Rabu, 06 November 2019

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN LUAR KELAS UNTUK PENGUATAN KARAKTER




































PENGELOLAAN PEMBELAJARAN LUAR KELAS UNTUK PENGUATAN KARAKTER

Manusia dan alam ternyata dapat menjadi sahabat dan guru yang saling bersimbiosis serta mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang sangat mumpuni. Kita bisa belajar dari matahari, bulan , bintang,air, tanah, udara, hewan, tumbuhan dan lain-lain. Sebagai contoh  mari kita amati matahari. Matahari  selalu terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat. Matahari menyimpan banyak energi bagi kehidupan manusia  namun Matahari juga begitu aksiomatik; teratur dan disiplin.    Namun sayang fenomena alam sebagai ilmu praktis ini belum diterapkan secara baik dalam iklim budaya dan karakter bangsa yang menjadi sorotan tajam masyarakat akhir-akhir ini. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan  sebagainya.  Sehingga nilai-nilai yang tumbuh dalam berkehidupan berbangsa kita  menjadi timpang antara harapan dan kenyataan. Pendidikan merupakan upaya mendewasakan seseorang. Dalam proses pendidikan ini bukan hanya bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan. Namun, pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan keterampilan serta perkembangan diri anak dalam wujud karakter yang baik. Pendidikan  yang baik itu seharusnya dapat mengantar peserta didiknya dapat berdiri sendiri (zelfstandig), tidak tergantung kepada orang lain (onafhankelijk), dan dapat mengatur  diri sendiri (vrijheid, zelfbeschikking) (Ki Hadjar Dewantara, 1977: 4 dalam M.Nur Wangid,(2009). Jadi pendidikan seharusnya  memperhatikan keseimbangan cipta, rasa, dan karsa bukan hanya transfer Knowledge saja tetapi sekaligus pendidikan merupakan transfer nilai atau transfer Value.  Pendidikan karakter dapat dilakukan secara terintegrasi  di dalam proses pembelajaran melalui pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung  di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.    Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter menurut kamus dalam pusat bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,  tabiat, temperamen, watak”. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal  yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya). Generasi pendidikan abad 21 merupakan generasi  era milenial. Ciri-ciri generasi ini adalah mereka bersekolah dengan  waktu yang terbatas, mempunyai gaya  hidup Happyness , suka traveling , mandiri, fashionable, suka berkolaborasi, serta menguasai teknologi digital. Banyak fakta di lapangan yang mengindikasikan siswa zaman sekarang memiliki gaya belajar yang berbeda. Tidak sedikit dari mereka yang merasa boring sementara gurunya mengajar di kelas. Ujung-ujungnya mereka meminta izin keluar dan tak pernah kembali alias bolos dan mengunjungi dunia mereka yang menurutnya lebih menantang daripada kelas dan guru mereka yang membosankan. Untuk menyiapkan  kemampuan atau kompetensi peserta didik di era milenial  ini maka tanggung-jawab guru semakin bertambah berat. Guru di era abad milenial ini harus seanntiasa inovatif dan kreatif dalam mendesain  proses pembelajaran di sekolah. Salah satu proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi diatas adalah melalui pembelajaran diluar kelas (Out Door). Pembelajaran di luar kelas atau out door merupakan cara mengajar guru dengan jalan membimbing siswa di lapangan atau pembelajaran yang menggunakan sumber belajar berupa alam sekitar dan bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri , kemudian mentransfer pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dimiliki, diterjemahkan dan dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pembelajaran out door merupakan proses mengasah aktivitas fisik dan social (kerja sama) serta kemampuan berkreasi. Pembelajaran Out door  juga metode  untuk   meningkatkan kapasitas belajar anak. Anak dapat belajar secara lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak keterbatasan. Lebih lanjut, belajar di luar kelas dapat menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di luar kelas lebih menantang bagi siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada di lapangan. Kualitas pembelajaran dalam situasi yang nyata akan memberikan peningkatan kapasitas pencapaian belajar melalui objek yang dipelajari serta dapat membangun ketrampilan sosial dan personal yang lebih baik. Pembelajaran out door dapat dilakukan kapan pun sesuai dengan rancangan program yang dibuat oleh guru. Pembelajaran out door dapat dilakukan waktu pembelajaran  normal,  sebelum  kegiatan  pembelajaran  di sekolah  atau  sesudahnya,  dan  saat-saat liburan sekolah. Berbagai lokasi dapat digunakan untuk pembelajaran outdoor antara lain Lingkungan di sekitar sekolah dan di luar sekolah. Lingkungan sekolah kaya akan sumber belajar yang dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Sedangkan Lingkungan sekitar di luar sekolah memperkaya kurikulum. Berbagai lingkungan yang dapat digunakan untuk sumber belajar antara lain persawahan, taman, kebun binatang, museum, kerja proyek, dsb. Pembelajaran di luar kelas  dapat menggunakan  tiga pendekatan pembelajaran yaitu : (1) Studi lapangan atau kunjungan lapangan; (2) Pendidikan menjelajah lingkungan;(3)Sekolah proyek komunitas.
Dalam rangka Penguatan  karakter SMP PGRI 6 Surabaya , Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir , Pada Hari Kamis 7/11/2019  Melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas  dimulai   dari awal kegiatan yaitu Sholat Dhuha , Sholat  Hajat bersama  , Pembacaan  Istighosah bersama , Pembacaan Yasin, Selanjutnya seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya Mulai kelas 7 sampai kelas 9 serta SDS “ AL-IKHLAS Surabaya makan bersama dengan bekal yang mereka bawak dari rumah, sebelum memulai makan bersama Bapak Ustad ACHMAD SYAIFUDDIN , S.H.I Memimpin doa pada pagi hari ini , tidak hanya siswa saja yang makan bersama , seluruh siswa / siswi  SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya tetapi juga bapak / ibu dewan guru juga makan bersama- sama dengan seluruh siswa /siswi . Selesai makan bersama seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya langsung membersihkan lapangan yang di pakai untuk kegiatan pembelajaran di luar kelas tersebut, Selesai semua sudah bersih , seluruh siswa / siswi SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS “Surabaya mengambil alat drumband  , disamping ada Yang drumband tersebut , seluruh siswa / siswi Kelas 9 Mengikuti SIMULASI UNBK Mapel IPA , Sedangkan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya kelas 1.2 Dan 5 Sedang ada kegiatan Suntikan dari PUSKESMAS Wonokusumo Kecamatan Semampir , Adapun suntikan dilaksanakan di  Ruang UKS Di damping oleh Ibu YUNI ISMARYATI , S.Pd dan Ibu SUGIARTI , S.Pd. Menurut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya , bahwa kegiatan pagi hari ini adalah  PENGELOLAAN PEMBELAJARAN LUAR KELAS UNTUK PENGUATAN KARAKTER, Dimana kegiatan tersebut  dalam rangka Memperingati HARI ANAK INTERNASIONAL  Untuk Mengembangkan Sekolah Ramah Anak ( SRA )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar