PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN LUAR KELAS UNTUK PENGUATAN KARAKTER
Manusia
dan alam ternyata dapat menjadi sahabat dan guru yang saling bersimbiosis serta
mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang sangat mumpuni. Kita bisa belajar dari
matahari, bulan , bintang,air, tanah, udara, hewan, tumbuhan dan lain-lain.
Sebagai contoh mari kita amati matahari.
Matahari selalu terbit dari timur dan
terbenam di sebelah barat. Matahari menyimpan banyak energi bagi kehidupan
manusia namun Matahari juga begitu aksiomatik;
teratur dan disiplin. Namun sayang
fenomena alam sebagai ilmu praktis ini belum diterapkan secara baik dalam iklim
budaya dan karakter bangsa yang menjadi sorotan tajam masyarakat akhir-akhir
ini. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai
tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media
elektronik. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan,
kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang
konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan sebagainya.
Sehingga nilai-nilai yang tumbuh dalam berkehidupan berbangsa kita menjadi timpang antara harapan dan kenyataan.
Pendidikan merupakan upaya mendewasakan seseorang. Dalam proses pendidikan ini
bukan hanya bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan. Namun, pendidikan
merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan keterampilan serta
perkembangan diri anak dalam wujud karakter yang baik. Pendidikan yang baik itu seharusnya dapat mengantar
peserta didiknya dapat berdiri sendiri (zelfstandig), tidak tergantung kepada
orang lain (onafhankelijk), dan dapat mengatur
diri sendiri (vrijheid, zelfbeschikking) (Ki Hadjar Dewantara, 1977: 4
dalam M.Nur Wangid,(2009). Jadi pendidikan seharusnya memperhatikan keseimbangan cipta, rasa, dan
karsa bukan hanya transfer Knowledge saja tetapi sekaligus pendidikan merupakan
transfer nilai atau transfer Value. Pendidikan
karakter dapat dilakukan secara terintegrasi
di dalam proses pembelajaran melalui pengenalan nilai-nilai, fasilitasi
diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian
nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses
pembelajaran baik yang berlangsung di
dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Karakter berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter menurut kamus dalam
pusat bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti,
perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak”. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang
yang berusaha melakukan hal-hal yang
terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara
serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi
(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya
(perasaannya). Generasi pendidikan abad 21 merupakan generasi era milenial. Ciri-ciri generasi ini adalah mereka
bersekolah dengan waktu yang terbatas,
mempunyai gaya hidup Happyness , suka
traveling , mandiri, fashionable, suka berkolaborasi, serta menguasai teknologi
digital. Banyak fakta di lapangan yang mengindikasikan siswa zaman sekarang
memiliki gaya belajar yang berbeda. Tidak sedikit dari mereka yang merasa
boring sementara gurunya mengajar di kelas. Ujung-ujungnya mereka meminta izin
keluar dan tak pernah kembali alias bolos dan mengunjungi dunia mereka yang
menurutnya lebih menantang daripada kelas dan guru mereka yang membosankan. Untuk
menyiapkan kemampuan atau kompetensi
peserta didik di era milenial ini maka
tanggung-jawab guru semakin bertambah berat. Guru di era abad milenial ini
harus seanntiasa inovatif dan kreatif dalam mendesain proses pembelajaran di sekolah. Salah satu
proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi diatas adalah
melalui pembelajaran diluar kelas (Out Door). Pembelajaran di luar kelas atau
out door merupakan cara mengajar guru dengan jalan membimbing siswa di lapangan
atau pembelajaran yang menggunakan sumber belajar berupa alam sekitar dan bisa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri , kemudian
mentransfer pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dimiliki, diterjemahkan dan
dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pembelajaran out door
merupakan proses mengasah aktivitas fisik dan social (kerja sama) serta
kemampuan berkreasi. Pembelajaran Out door
juga metode untuk meningkatkan kapasitas belajar anak. Anak
dapat belajar secara lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi dari pada
jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak keterbatasan. Lebih lanjut,
belajar di luar kelas dapat menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di luar kelas lebih menantang bagi
siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada di
lapangan. Kualitas pembelajaran dalam situasi yang nyata akan memberikan
peningkatan kapasitas pencapaian belajar melalui objek yang dipelajari serta
dapat membangun ketrampilan sosial dan personal yang lebih baik. Pembelajaran
out door dapat dilakukan kapan pun sesuai dengan rancangan program yang dibuat
oleh guru. Pembelajaran out door dapat dilakukan waktu pembelajaran normal,
sebelum kegiatan pembelajaran
di sekolah atau sesudahnya,
dan saat-saat liburan sekolah. Berbagai
lokasi dapat digunakan untuk pembelajaran outdoor antara lain Lingkungan di
sekitar sekolah dan di luar sekolah. Lingkungan sekolah kaya akan sumber
belajar yang dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Sedangkan
Lingkungan sekitar di luar sekolah memperkaya kurikulum. Berbagai lingkungan
yang dapat digunakan untuk sumber belajar antara lain persawahan, taman, kebun
binatang, museum, kerja proyek, dsb. Pembelajaran di luar kelas dapat menggunakan tiga pendekatan pembelajaran yaitu : (1)
Studi lapangan atau kunjungan lapangan; (2) Pendidikan menjelajah
lingkungan;(3)Sekolah proyek komunitas.
Dalam
rangka Penguatan karakter SMP PGRI 6
Surabaya , Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak
Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Kamis
7/11/2019 Melaksanakan kegiatan
pembelajaran di luar kelas dimulai dari awal kegiatan yaitu Sholat Dhuha ,
Sholat Hajat bersama , Pembacaan
Istighosah bersama , Pembacaan Yasin, Selanjutnya seluruh siswa / siswi
SMP PGRI 6 Surabaya Mulai kelas 7 sampai kelas 9 serta SDS “ AL-IKHLAS Surabaya
makan bersama dengan bekal yang mereka bawak dari rumah, sebelum memulai makan
bersama Bapak Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN , S.H.I Memimpin doa pada pagi hari ini ,
tidak hanya siswa saja yang makan bersama , seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS
Surabaya tetapi juga bapak / ibu dewan guru juga makan bersama- sama dengan
seluruh siswa /siswi . Selesai makan bersama seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6
Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya langsung membersihkan lapangan yang di
pakai untuk kegiatan pembelajaran di luar kelas tersebut, Selesai semua sudah
bersih , seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya
mengambil alat drumband , disamping ada
Yang drumband tersebut , seluruh siswa / siswi Kelas 9 Mengikuti SIMULASI UNBK
Mapel IPA , Sedangkan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya kelas 1.2 Dan 5 Sedang ada
kegiatan Suntikan dari PUSKESMAS Wonokusumo Kecamatan Semampir , Adapun
suntikan dilaksanakan di Ruang UKS Di damping
oleh Ibu YUNI ISMARYATI , S.Pd dan Ibu SUGIARTI , S.Pd. Menurut Kepala SMP PGRI
6 Surabaya , bahwa kegiatan pagi hari ini adalah PENGELOLAAN PEMBELAJARAN LUAR KELAS
UNTUK PENGUATAN KARAKTER, Dimana kegiatan tersebut dalam rangka Memperingati HARI ANAK
INTERNASIONAL Untuk Mengembangkan
Sekolah Ramah Anak ( SRA )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar