NDERES Itu NIKMAT Di SMP PGRI 6 Surabaya
Mencetak GENERASI EMAS UNGGUL
BERKARAKTER Dan Generasi Qur’ani
HARI KE – 341
Kalau ada satu kata yang paling sakral di
keluarga kami, mungkin “nderes” adalah jawabannya. Tidak pernah ada yang
menghitung berapa frekuensi kata tersebut muncul dalam satu hari. tapi, saya
jamin nasehat itu yang paling sering diucapkan oleh ibuku baik kepadaku, maupun
kakak-kakakku. Nderes disini mempunyai arti mengaji Al-Qur’an, yang mana kata
nderes lebih familiar di keluargaku yang memang tinggal di sekitar pesantren. Generasi yang lahir tahun 1970, akan mempunyai pengalaman
belajar al-Qur’an berbeda dengan generasi zaman sekarang. Hampir seluruh santri
yang mengaji waktu itu dengan system sorogan (Methode Turutan), Belajar mengaji
al-Qur’an dengan methode atau memakai kitab Turutan yang dikenal dengan methode
al-Baghdadi. Metode ini merupakan metode yang paling tua dan berasal di ibukota
Iraq, Baghdad. Metode ini dicetuskan oleh Abu Mansur Abdul Qafir Baghdadi.Barangkali
metode ini adalah yang pertama dikenal oleh masyarakat muslim Indonesia. Metode
ini sejak dulu diterapkan oleh para guru atau guru mengaji secara tradisional
di Musholla, Masjid, dan rumah-rumah mereka dan hingga sekarang ini masih ada
beberapa Guru Ngaji yang memakai metode ini. Methode
pembelajaran al-Qur’an dibuat seperti system antri, dalam rangka menguji
kesabaran santri. Setiap santri harus membawa kitab turutan, dan harus
mendapatkan pelajaran dari seorang guru, mereka duduk rapai dengan system
antrian ke kanan dan kiri seorang guru mengaji, dan dalam rangka memudahkan
belajar membaca al-Qur’an mereka memakai alas “Dampar” (meja panjang yang
khusus terbuat dari kayu untuk memudahkan talaqqi ( mendengar, melihat dan
mengucapkan apa yang ditujukkan oleh sang Guru Ngaji dengan media “duding”
(sejenis ijuk/irisan bambu kecil untuk memudahkan pengenalan huruf hija’iyyah
dan harakat ( fathah, dhammah,kasrah,sukun dan tasydid) yang ada pada kitab
turutan. Nderes al-Qur’an adalah satu kebiasaan seorang santri ngaji
al-Qur’an dengan mengulang-ngulang bacaan yang sudah ditashih oleh seorang Guru
Ngaji sebelum mendapatkan tambahan materi dan atau sesudah mendapatkan materi.
Istilah nderes lebih banyak disambung dengan kata al-Qur’an, nderes al-Qur’an,
dan jarang sekali dipakai untuk kata yang lain, umpamanya nderes kitab fiqh
atau tasawuf.Begitu juga dengan istilah Darus atau Tadarus al-Qur’an, juga
berasal dari bahasa arab darasa-yadrusu dengan ditambah huruf ta’ yang berarti
saling (lil musyarakah) tadaarosa-yatadaarosu-tadarusan, bermakna saling
belajar atau mempelajari (Al-Qur’an) secara lebih mendalam.Oleh sebab itu,
kegiatan tadarus al-Qur’an selalu dilakukan oleh beberapa orang dalam satu
tempat. Mereka membaca al-Qur’an secara bergantian, saling menyima’ dan
mengingatkan jika ada bacaan al-Qur’an yang dianggap salah dari sisi bacaan
Tajwidnya.
Dalam menyiapkan Generasi Emas Unggul Berkarakter dan Generasi
Qur’ani di SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang
terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 -9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan
Semampir berbagai macam cara yang dilakukan
di SMP PGRI 6 Surabaya termasuk Pada
Hari Rabu 15/12/2022 Sebelum Kegiatan Pembelajaran Diadakan Kegiatan NGAJI NDERES Dimana Seluruh Siswa / Siswi Dari Rumah Membawa AL QUR’AN
Dimana Seluruh Siswa / Siswi NGAJI Serta Membawa AL QUR’AN Di LAPANGAN
Selama Hampir 30 Menit Tidak Hanya NGAJI Saya Mereka Juga Membaca ASMAUL HUSNAH
Serta SHOLAWAT. Menurut Penulis Yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya
menyampaikan Bahwa NDERES Itu NIKMAT
Serta Semoga dengan NDERES Mereka Menjadi Generasi Emas Unggul Berkarakter dan Generasi
Qur’ani di SMP PGRI 6 Surabaya
Tantangan Guru Siana
# dispendik Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar