Kamis, 11 Juni 2020




















“ Dari Sepiring Lontong MIE Jalin Keakraban Antar Guru Di Saat WFO “
Hari Ke - 149
Kebersamaan akan terasa indah ketika di dasari dengan sikap saling berbagi,tanpa pamrih,tanpa ada diskriminasi,tanpa ada yang di sakiti atau pun tersakiti. Mari kita berbagi dalam hal positif yang bermanfaat untuk sesama,jadikan hidup yang sekali ini agar bisa lebih bermanfaat lagi untuk diri pribadi,keluarga dan orang lain. Mempunyai tekad keras serta berusaha tanpa menutupi muka seringkali tak cukup. Kita memerlukan sebuah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk menerima segala sesuatu yang terjadi. Orang bilang, ini adalah sebuah keberserahan diri, sebuah tawakal, sebuah kepasrahan. Suatu hari di tepian kota. Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Sepasang suami istri setengah baya itu mengemasi dagangannya. Sang istri membereskan piring, gelas dan perabot lain. Sedangkan si suami memasukkannya dalam gerobak.Sesaat mereka menghitung berapa laba yang masuk. Siapa pun tahu, penghasilan tak selalu datang seperti yang diharapkan. Terkadang hujan turun, pada waktu lain petugas ketertiban menghalau, atau kadang semuanya begitu menggembirakan.Manis dan asam memang bumbu penyedap sehari-hari. Yang pasti, esok, kehidupan sekali lagi harus dijalani. Mempunyai tekad keras serta berusaha tanpa menutupi muka seringkali tak cukup. Kita memerlukan sebuah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk menerima segala sesuatu yang terjadi. Orang bilang, ini adalah sebuah keberserahan diri, sebuah tawakal, sebuah kepasrahan. Sepasang suami istri itu berjalan bergegas. Yang laki mendorong gerobak, yang perempuan terkantuk-kantuk duduk di atasnya. Keduanya berlalu menembus malam. Hidup memang bukan untuk dijalani sendiri. Tapi bersama-sama; teman, sahabat, keluarga atau tetangga. Hidup adalah untuk saling kuat-menguatkan, topang-menopang, serta kasih-mengasihi. Dalam konteks itulah, Islam mengajarkan hidup yang sesungguhnya. Hidup yang tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensi diri. Tapi lebih dari itu, Islam mengajarkan kita meraih kehidupan yang bermakna, bermanfaat, bertanggung jawab, dan berorientasi ke masa depan. Esensi kebersamaan dalam hidup adalah adanya tolong-menolong dalam perbuatan kebajikan dan taqwa , saling menasehati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang, dan saling mengingatkan dalam keimanan. Dalam konteks kehidupan berbangsa, pengalaman empiris bangsa ini telah membuktikan dengan kebersamaan pendahulu dan pendiri bangsa ini berhasil meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Begitu pula dengan negara Jepang, misalnya, mereka bangkit dan kini menjadi salah satu negara maju dengan bermodalkan kebersamaan dan tekad yang kuat. Namun kondisi ironis terjadi saat ini. Dikala bangsa ini belum bisa bangkit dari keterpurukan multidimensional, sebagian grassroot hingga elite sering terlibat tawuran Kaum elite lebih mementingkan bagaimana mempertahankan dan melanggengkan kekuasaan daripada memikirkan kesejahteraan rakyat. Sementara penegakan hukum pun jauh dari rasa keadilan masyarakat. Bahkan satu penelitian menyebutkan bahwa lembaga peradilan bak seperti tempat lelang dimana orang yang memiliki penawaran tertinggilah yang akan menang. Sudah saatnya kita sadar dan bangkit dari keterpurukan. Singsingkan lengan baju, tahan emosi, tatap masa depan, duduk bersama dan renungkan solusi untuk bangkit. Mari kita bersama-sama raih dan rasakan indahnya kebersamaan
Sebagai Sekolah Pinggiran di Surabaya Utara , SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , walaupun sebagai sekolah kecil , sekolah Pinggiran tetapi kerukunan dan keakraban para guru – guru tidak di ragukan lagi , seperti Pada hari kamis 11/6/2020 Pada saat Piket Work From Office ( Piket PPDB 2020-2021 ) , Petugas Piket Work From Office pada hari ini adalah Ibu ANIS LAILY MUFIDAH , S.Pd , Ibu MEI RATNA SUSANTI , .S.Si , Ibu YUNI ISMARYATI , S.Pd , Ibu SRI SUPADMI , S.Pd , Ibu Dra. TIWIK Sukirahayu , Ibu SUGIARTI , S.Pd , Ibu DWI LESTARI , S.E,IbuM. RACHMA WIDJAJATI , S.Pd , M.Si , Ibu LASMIATI , S.Pd , Bapak ACHMAD SYAIFUDDIN , S.H.I Dan Bapak H. BANU ATMOKO , S.Pd , Sebelum  Work From Office Alhamdulilah di SMP PGRI 6 Surabaya selalu aja ada sarapan pagi , dimana pagi hari ini Sarapan LONTONG Mie yang dikirimi oleh Ibu LASMIATI , S.Pd  Pelatih Pramuka Putri membawa LONTONG MIE  Sambil Ngobrol para Guru – Guru yang Work From Office sarapan Lontong Mie. Menurut YUNI ISMARYATI , S.Pd dan MEI RATNA SUSANTI , S.Si bahwa  dari kesederhanaan yang dimiliki SMP PGRI 6 Surabaya tersebut yaitu keakraban dan persaudaraan dari Para Guru guru di SMP PGRI 6 Surabaya walaupun Gaji Kecil tapi mereka masih Guyub dan kebersamaan  bahkan sering makan – makan bersama , dari situlah yang paling berkesan dan tidak ada di sekolah – sekolah lain.Walaupun hanya Makan LONTONG Mie Serasa Makan AYAM Daging  Atau Yang Lain karena bisa Bersama sama dan Guyub , Karena bagi Guru di SMP PGRI 6 Surabaya kita semua adalah Saudara yang harus di lindungi dan di jaga.
#Tantangan Guru Siana    
# dispendik Surabaya
#Guruhebat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar