“ AJAK SISWA DAN GURU SMP PGRI 6 SURABAYA
Menjadi Makhluk yang Disukai Allah Untuk Meraih
Hari
Ke- 606
Alam menjalani hidup ini, semua manusia pasti ingin menggapai
kesuksesan. Manusia dianugerahi oleh Allah swt. naluri yang menjadikannya gemar
memperoleh manfaat dan menghindari mudharat. Beribadah
dan melaksanakan tugas sebagai khalifah adalah tujuan penciptaan manusia,
sedangkan ibadah tidak dapat terlaksana dengan baik bila kebutuhan manusia
tidak tercukupi. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan duniawi merupakan sebuah
kewajiban. Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan dunia untuk mencapai sukses itu
dapat dijalankan bersamaan dengan menggapai kesuksesan akhirat. Kesuksesan
hidup tidak hanya diukur oleh capaian duniawi semata, seperti berderetnya gelar
akademik, menterengnya karier, atau melimpahnya penghasilan. Kesuksesan sejati
diraih jika seluruh capaian itu memberi manfaat bagi orang lain sehingga
mengalirkan pahala jariah, dan kelak, saat menutup usia dalam keadaan husnul
khatimah. Hal ini penting dipahami agar umur yang Allah berikan kepada manusia
tidak sia-sia, tetapi justru memberikan banyak kebermanfaatan bagi diri sendiri
dan sesama. Dalam menjalani hidup, manusia harus
menjadikan Allah sebagai tujuan dengan senantiasa mengharap ridha-Nya dan
menjadikan surga sebagai cita-cita (Dasuqi, 2008). Demikian juga hendaknya
memandang kesuksesan. Untuk memperoleh kesuksesan dunia dan akhirat, tentu kita
harus senantiasa mendekatkan diri pada Allah swt. dan menjadi orang yang
disukai-Nya. Berikut ini uraian tentang macam sifat atau perilaku manusia yang
disukai oleh Allah swt. berdasarkan dalil dalam al-Qur’an. Takwa
dapat diartikan sebagai perbuatan menghindari ancaman dan siksaan dari Allah
swt. dengan jalan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Takwa
selalu menuntun seseorang untuk senantiasa berhati-hati dalam berperilaku.
Shihab (2013) menjelaskan bahwa terkait dengan ketakwaan, Allah memberikan dua
macam perintah yang tercantum dalam Al-Qur’an, yaitu perintah takwini dan perintah taklifi. Perintah takwini,
yakni perintah Allah terhadap objek agar menjadi sesuai dengan apa yang
diperintahkan-Nya. Ia biasa digambarkan oleh firman-Nya dengan “Kun fayakun”. Hal
ini tercantum dalam beberapa dalil dalam al-Qur’an, antara lain QS.
Fushshilat:11 dan QS. Al-Anbiya’:69. Kedua dalil tersebut menunjukkan betapa
kuasa Allah atas apa pun yang Ia kehendaki akan terjadi dengan segera. Kedua, perintah taklifi,
yaitu perintah Allah terhadap makhluk yang dibebani tugas keagamaan (manusia
dewasa dan jin) untuk melakukan hal-hal tertentu. Hal ini dapat berupa ibadah
murni, seperti shalat, puasa, maupun aktivitas lainnya yang bukan berbentuk
ibadah murni, seperti bekerja untuk mencari nafkah, menikah, dan lain-lain
(Shihab, 2013). Dalam konteks berinteraksi dengan sesama manusia, terdapat
sebuah pepatah terkenal, yaitu “Sebanyak Anda menerima, sebanyak itu pula
hendaknya Anda memberi.” Namun demikian, Allah tidak menuntut hal tersebut.
Allah, Sang Maha Pemurah menurunkan firman-Nya dalam QS. At-Taghabun:16 yang
artinya “Maka bertakwalah kamu kepada
Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah
yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Menurut Shihab
(2013), jika kita hendak membicarakan prioritas dalam konteks ketakwaan, dapat
diasumsikan dengan ilustrasi berikut ini: prioritas ketakwaan bagi penguasa
adalah berlaku adil; bagi pengusaha adalah jujur; bagi guru/dosen adalah
ketulusan mengajar dan meneliti; bagi si kaya adalah ketulusan bersedekah dan
membantu; bagi si miskin adalah kesungguhan bekerja dan menghindari
minta-minta. Mereka yang bertakwa itulah yang memperoleh janji-Nya dalam QS.
At-thalaq:2-3 yang menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rezeki dan jalan
keluar atas setiap permasalahan bagi hamba-Nya yang bertakwa dan tawakal
kepada-Nya.
Menjadi Siswa Tidak hanya pandai dalam Ilmu Pengetahuan dunia
saja , Tetapi Akherat juga di ajarkan di
SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan
Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Sebagai Sekolah
Peduli dan berbudaya lingkungan dan sekolah Religi , Dimana SMP PGRI 6 Surabaya
dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya di masa Pandemi ini selalalu mengajarkan untuk
selalu banyak berdoa Pada Allah S.W.T Dan
selalu Peduli kepada tetangga
samping kanan dan kiri , Hal itu Seperti yang dilakukan oleh Siswa / Siswi SMP
PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Pada Hari Jum’at 10/9/2021 Seperti
biasa agenda rutin kegiatan hari Jum’at adalah Pembacaan Istighosah , Yasin ,
Sholawat yang di pimpin oleh Bapak
ACHMAD SYAIFUDDIN ,S.H.I Selaku Guru Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti ,
Seperti biasa Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya
melakukan kegiatan Pembagian Jum’at berkah Nasi Bungkus yang sudah mereka bawak
dari rumah mereka masing – masing , Dalam kesempatan tersebut siswa / siswi
SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS
Surabaya sangat antusias dalam membagikan Nasi Bungkus Kegiatan Jum’at berkah
tersebut yang di damping oleh Ibu KIKI INAYATUL AISYAH,S.Pd , Ibu SUGIARTI
,S.Pd dan Ibu YUNI ISMARYATI,S.Pd
Penulis yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya menyampaikan kepada
siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya , Apa yang kalian lakukan setiap Hari Jum’at
untuk berbagi adalah kalian diharapkan menjadi Manusia yang di Sukai Allah Untuk Meraih Sukses Dunia Akherat Sehingga
harapan dari Penulis adalah Siswa / Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Menjadi manusia
yang bermanfaat dan Sukses dunia akherat serta dapat membahagiakan orang lain.
Kata Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar