena itu pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar
anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya.
Lingkungan belajar yang demokratis memberi kebebasan kepada anak untuk
melakukan pilihan-pilihan tindakan belajar dan akan mendorong anak untuk
terlibat secara fisik, emosional dan mental dalam proses belajar, sehingga akan
dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. (Asri budiningsih,
2005 : 7)Demikian pula sebaliknya, prakarsa anak untuk belajar akan mati bila
kepadanya dihadapkan pada berbagai macam aturan yang tak ada kaitannya dengan
belajar. Banyaknya aturan yang sering kali dibuat oleh pengajar dan harus
ditaati oleh anak akan menyebabkan anak selalu diliputi rasa takut. Lebih jauh
lagi, anak akan kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan control diri. Apa
yang terjadi bila anak selalu dikuasai oleh rasa takut. Anak akan mengembangkan
pertahanan diri (defence mechanism), sehingga yang dipelajari bukanlah
pesan-pesan pembelajaran, melainkan cara-cara untuk mempertahankan diri
mengatasi rasa takut. Anak-anak demikian tidak akan mengalami growth in
learning, dan akan selalu menyembunyikan ketidakmampuannya.(Asri Budiningsih,
2005 : 7).
Dalam Menciptakan
Pembelajaran yang Menyenangkan Pada Hari Kamis 1/12/2022 Bapak Drs. MASSJAROCH KOHAR, M.M
Selaku Pengawas Pembina Kecamatan Semampir Mengadakan Pembinaan Di SMP MUHAMMADIYAH 16
Surabaya , Dimana Pembinaan tersebut di
ikuti oleh Kepala Sekolah Dan Operator
Sekolah
Dalam
kesempatan ini Bapak Drs.
MASSJAROCH KOHAR, M.M Selaku Pengawas Pembina Didampingi Oleh Penulis
yang juga Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya
Utara Dan Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 –
9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir
berharap Agar SMP Swasta Binaan Kecamatan Semampir bisa Menciptakan
Pembelajaran yang Menyenangkan Sehingga Siswa Merasa Nyaman Di Sekolah Serta
Harapannya Mereka Menjadi Generasi Emas Unggul Dan Berkarakter.
Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar