Kamis, 15 Desember 2022

NDERES Itu NIKMAT Di SMP PGRI 6 Surabaya Mencetak GENERASI EMAS UNGGUL BERKARAKTER Dan Generasi Qur’ani

 






















































NDERES Itu NIKMAT  Di SMP PGRI 6 Surabaya

Mencetak GENERASI EMAS UNGGUL

BERKARAKTER Dan Generasi Qur’ani

HARI KE – 341

Kalau ada satu kata yang paling sakral di keluarga kami, mungkin “nderes” adalah jawabannya. Tidak pernah ada yang menghitung berapa frekuensi kata tersebut muncul dalam satu hari. tapi, saya jamin nasehat itu yang paling sering diucapkan oleh ibuku baik kepadaku, maupun kakak-kakakku. Nderes disini mempunyai arti mengaji Al-Qur’an, yang mana kata nderes lebih familiar di keluargaku yang memang tinggal di sekitar pesantren. Generasi yang lahir tahun 1970, akan mempunyai pengalaman belajar al-Qur’an berbeda dengan generasi zaman sekarang. Hampir seluruh santri yang mengaji waktu itu dengan system sorogan (Methode Turutan), Belajar mengaji al-Qur’an dengan methode atau memakai kitab Turutan yang dikenal dengan methode al-Baghdadi. Metode ini merupakan metode yang paling tua dan berasal di ibukota Iraq, Baghdad. Metode ini dicetuskan oleh Abu Mansur Abdul Qafir Baghdadi.Barangkali metode ini adalah yang pertama dikenal oleh masyarakat muslim Indonesia. Metode ini sejak dulu diterapkan oleh para guru atau guru mengaji secara tradisional di Musholla, Masjid, dan rumah-rumah mereka dan hingga sekarang ini masih ada beberapa Guru Ngaji yang memakai metode ini. Methode pembelajaran al-Qur’an dibuat seperti system antri, dalam rangka menguji kesabaran santri. Setiap santri harus membawa kitab turutan, dan harus mendapatkan pelajaran dari seorang guru, mereka duduk rapai dengan system antrian ke kanan dan kiri seorang guru mengaji, dan dalam rangka memudahkan belajar membaca al-Qur’an mereka memakai alas “Dampar” (meja panjang yang khusus terbuat dari kayu untuk memudahkan talaqqi ( mendengar, melihat dan mengucapkan apa yang ditujukkan oleh sang Guru Ngaji dengan media “duding” (sejenis ijuk/irisan bambu kecil untuk memudahkan pengenalan huruf hija’iyyah dan harakat ( fathah, dhammah,kasrah,sukun dan tasydid) yang ada pada kitab turutan. Nderes al-Qur’an adalah satu kebiasaan seorang santri ngaji al-Qur’an dengan mengulang-ngulang bacaan yang sudah ditashih oleh seorang Guru Ngaji sebelum mendapatkan tambahan materi dan atau sesudah mendapatkan materi. Istilah nderes lebih banyak disambung dengan kata al-Qur’an, nderes al-Qur’an, dan jarang sekali dipakai untuk kata yang lain, umpamanya nderes kitab fiqh atau tasawuf.Begitu juga dengan istilah Darus atau Tadarus al-Qur’an, juga berasal dari bahasa arab darasa-yadrusu dengan ditambah huruf ta’ yang berarti saling (lil musyarakah) tadaarosa-yatadaarosu-tadarusan, bermakna saling belajar atau mempelajari (Al-Qur’an) secara lebih mendalam.Oleh sebab itu, kegiatan tadarus al-Qur’an selalu dilakukan oleh beberapa orang dalam satu tempat. Mereka membaca al-Qur’an secara bergantian, saling menyima’ dan mengingatkan jika ada bacaan al-Qur’an yang dianggap salah dari sisi bacaan Tajwidnya.

Dalam menyiapkan Generasi Emas Unggul Berkarakter dan Generasi Qur’ani di SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 -9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir  berbagai macam cara yang dilakukan di SMP PGRI 6  Surabaya termasuk Pada Hari Rabu 15/12/2022 Sebelum Kegiatan Pembelajaran  Diadakan Kegiatan NGAJI  NDERES Dimana Seluruh Siswa / Siswi Dari Rumah  Membawa AL QUR’AN

Dimana Seluruh Siswa / Siswi  NGAJI Serta Membawa AL QUR’AN Di LAPANGAN Selama Hampir 30 Menit Tidak Hanya NGAJI Saya Mereka Juga Membaca ASMAUL HUSNAH Serta SHOLAWAT. Menurut Penulis Yang Juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya menyampaikan Bahwa NDERES Itu NIKMAT  Serta Semoga dengan NDERES Mereka Menjadi  Generasi Emas Unggul Berkarakter dan Generasi Qur’ani di SMP PGRI 6 Surabaya

Tantangan Guru Siana

# dispendik Surabaya

#Guruhebat

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar