Pembelajaran Berdiferensiasi
Untuk Mewujudkan Merdeka Belajar
Bagi Peserta Didik
Di lingkungan SMP Swsata Surabaya
Utara .
Hari Ke - 155
Beragamnya kemampuan pembelajar yang ada di dalam suatu kelas
membuat seorang guru harus berpikir kreatif agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Pertanyaannya, bagaimana membagi waktu, bahan ajar yang sesuai dan
perhatian guru terhadap semua pemelajar sehingga pembelajaran menjadi efektif
dan dapat memaksimalkan talenta yang dimiliki setiap pemelajar telah menjadi
pertanyaan yang terus diungkapkan semua guru sejak 100 tahun yang lalu. Richard
I. Arends (2008) secara tegas mengatakan, bahwa dalam teori perkembangan
kognitif, peserta didik memiliki gaya belajar berbeda sesuai tingkat
perkembangan kognitif. Heterogenitas peserta didik di kelas sudah menjadi
kepastian, mereka memiliki kemampuan yang berbeda dari segi emosi, intelegensi,
sosial, akademis orang tua, dan berbagai kemampuan lainnya.Selain itu perbedaan learning style yang
dimiliki siswa belum mendapatkan pembelajaran yang sesuai, sehingga semua bakat
yang dimiliki oleh peserta didik tidak dapat terakomodasi dengan optimal.
Tingkat kesiapan siswa (readiness)
untuk menerima materi selanjutnyapun belum dipertimbangkan dengan khusus,
sehingga kemampuan siswa untuk menghubungkan kaitan materi satu dengan yang
lain, masih rendah. Akibatnya hasil belajar tidak maksimal, bahkan matematika
menjadi pelajaran yang dihindari dan ditakuti. Maka pembelajaran perlu
mempertimbangkan perbedaan karakter dalam diri siswa, diantaranya perbedaan: learning style (gaya
belajar), readiness (kesiapan),
dan interest (ketertarikan).Pembelajaran
Berdiferensiasi (selanjutnya PB) atau bisa juga disebut Differentiated Instruction (selanjutnya DI), adalah usaha untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas, untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap
murid. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan
murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan
belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dasar
pemikiran strategi PB adalah peserta didik memiliki pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda secara psikologi. PB pada hakikatnya pembelajaran
yang memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis. Karena itu, sekolah harus
memiliki perencanaan tentang pembelajaran berdiferensiasi, antara lain:
mengkaji kurikulum saat ini yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan siswa,
merancang perencanaan dan strategi sekolah yang sesuai dengan kurikulum dan
metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa,
menjelaskan bentuk dukungan guru dalam memenuhi kebutuhan siswa, mengkaji dan
menilai pencapaian rencana sekolah secara berkala. Pendekatan PB mengharuskan
para guru untuk menjadi fleksibel dalam pendekatan mereka ketika mengajar,
menyesuaikan kurikulum, dan menyajikan informasi kepada siswa. PB merupakan
teori pengajaran yang didasarkan pada pernyataan bahwa pendekatan pembelajaran
yang digunakan harus bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
siswa. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How
to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan,
bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak
berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah : (1) Kesiapan belajar (readiness) murid,
(2) Minat murid, dan (3) Profil belajar murid.
Untuk Mewujudkan Merdeka
Belajar bagi Peserta Didik Pada hari Sabtu 4/6/2022 Kepala Sekolah , Wakil Kepala SMP Swasta Surabaya Utara Dan Bapak /
Ibu Guru Pengampu Mata Pelajaran Kelas 7 Mengikuti Pelatihan Penyusunan Perangkat Ajar Kurikulum
Merdeka bagi Para Guru di Lingkungan MKKS SMP Swasta Surabaya Utara , Dimana
kegiatan tersebut dilakukan secara Daring Melalui Join Zoom Meeting https://us02web.zoom.us/j/86234004507
Meeting ID: 862 3400 4507 Passcode: MKKS123
Dalam kesempatan tersebut yang menjadi Narasumber dalam kegiatan
tersebut adalah Dr V LULUK Priyambodo ,M.Pd , Dimana Dr V LULUK Priyambodo menjelaskan tentang Pohon Refleksi Dimana
Bapak / Ibu Kepala SMP Swasta Surabaya Utara , WAKA Kurikulum dan Bapak / Ibu
Guru di ajak untuk Pohon Refleksi
tersebut , di samping itu Pak Luluk juga menjelaskan Tujuan Pembelajaran
Berdefrensiasi , Komponen Tujuan Berdefrensiasi
Prinsip Pembelajaran Berdefrensiasi , Cara Mengenal siswa, Asesmen
Pembelajaran Berdefrensiasi
Tidak terasa sangking semangat nya Pak Luluk serta
teman – teman dalam mengikuti Pelatihan tersebut sampai melebihi waktu Penutup
dimana biasanya Jam 12.00 Sampai Lebih Jam 13.15, Dalam kesempatan ini Penulis
yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang
terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan
Semampir berharap dengan Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Mewujudkan Merdeka Belajar bagi
Peserta Didikdi lingkungan SMP
Swsata Surabaya Utara .
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar