“ Dari Sepiring Lontong MIE Jalin Keakraban Antar Guru Di
Saat WFO “
Hari Ke - 149
Kebersamaan
akan terasa indah ketika di dasari dengan sikap saling berbagi,tanpa
pamrih,tanpa ada diskriminasi,tanpa ada yang di sakiti atau pun tersakiti. Mari
kita berbagi dalam hal positif yang bermanfaat untuk sesama,jadikan hidup yang
sekali ini agar bisa lebih bermanfaat lagi untuk diri pribadi,keluarga dan
orang lain. Mempunyai tekad keras serta berusaha tanpa menutupi muka seringkali
tak cukup. Kita memerlukan sebuah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk
menerima segala sesuatu yang terjadi. Orang bilang, ini adalah sebuah
keberserahan diri, sebuah tawakal, sebuah kepasrahan. Suatu hari di tepian
kota. Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Sepasang suami istri setengah baya
itu mengemasi dagangannya. Sang istri membereskan piring, gelas dan perabot
lain. Sedangkan si suami memasukkannya dalam gerobak.Sesaat mereka menghitung
berapa laba yang masuk. Siapa pun tahu, penghasilan tak selalu datang seperti
yang diharapkan. Terkadang hujan turun, pada waktu lain petugas ketertiban
menghalau, atau kadang semuanya begitu menggembirakan.Manis dan asam memang
bumbu penyedap sehari-hari. Yang pasti, esok, kehidupan sekali lagi harus
dijalani. Mempunyai tekad keras serta berusaha tanpa menutupi muka seringkali
tak cukup. Kita memerlukan sebuah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk
menerima segala sesuatu yang terjadi. Orang bilang, ini adalah sebuah
keberserahan diri, sebuah tawakal, sebuah kepasrahan. Sepasang suami istri itu
berjalan bergegas. Yang laki mendorong gerobak, yang perempuan terkantuk-kantuk
duduk di atasnya. Keduanya berlalu menembus malam. Hidup memang bukan untuk
dijalani sendiri. Tapi bersama-sama; teman, sahabat, keluarga atau tetangga.
Hidup adalah untuk saling kuat-menguatkan, topang-menopang, serta
kasih-mengasihi. Dalam konteks itulah, Islam mengajarkan hidup yang
sesungguhnya. Hidup yang tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan
mempertahankan eksistensi diri. Tapi lebih dari itu, Islam mengajarkan kita
meraih kehidupan yang bermakna, bermanfaat, bertanggung jawab, dan berorientasi
ke masa depan. Esensi kebersamaan dalam hidup adalah adanya tolong-menolong
dalam perbuatan kebajikan dan taqwa , saling menasehati dalam kebenaran,
kesabaran dan kasih sayang, dan saling mengingatkan dalam keimanan. Dalam
konteks kehidupan berbangsa, pengalaman empiris bangsa ini telah membuktikan
dengan kebersamaan pendahulu dan pendiri bangsa ini berhasil meraih dan
mempertahankan kemerdekaan. Begitu pula dengan negara Jepang, misalnya, mereka
bangkit dan kini menjadi salah satu negara maju dengan bermodalkan kebersamaan
dan tekad yang kuat. Namun kondisi ironis terjadi saat ini. Dikala bangsa ini
belum bisa bangkit dari keterpurukan multidimensional, sebagian grassroot
hingga elite sering terlibat tawuran Kaum elite lebih mementingkan bagaimana
mempertahankan dan melanggengkan kekuasaan daripada memikirkan kesejahteraan
rakyat. Sementara penegakan hukum pun jauh dari rasa keadilan masyarakat.
Bahkan satu penelitian menyebutkan bahwa lembaga peradilan bak seperti tempat
lelang dimana orang yang memiliki penawaran tertinggilah yang akan menang.
Sudah saatnya kita sadar dan bangkit dari keterpurukan. Singsingkan lengan
baju, tahan emosi, tatap masa depan, duduk bersama dan renungkan solusi untuk
bangkit. Mari kita bersama-sama raih dan rasakan indahnya kebersamaan
Sebagai
Sekolah Pinggiran di Surabaya Utara , SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS
Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak Di Jalan Bulak Rukem
III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , walaupun sebagai
sekolah kecil , sekolah Pinggiran tetapi kerukunan dan keakraban para guru –
guru tidak di ragukan lagi , seperti Pada hari kamis 11/6/2020 Pada saat Piket
Work From Office ( Piket PPDB 2020-2021 ) , Petugas Piket Work From Office pada
hari ini adalah Ibu ANIS LAILY MUFIDAH , S.Pd , Ibu MEI RATNA SUSANTI , .S.Si ,
Ibu YUNI ISMARYATI , S.Pd , Ibu SRI SUPADMI , S.Pd , Ibu Dra. TIWIK Sukirahayu
, Ibu SUGIARTI , S.Pd , Ibu DWI LESTARI , S.E,IbuM. RACHMA WIDJAJATI , S.Pd ,
M.Si , Ibu LASMIATI , S.Pd , Bapak ACHMAD SYAIFUDDIN , S.H.I Dan Bapak H. BANU
ATMOKO , S.Pd , Sebelum Work From Office
Alhamdulilah di SMP PGRI 6 Surabaya selalu aja ada sarapan pagi , dimana pagi
hari ini Sarapan LONTONG Mie yang dikirimi oleh Ibu LASMIATI , S.Pd Pelatih Pramuka Putri membawa LONTONG
MIE Sambil Ngobrol para Guru – Guru yang
Work From Office sarapan Lontong Mie. Menurut YUNI ISMARYATI , S.Pd dan MEI
RATNA SUSANTI , S.Si bahwa dari
kesederhanaan yang dimiliki SMP PGRI 6 Surabaya tersebut yaitu keakraban dan
persaudaraan dari Para Guru guru di SMP PGRI 6 Surabaya walaupun Gaji Kecil
tapi mereka masih Guyub dan kebersamaan
bahkan sering makan – makan bersama , dari situlah yang paling berkesan
dan tidak ada di sekolah – sekolah lain.Walaupun hanya Makan LONTONG Mie Serasa
Makan AYAM Daging Atau Yang Lain karena
bisa Bersama sama dan Guyub , Karena bagi Guru di SMP PGRI 6 Surabaya kita
semua adalah Saudara yang harus di lindungi dan di jaga.
#Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar