“ Ajarkan Siswa Membantu Memecahkan Masalah Sendiri”
Hari Ke - 34
Mengajarkan anak tentang pemecahan masalah
(problem solving) bisa dilakukan sedini mungkin agar mendapatkan hasil yang
lebih memuaskan. Cara yang bisa dilakukan dan diperhatikan orang tua untuk
melatih kemampuan problem solving pada anak-anaknya, antara lain; Pertama, beri
rasa aman dan nyaman pada penerimaan anak, serta memberi kesempatan pada anak
untuk kemungkinan melakukan kesalahan. Perlu disadari, dalam hal ini orang tua
sedang mengajarkan anak untuk terampil dalam hidup (life skill), bukan sedang
menciptakan manusia super tanpa kesalahan. Selanjutnya, orang tua perlu
memahami prinsip-prinsip perkembangan agar metode pembelajaran dalam pola asuh
pada anaknya dapat berpihak dan sesuai dengan perkembangan anak. Gunakan metode
permainan agar lebih mengasyikkan dan membuat anak tidak merasa tertuntut dan
tertekan dalam menerima pembelajaran tersebut. Kedua, orang tua perlu menjadi
model yang baik bagi anaknya. Misal, apabila orang tua selalu menunjukkan
reaksi marah dengan suara keras serta mengumpat saat menghadapi masalah, maka
anak akan belajar melakukan hal yang sama dalam menghadapi masalahnya. Maka,
tunjukkanlah perilaku baik dalam menghadapi masalah agar dapat ditiru anak.
Ketiga, jalinlah komunikasi dua arah yang baik antara orang tua dan anak.
Keterampilan komunikasi yang dimiliki orang tua dapat memperlancar tujuan
pembelajaran pada anak. Komunikasi bukan hanya sekedar memberikan tempat curhat
bagi anak, tetapi juga harus terampil memberikan feedback secara asertif, serta
terampil mengkomunikasikan dukungan positif bagi pembentukan perilaku anak.
Keempat, buatlah proses pembelajaran positif tersebut menjadi sebuah kebiasaan.
Gunakan media bermain anak sebagai tempat pembiasaan tersebut, seperti dengan
cara bercerita atau pada kejadian sehari-hari. Biarkan anak belajar memecahkan
masalah yang muncul dalam kehidupannya. Orang tua hanya memfasilitasi dan akan
memberi bantuan jika anak benar-benar tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Bagaimana
membantu dan mendukung anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri : 1. Melatih
Empati Anak dengan usia 3-4 tahun sudah mulai bisa menunjukan rasa empatinya
terhadap oranglain. Jadi, jangan heran ketika ia melihat kucing atau temannya
disakiti ia akan menangis atau kesal. Akan tetapi, terkadang juga masih muncul
sifat egosentrisnya pada si anak. Nah, untuk mengasah kemampuan si anak
mengenali perasaan orang lain, ajaklah balita untuk mengenali bahasa tubuh dan
ekspresi yang dimunculkan oleh temannya. Dari sini, anak-anak akan bisa
menghindari dan menentukan perbuatannya terhadap oranglain sehingga masalah
bisa dihindari. 2. Asah Kemampuan Asah kemampuan balita untuk dapat memilah dan
memilih situasi dengan mengajukan sebuah pertanyaan. Hal ini tentunya dilakukan
untuk mengetahui apa yang terjadi dan menghindari pertengkaran pada si anak
yang akan memicu masalah. Seperti misalnya, tanyakan apa yang terjadi, mengapa
masalah tersebut terjadi dan lain-lain. Nah, jika balita masih mengalami
kesulitan untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah, maka berikan
mereka pilihan solusi. Seperti, tanyakan apakah anak ingin meminta temannya
bergantian atau meminta permainan lain yang bisa dilakukan berdua. Selain itu,
tanyakan pula alasannya mengapa anak anda memilih cara tersebut. 3. Selesaikan
Masalah dengan Berbicara Berikan pemahaman pada balita tentang bagaimana
menyelesaikan masalah yang baik. Tidak perlu ada agresi fisik seperti memukul,
mencubit atau bahkan mengigit. Penyelesaian masalah bisa dilakukan dengan
dialog. Cara ini mungkin akan terdengar sulit dilakukan anak balita, namun
balita akan dapat memilih cara penyelesaian solusi ini jika ada dukungan dari
orangtua. Anda juga harus mampu memberikan contoh pada mereka bagaimana
menghadapi konflik dengan baik. Berikan contoh pada anak tentang bagaimana
mengontrol sikap. Anda juga bisa menyelesaikan masalah yang melibatkan balita
anda dengan membawa mereka dan mengajaknya untuk berdiskusi. Cara ini
diharapkan bisa ditiru oleh si balita dan diserapnya untuk kemudian bisa ia
aplikasikan dalam kehidupan nyatanya. 4. Identifikasi Masalah Bantu anak untuk
mengidentifikasi masalahnya sendiri. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui
masalah yang sesungguhnya dan orang tua dapat membantu anak untuk menentukan hal
yang selanjutnya bisa ia lakukan. Misalkan ketika anak bertengkar dengan
temannya, minta anak untuk duduk bersabar dan tanyakan masalah apa yang
sebenarnya terjadi, jika masalahnya dipicu karena salah paham, maka Anda bisa
meminta anak untuk kembali bersama dengan teman-temannya dan bermain bersama
kembali. 5. Usahakan Untuk Tidak Ikut Campur Ketika anak menengahi pertengkaran
teman-temannya. Maka, coba hargai pendapat anak dan berikan mereka kepercayaan
bahwa ia akan dapat menemukan solusinya. Berikan waktu untuk dapat
menengahinya. Meski tak jarang hal ini akan membuat ia berlari dan meminta
bantuan orang dewasa untuk dapat menyelesaikan konflik, akan tetapi tetap
berikan ruang dan kepercayaan. Ketika anda datang menghampiri anda untuk
meminta bantuan agar bisa menengahi pertengkaran temannya, cobalah ajukan
beberapa pertanyaan padanya. Dengan begitu, umumnya anak-anak akan dapat
menerima solusi yang diusulkan oleh orang dewasa. "Kalo kata ibu sih,
daripada kalian bertengkar gara-gara ingin satu kelompok, lebih baik bermain
bersama-sama sayang." Meskipun masih kecil dan tumbuh dalam tubuh balita,
bukan berarti anak-anak tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya
sendiri. Asal ada usaha dan bantuan serta dorongan dari orangtua untuk melakukannya,
maka perlahan namun pasti si balita akan belajar bagaiman caranya menyesaikan
sebuah konflik. Memang hasil yang diraih tidak akan sempurna, akan tetapi
proses lah yang harus dinilai bukanlah hasil akhirnya.
Dalam melatih dan mengasah kreativitas nya Seluruh siswa / siswi SMP
PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan
Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo pada hari Senin 17/2/2020 Sore
hari Pukul 14.00 Mereka membuat kreativitas
menggunakan Tongkat di rangkai menjadi hewan Jerapah , Seluruh siswa /
siswi SMP PGRI 6 Surabaya sangat semangat dan antusias dalam membuat Pionering
Hewan Jerapah. Sebelum siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya membuat
sendiri , diajarkan cara membuat nya oleh Pelatih Pramuka Yang Alumni Jurusan Matematika UNIPA Kak
SYAHRUL , S.Pd , dengan telaten Pelatih Pramuka Kelahiran November Tersebut, Menurut Bapak Kepala Sekolah
Kelahiran APRIL 1984 Alumni Jurusan PLS UNESA Bapak BANU ATMOKO , S.Pd beliau
sangat senang anak didiknya mampu mengembangkan bakat kreativitas nya dalam
membuat Pionering Berbagai macam mulai
Kapal , Merak dan ini adalah JERAPAH , Sehingga mereka bisa memilih mana polah
yang baik untuk kegiatan pioneering tersebut, Sehingga di harapkan seluruh
siswa mampu memecahkan masalah sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar