“
Terimakasih Banyak Dharmawanita Persatuan Kota Surabaya Bantuan Bibit Sawi
, Kangkung Sabun CUCI TANGAN “
Hari
Ke - 226
Virus
Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru
dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,
seperti lansia (golon Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.
Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian.Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari
coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,
seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi,
termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.gan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak,
dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Ketahanan pangan adalah
ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah
tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam
kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan.[2] Ketahanan pangan
merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan
suplai pangan penting akibat berbagai faktor seperti kekeringan, gangguan
perkapalan, kelangkaan bahan bakar, ketidak stabilan ekonomi, peperangan, dan
sebagainya. Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi keswadayaan atau
keswasembadaan perorangan (self-sufficiency) dan ketergantungan eksternal yang
membagi serangkaian faktor risiko. Meski berbagai negara sangat menginginkan
keswadayaan secara perorangan untuk menghindari risiko kegagalan transportasi,
namun hal ini sulit dicapai di negara maju karena profesi masyarakat yang sudah
sangat beragam dan tingginya biaya produksi bahan pangan jika tidak
diindustrialisasikan. Kebalikannya, keswadayaan perorangan yang tinggi tanpa
perekonomian yang memadai akan membuat suatu negara memiliki kerawanan
produksi.World Health Organization mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan
pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan.
Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup untuk
kebutuhan dasar. Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara
ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan
adalah kemampuan dalam memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat secara
proporsional. FAO menambahkan komponen keempat, yaitu kestabilan dari ketiga
komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang. Kebijakan sebuah negara dapat
mempengaruhi akses masyarakat kepada bahan pangan, seperti yang terjadi di
India. Majelis tinggi India menyetujui rencana ambisius untuk memberikan
subsidi bagi dua pertiga populasi negara itu. Rancangan Undang-Undang Ketahanan
Pangan ini mengusulkan menjadikan pangan sebagai hak warga negara dan akan
memberikan lima kilogram bahan pangan berharga murah per bulan untuk 800 juta
penduduk miskin
Hampir
7 Bulan Pandemi COVID – 19 Ini melanda Negeri ini Membuat kehidupan masyarakat
serba kebingungan mulai dari sulit mencari uang
serta kesulitan untuk mencari makan.Dimana Pada Hari Kamis 27/8/2020 Ibu
SRI SUPADMI , S.Pd Beserta Ibu DINA AYU
SEPTYARINI , S.Pd Guru SMP PGRI 6
Surabaya dan SDS “ AL-IKHLAS Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan Yang
terletak Di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan
Semampir mendatangi Gedung WANITA Surabaya Menemui Ibu JARIYAH Untuk Mengambil Bantuan BIBIT SAWI Dan BIBIT
KANGKUNG Dari Dharmawanita PERSATUAN Kota Surabaya , Menurut Bapak Kepala SMP
PGRI 6 Surabaya Alumni Jurusan PLS UNESA
Kelahiran APRIL 1984 Bapak H.
BANU ATMOKO , S.Pd Bahwasannya Bantuan BIBIT Tersebut dapat dimanfaatkan oleh
Guru Guru untuk di masak di Rumah agar Bisa Hemat Pengeluaran Apalagi di masa
Pandemi ini harus banyak makan
Sayur sayuran Serta Diharapkan dari
Tanaman Itu nanti bisa di jual Ke pasar
atau masyarakat sekitar Ini Kita Ajarkan Jiwa Ecopreneur Ke Guru Guru kata BANU
ATMOKO, S.Pd
#Tantangan
Guru Siana
#
dispendik Surabaya
#Guruhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar