“ LILITAN EKONOMI DAMPAK
COVID 19
BEKERJA MENJADI BADUT DI
LAMPU MERAH “
HARI KE -630
Maret 2021 ini tepat 1 tahun virus Corona atau Covid-19 masuk
ke Indonesia. Pada 2 Maret 2020 Pemerintah Indonesia mengumumkan
kasus pertama pasien terinfeksi virus tersebut. Kemunculan virus Corona ini menjadi
pukulan berat bagi perekonomian Indonesia.
Seluruh sektor usaha termasuk UMKM ikut terkena imbas. Covid-19 juga berdampak
pada kinerja ekspor impor, angka kemiskinan, inflasi, nilai tukar rupiah hingga
kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ujungnya, pertumbuhan ekonomi
Indonesia dipaksa masuk ke jurang resesi akibat tumbuh minus. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai
27,55 juta orang pada September 2020, atau setara dengan 10,19 persen dari
total penduduk di Indonesia. Angka ini naik 1,13 juta orang (0,41 persen)
dibandingkan posisi Maret 2020, juga meningkat 2,76 orang dibanding September
2019. peningkatan penduduk miskin pada September 2020 sebagian besar terjadi di
perdesaan sebesar 13,20 persen. Sementara untuk posisi perkotaan hanya sebesar
7,88 persen "Kalau kita lihat komposisi penduduk miskin antara kota dan
desa persentase penduduk miskin di pedesaan masih jauh lebih tinggi
dibandingkan di kota," Hanya saja,
menurut BPS ada perbedaan cukup signifikan pada posisi penduduk
miskin di September 2020, di mana sebagian besarnya lebih berdampak di
perkotaan. Hal ini terlihat dari jika dibandingkan posisi September 2019 ada
peningkatan sebesar 1,32 persen. Sementara, posisi penduduk miskin di perkotaan
hanya meningkat 0,60 persen. Dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor
ketenagakerjaan tidak bisa dianggap remeh. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak bagi 29,12 juta penduduk
usia kerja. Beberapa diantaranya menjadi pengangguran. Ida merincikan, sebanyak 2,56
juta menjadi pengangguran karena Covid-19. Lalu, 0,76 juta bukan
angkatan kerja juga ikut kena dampak Covid-19, begitu pula dengan 1,77 juta
orang yang dirumahkan atau tidak bekerja sementara. "Lalu ini yang paling
banyak, 24,03 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja atau shorten
hours karena Covid-19," jelas Menaker dalam rapat kerja dengan Komisi
IX DPR RI, Rabu (25/11/2020). Lebih lanjut, dari total 203,9 juta penduduk usia
kerja, persentase penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 mencapai 14,28
persen, sedangkan angkatan kerja yang terdampak Covid-19 mencapai 20,51 persen.
Sepulang dari menjemput Kakak
Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya
Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan
Semampir Pada Hari Rabu 6/10/2021 Pada
Pukul 15.30 Penulis melintasi Jalan Kenjeran Depan Rumah Sakit Ibu Dan
Anak Ada Pemandangan yang sempat Penulis
meneteskan Air mata , Ada seorang yang menjadi BADUT Joget untuk mendapatkan uang di Lampu Merah
Depan Rumah Sakit Ibu Dan Anak Di JALAN Kenjeran Tersebut. Dalam kesempatan ini
Penulis meneteskan Air mata Dan
Memberikan Uang kepada BADUT Tersebut
Penulis sadar BADUT Melakukan pekerjaan seperti itu karena
Tuntutan Ekonomi , Apalagi Di masa Pandemi COVID Seperti saat ini ,
Kondisi Ekonomi Yang Sangat Pas – Pasan ,
Sehingga Untuk Biaya Hidup sehari – hari dikerjakan termasuk seperti BADUT
Tersebut NGAMEN Di LAMPU Merah. Dalam kesempatan ini Penulis berharap semoga
COVID Segera Selesai sehingga perekonomian di Indonesia Khususnya di Kota
Surabaya kembali normal , Tidak ada Pegawai yang Di PHK Serta Tidak ada yang
mencari UANG Dengan menjadi BADUT Serta Semoga BADUT Tersebut bisa dapat di
bantu oleh PEMERINTAH Untuk meringankan beban keluarga BADUT tersebut Atau
mungkin BADUT Tersebut Bisa mendapatkan Keterampilan untuk mendapatkan uang
dari keterampilan tersebut.
Tantangan Guru
Siana
# dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar